Sabtu, 19 Juli 2025

Es Kelapa Aidil Akbar: Menyegarkan harapan yang di bakar oleh Terik nya kota Medan

Redaksi - Sabtu, 21 Juni 2025 17:51 WIB
Es Kelapa Aidil Akbar: Menyegarkan harapan yang di bakar oleh Terik nya kota Medan
Aidil, pedagang es kelapa di Jalan Abdullah Lubis Medan, tengah melayani pembeli.. (Foto : Mhd Arif Lubis)
Kitakini.news - Di tengah teriknya siang dan riuhnya lalu lintas Jalan Abdullah Lubis, Medan, ada sebuah pemandangan yang berbeda di depan Masjid Al Jihad. Sebuah gerobak sederhana berdiri teduh di bawah rindang pohon, dikerumuni pelanggan dari berbagai kalangan. Di balik gerobak itu, berdiri sosok bersahaja bernama Aidil Akbar, 47 tahun, penjual es kelapa muda yang sudah delapan tahun setia menjajakan kesegaran alami kepada siapa pun yang singgah.

"Saya lebih nyaman begini. Tidak ada yang mengatur. Dulu saya jualan pecah belah, tapi akhirnya memilih jualan es kelapa muda," ujarnya sambil tersenyum, tangan sigap mengupas kelapa dengan pisau besar yang telah menua bersama waktunya.

Baca Juga:

Aidil memulai usaha ini sejak 2015. Bermodalkan gerobak kayu dan lokasi yang strategis, ia berhasil menarik perhatian para pengendara yang melintas maupun pejalan kaki yang sekadar mencari pelepas dahaga. Tapi yang dijual Aidil bukan sekadar minuman dingin. Es kelapa muda racikannya menjadi oase kecil bagi warga kota yang lelah oleh panas dan hiruk-pikuk keseharian.

"Ini bukan cuma buat haus, tapi juga buat ganti ion tubuh," katanya. Harga yang ditawarkan pun sangat bersahabat, mulai dari Rp5.000 hingga Rp.12.000,-jauh di bawah rata-rata harga pasar. Aidil memilih untuk tetap terjangkau agar semua kalangan bisa menikmati, meskipun itu berarti ia harus mengambil keuntungan lebih kecil.

Hasil penjualannya bergantung pada cuaca. Di hari panas, pendapatan bisa mencapai Rp600.000 hingga Rp700.000 per hari. Namun jika hujan turun atau langit mendung, angka itu bisa turun drastis menjadi sekitar Rp250.000 hingga Rp300.000. "Naik turunnya bukan karena hari libur atau akhir pekan, tapi karena cuaca," ucapnya sembari mengisi kantong plastik dengan air kelapa segar.

Setiap hari, lapaknya buka sejak pukul 10 pagi hingga menjelang malam. Pelanggannya datang dari beragam latar belakang—pengemudi ojek online, pegawai kantoran, warga sekitar, bahkan mahasiswa yang melintas. Banyak yang kembali bukan hanya karena rasa kelapanya yang segar, tapi karena keramahan Aidil yang selalu menyambut dengan senyum tulus dan sapaan hangat.

"Kalau mau dagang, kuncinya jujur, ramah, dan bisa dekat sama pelanggan," katanya.

Di balik gerobak yang sederhana itu, tersimpan perjuangan seorang ayah dan suami yang tengah menafkahi istri serta dua anaknya yang kini beranjak dewasa. Baginya, es kelapa adalah jalan rezeki yang menghidupi keluarga dan menjaga masa depan anak-anaknya tetap menyala.

Aidil adalah contoh bahwa kerja keras di sektor informal bukan berarti tanpa arah. Dengan perencanaan yang matang, ketekunan, dan kepercayaan dari pelanggan, usaha kecil pun bisa menjadi pilar ekonomi keluarga yang kokoh.

Es kelapa Aidil mungkin terlihat biasa saja. Tapi dalam setiap tetes air kelapa yang ia sajikan, ada kisah panjang tentang keteguhan, cinta, dan doa yang tak pernah putus. Mungkin inilah rasa yang tak bisa dibeli di tempat lain, yakni rasa manusiawi yang lahir dari keikhlasan dan pengabdian seorang kepala keluarga kepada orang-orang yang ia cintai.

Penulis adalah Mhd Arif Lubis, Mahasiswa semester VI di UIN Sumatera Utara, Fakultas Ilmu Sosial, Jurusan Ilmu Komunikasi, Nim : 0603223095

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru