Senin, 16 Juni 2025

Inflasi Sumut Capai 5 Persen, Penyebabnya Kenaikan Harga Komoditi Pangan

- Kamis, 22 Desember 2022 18:29 WIB
Inflasi Sumut Capai 5 Persen, Penyebabnya Kenaikan Harga Komoditi Pangan

Kitakini.news – Tingkat inflasi di Provinsi Sumatera Utara hingga November 2022 telah mencapai 5 persen. Hal ini disebabkan kenaikan harga sejumlah komoditi pangan dari 0 hingga 20 persen sejak 2 pekan terakhir pada Desember 2022.

Baca Juga:

“Kenaikan harga inilah yang menjadi salah satu pemicu tingginya inflasi, selain ketersediaan pasokan barang,” kata Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Sumut Naslindo Sirait mewakili Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumut dalam keterangan Pers terkait perkembangan harga komoditi pangan yang mempengaruhi angka inflasi daerah di Ruang Rapat Lantai VIII Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30 Medan, Kamis (22/12/2022) sore.

Hadir pada Konferensi Pers tersebut Plt Kadis Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut Lusyantini, Kabid Pengelolaan Informasi Publik Iwan Sutani Siregar serta puluhan wartawan unit Pemprov Sumut.

Naslindo mengungkapkan bahwa targetnya hingga akhir tahun dapat bertahan di bawah itu. Namun hingga pekan kedua Desember 2022, kenaikan sudah berada pada kisaran 0,5 persen. Sehingga perlu upaya untuk menahan laju inflasi di 0,4 persen.

“Ke depan kita harus dapat menahan laju inflasi ke kisaran 0,4 persen agar target inflasi di bawah 5 persen dapat dicapai di akhir tahun,” tegasnya.

Naslindo mengungkapkan, penyebab terjadinya kenaikan harga yang memicu tingginya inflasi di Sumut, berdasarkan temuan di lapangan, ternyata beberapa komoditas yang didistribusikan ke luar Sumut. Sementara kebutuhan dalam provinsi sendiri, tidak kalah besarnya.

“Contoh temuan di lapangan pada satu produsen telur ayam, yang mendistribusikan produksinya keluar Sumut. Misalnya kiriman ke Jakarta mencapai 9.616 ikat, Aceh 943 ikat dan Batam 3.710 ikat (15 kg per ikat),” ungkapnya.

Sedangkan untuk distribusi di Sumut khususnya ke Medan, lanjut Naslindo, sebanyak 5.555 ikat. Artinya ada 71persen yang keluar dan hanya 29 persen yang didistribusikan di dalam provinsi, sekaligus penyebab kenaikan harga yang juga terjadi pada komoditi seperti cabai merah.

Berdasarkan data perkembangan harga komoditas pangan selama dua pekan di Desember 2022 (1-16/12/2022), cabai merah mengalamai kenaikan signifikan sebesar 20 persen. Dari Rp28.868/kg di awal Desember, menjadi Rp34.930/kg pada 16 Desember.

Begitu juga cabai rawit hijau yang naik 16 persen selama dua pekan, telur ayam ras naik 3,4 persen, daging ayam 2,9 persen dan ikan gembung 1,2 persen. Kenaikan ini masih memungkinkan untuk bergerak, mengingat semakin dekatnya momentum perayaan hari natal dan tahun baru (Nataru) 2022-2023.

Antisipasi untuk itu, sambung Naslindo, Pemprovsu merancang lima strategi pengendalian inflasi di sisa waktu sepekan terakhir Desember 2022. Yakni meminta seluruh kabupaten/kota menggelar pasar murah secara masif, terutama 5 kota IHK (Indeks Harga Konsumen) seperti Medan, Pematang Siantar, Padang Sidimpuan, Gunung Sitoli dan Sibolga.

“Termasuk, melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke produsen atau gudang penyimpanan, agar tidak ada spekulan yang menahan dan menimbun barang pokok menjelang Nataru,” tuturnya.

Kemudian, masih kata Naslindo, meminta PD Pasar untuk menjadi distributor kebutuhan pokok seperti telur, gula, minyak goreng dan tepung sehingga saluran distribusi menjadi banyak dan tidak dimonopoli pengusaha tertentu.

“Sehingga dapat memotong mata rantai distribusi menjadi lebih pendek. Karena semakin panjang mata rantainya, membuat harga semakin mahal,” tandasnya.

Lebih lanjut Naslindo menerangkan, Pemprovsu juga meminta para produsen agar mengutamakan pemenuhan kebutuhan pasar di Sumut.

“Serta menugaskan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk melakukan perdagangan guna memenuhi beberapa komoditas yang masih defisit seperti bawang putih dan bawang merah dari luar Sumut, bekerjasama dengan petani di Brebes Jawa Barat,” pungkasnya.

 

 





Redaksi


Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Pengusaha Muda Sumut : Promosi Digital Bobby Nasution Bisa Jadikan Sumut Magnet Wisata Kuliner Asia

Pengusaha Muda Sumut : Promosi Digital Bobby Nasution Bisa Jadikan Sumut Magnet Wisata Kuliner Asia

Herna Pardede, Dulu Geluti Dunia Sepak Bola, Kini Taklukkan Bisnis Dekorasi di Medan

Herna Pardede, Dulu Geluti Dunia Sepak Bola, Kini Taklukkan Bisnis Dekorasi di Medan

Shanty Denny Bangga Punya Suami Tak Rewel

Shanty Denny Bangga Punya Suami Tak Rewel

Agatha Chelsea Belum Tahu Honor Sebelum Usia 20 Tahun

Agatha Chelsea Belum Tahu Honor Sebelum Usia 20 Tahun

Bisnis Bareng Raffi Ahmad, Rudy Salim Rugi Rp70 Miliar

Bisnis Bareng Raffi Ahmad, Rudy Salim Rugi Rp70 Miliar

Tanggapan Reza Artamevia soal Dugaan Penipuan Bisnis Berlian: Lapor Balik ke Polisi

Tanggapan Reza Artamevia soal Dugaan Penipuan Bisnis Berlian: Lapor Balik ke Polisi

Komentar
Berita Terbaru