PGN Optimalkan Integrasi dan Agregasi Dorong Kemandirian Energi di Indonesia
Kitakini.news - Gas bumi kini sudah kompetitif jika dibandingkan dengan fuel cost. Apabila sudah terintergasi dan semakin kompetif, maka PGN dapat meningkatkan andilnya dalam mendorong kemandirian energi di Indonesia.
Baca Juga:
"Tidak bisa dikesampigkan bahwa kita juga punya partner strategic seperti halnya PLN, customer refinery yang kami identifikasi ke dalam rencana penyediaan gas. Kami percaya dengan integrasi dan agregasi, hasilnya akan optimal. Kalau integrasi dengan memanfaatkan infrastruktur eksisting, maka kami bisa melakukan agregasi pada komoditas tersebut, maka harapannya landing price di customer menjadi lebih kompetitif," ungkap Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Rosa Permata Sari dalam keterangan tertulis, Kamis (16/5/2024).
Sebelumnya dalam kegiatan Energy & Economic Outlook Gasfest 2024, Selasa (14/5/2024), Rosa mengungkapkan availability dan accessibility energi merupakan sebuah peranan yang mampu dimainkan oleh PGN, Subholding Gas Pertamina, sebagai pemain utama di ekosistem gas di Indonesia.
Dengan memiliki jaringan infrastruktur gas bumi dan kemampuan dalam pemanfaatan gas beyond pipeline, PGN ingin memastikan bahwa seluruh titik-titik wilayah demand bisa semakin terpenuhi kebutuhan gasnya.
"Kami melihat energi trilema sejalan dengan prinsip 4A+1S, dalam jangka panjang, PGN melakukannya dengan kata kunci yaitu integrasi dan agregasi. Integrasi atas infrastruktur PGN yang eksiting saat ini akan didekatkan dengan sumber-sumber yang ada di Pertamina yang juga menjadi customer," jelasnya.
Sejak tahun 2021, sambung ia, PGN melihat kondisi saat itu bahwa fragmented pipeline network tidak lagi bisa mendukung kebutuhan untuk membangun kemandirian energi. "Yang dibutuhkan adalah integrasi," kata Rosa.
Dengan memanfaatkan kapasitas infrastruktur eksisting, Peluang untuk meningkatkan utilisasi gas bumi adalah sekitar 14%. Sedangkan kalau PGN menggabungkan dengan dengan sumur-sumur baru, kemudian refinery dan petrochemical, maka PGN akan bisa meningkatkan utilisasi sekitar 48%.
Oleh karena itu, pergerakan skema dari fragmented menjadi integrated atas infrastruktur menjadi sangat penting demi kepentingan nasional tidak hanya sekadar kepentingan bisnis PGN semata.
"Pemanfaatan gas bumi domestik akan semakin meningkat dengan sinergi penyelarasan rencana strategis pemanfaatan gas bumi nasional dengan kerjasama PGN bersama seluruh stakeholder, regulator dan calon pelanggan gas bumi disisi hilir yang tentunya akan mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Bagaimana infrastruktur yang sudah terhubung nanti dengan calon-calon pelanggan ataupun eksisting pelanggan kita supaya dapat kita jaga performanya. Ini juga bisa mendorong pertumbuhan customer baru. Diharapkan kemudian di tahun 2030 ke atas akan terjadi keseimbangan antara supply pasokan dan demand," jelas Rosa.
Berdasarkan proyeksi dari SKK Migas, produksi gas akan terus meningkat. Terdapat proyek besar di geng north, penemuan gas baru raksasa di Aceh dan Andaman. Namun infrastruktur terintegrasi jadi tantangan tersendiri, peran PGN menjadi krusial sebagai pengelola infrastruktur gas terbesar di Indonesia.
Dengan pertumbuhannya atas utilisasi gas bumi, maka peran gas bumi di dalam ekosistem energi akan semakin baik lagi khususnya untuk menjadi energi transisi menuju EBT. Bersama dengan Pertamina sebagai holding, PGN menyiapkan Rencana Umum Penyediaan Gas.
"Kami sudah melakukan pemetaan atas kondisi neraca gas balance, supply and demand yang ada. Kemudian bagaimana peluang pemanfatannya untuk infrastruktur eksisting akan berkembang, sehingga akan memenuhi kebutuhan demand demand di kota-kota, kawasan-kawan industri, transportasi melalui CNG, transportasi laut, dengan memahami kondisi neraca gas," ungkap Rosa.