Ratusan Warga Kenagarian Sihotang Korban Banjir, Tuntut TPL Ditutup
Kitakini.news - Warga korban banjir Kenegerian Sihotang, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir melakukan aksi unjuk rasa, Senin (4/12/2023). Pengunjuk rasa meminta agar PT TPL ditutup karena berkontribusi mengakibatkan banjir yang melanda kampung mereka.
Baca Juga:
Memakai pita putih bertuliskan "TUTUP TPL", dan membawa beragam spanduk bertuliskan; massa pengunjuk rasa meminta agar Bupati Samosir Vandiko Gultom menyurati Presiden Jokowi, untuk menutup PT. TPL. Disamping itu, Pemerintah dan PT TPL dituntut untuk merehablitasi ekosistim hutan Sitonggitonggi.
Massa juga meminta PT TPL bertanggungjawab secara finansial dengan memberi uang duka kepada keluarga korban, serta menggantirugi kerusakan rumah, pertanian, infrastruktur seperti sekolah, jalan dan irigasi.
Disampaikan mereka, akibat banjir bandang yang terjadi pada Tanggal 13 September 2023 yang menimbulkan korban jiwa, juga telah merusak 120 hektar lahan pertanian, merusak sekolah SMP Neheri 2 , PAUD, Kantor Desa Siparmahan dan Sejumlah Rumah di Desa Siparmahan Kecamatan harian Kabupaten Samosir Sumatera Utara.
Ratusan massa dalam aksinya, membawa Spanduk yang bertuliskan Tutup TPL. Massa menduga keras bahwa aktifitas PT TPL yang berada di daerah Desa Baniara dan Desa Hutagalung, sebagai salah satu penyebab terjadinya bencana alam banjir bandang yang mengerikan di daerah Kenegerian Sihotang, tepatnya didesa Siparmahan.
"Banjir bandang"membawa lumpur disertai bebatuan dari arah desa Baniara dan Desa Hitagalung menuju Kengerian Sihotang yang jelas adanya aktifitas pihak TPL didaerah tersebut, terutama di sektor Telepon," ujar Mangatur Sihotang selalu orator pengunjuk rasa didalam orasinya.
Pantauan awak media, aksi Demo ini dipantau sejumlah karyawan PT TPL, diantaranya Linggom, Robenton dan lainnya tampak disebuah kantin belakang Kantor Bupati Samosir dan enggan bertemu dengan sejumlah awak media dan apalagi menemui massa.