Minggu, 06 Juli 2025

Baskami: Pidato Jokowi Ingatkan Kita Tentang Pesan Bung Karno Kepada Insan Pers

- Kamis, 09 Februari 2023 18:12 WIB
Baskami: Pidato Jokowi Ingatkan Kita Tentang Pesan Bung Karno Kepada Insan Pers

Kitakini.news– Pidato Presiden Republik Indonesia Joko Widodo saat menghadiri acara puncak Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2023 di Gedung Serbaguna, Jalan Williem Iskandar/Jalan Pancing, Deli Serdang, Kamis (9/2/2023), mengingatkan kepada Insan Pers Tanah Air di Istana Bogor, 5 Dasarwarsa lalu.

Baca Juga:

 

"Presiden Jokowi meminta kita agar arus informasi yang sedemikian banyaknya untuk mengedepankan integritas. Bung Karno dahulu juga mengingatkan demikian, bahwa jurnalis harus mengedepankan persatuan, jangan gontok-gontokan apalagi fitnah," kata Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera (DPRD Sumut), Baskami Ginting kepada wartawan melalui keterangan tertulis di Medan, Kamis (9/2/2023).

 

Hal ini dikatakan Baskami merespon pidato sekaligus sambutan Presiden Jokowi dihadapan Insan Pers nasional dan lokal pada puncak peringatan HPN 2023 di Medan, Kamis (9/2/2023).

 

Menurut Baskami, dalam pidatonya, Bung Karno terus meng-Upgrade diri. 

 

"Begitu mendengar pidato Bapak Presiden tentang tantangan Pers ke depan, maka saya teringat pesan Bung Karno. Beliau saat itu mengatakan, para wartawan agar melakukan Upgrading diantaranya dengan membaca agar menjawab tantangan ke depan," jelasnya. 

 

Baskami berharap, perubahan platform media dalam menghadapi arus digitalisasi yang dinamis ini, para Insan Pers terus mengedepankan kualitas pemberitaan dengan kaidah jurnalistik. 

 

"Kita semua memiliki tanggungjawab dalan menjaga kepercayaan publik dengan menghadirkan akses informasi yang berkualitas," bebernya.

 

Sebelumnya dalam pidatonya, Presiden Jokowi mengatakan bahwa pada peringatan Hari Pers Nasional sekarang ini dirinya ingin mengatakan bahwa Dunia Pers tidak sedang baik-baik saja. “Saya ulangi, Dunia Pers tidak sedang baik-baik saja," ujar Jokowi.

 

Jokowi merujuk kondisi pemberitaan sekarang yang cenderung sebebas-bebasnya. Oleh karenanya, kepada seluruh Insan Pers.

 

Jokowi juga meminta pemberitaan harus bertanggungjawab dengan mengedepankan kualitas isi dari sebuah produk jurnalistik. 

 

Berikut Pidato Bung Karno yang disarikan dari buku ‘Revolusi Belum Selesai: Kumpulan Pidato Presiden Soekarno 30 September 1965 – Pelengkap Nawaksara’ oleh Asvi Warman Adam, Budi Setiyono dan Bonnie Triyana:

 

“...Wartawan-wartawan Indonesia ini perlu upgrading. Caranya memberi pengetahuan yang luas yang salah satu jalan ialah banyak membaca, banyak membaca, banyak membaca. Saya ini boleh dikatakan sebagian daripada hidup saya itu pekerjaan Cuma membaca, membaca, membaca, membaca dan membaca. Sebab, membaca menambah pengetahuan kita. membuat kita manusia yang kultur yang tinggi nilainya. Saya anggap penting selalu membaca, meskipun saya telah diberi gelar Doctor Honoris Causa 27 kali oleh universitas-universitas.

 

Berikut Isi ungkapan Bung Karno Soal Pers

 

“Pokok daripada keprihatinan saya di waktu-waktu belakangan ini, jikalau aku membaca tulisan-tulisan Saudara di surat-surat kabar, banyak sekali yang Saudara tulis di surat-surat kabar sebetulnya self destruction daripada bangsa kita. Oleh karena apa? Apa yang Saudara tulis itu terlalu berjiwa gontok-gontokan, bakar-bakar semangat etcetera, etcetera, etcetera,”

 

Moral agama melarang, menjaga jangan sampai kita itu menjalankan fitnah. Agapa apapun tidak membenarkan fitnah. Dari segala macam kejahatan sebetulnya fitnah itu adalah yang ter, ter, terjahat. Saudara sebagai wartawan punya pekerjaan itu sebetulnya gawat sekali. Lebih gawat daripada pekerjaanmu. Apa sebab gawat? Oleh karena sampai sekarang ini apa yang ditulis di surat kabar dipercaya. Het volk gelooft het (yang dipercaya masyarakat).

 

Ada kabar misalnya seorang perempuan menjadi hamil, karena ya digeremeti ular! Wah ini wah, di sana ada perempuan jadi hamil digeremeti ular! Saya bilang nonsens! Kapan parantos diserat, di surat kabar! Jadi apa yang ditulis di surat kabar benar menurut anggapan manusia sekarang ini. Coba apapun yang ditulis di dalam surat kabar dipercaya manusia. Dikatakan parantos asup di surat kabar, kan sudah masuk surat kabar. Nggak salah lagi, kalau sudah masuk surat kabar itu sudah nyata benar.

 

Nah, Saudara-saudara, inilah kegawatan pekerjaan Saudara-saudara. Jangan sampai Saudara-saudara mengeluarkan satu perkataan pun dari tetesan pena Saudara yang tidak berisi satu kebenaran. Oleh karena tiap-tiap tetesan pena Saudara dipercayai oleh pembaca. Tanggung jawab Saudara adalah tinggi sekali. Karena itu saya peringatkan, awas jangan sampai tulisan Saudara sebetulnya adalah fitnah.

 

Karena itu saya anjurkan sebelum Saudara menulis barang sesuatu cek dulu, cek dulu, cek dulu, cek dulu. Hati-hati menulis, sebab Saudara-saudara punya pekerjaan adalah pekerjaan gawat sekali. Gawat! Janganlah Saudara itu membantu kepada inilah, hhh, panas-panasan, yang saya namakan gontok-gontokan, gebug-gebugan. Ingat, a great civilisation never goes down unless it destroys itself from within."

 

 









Redaksi

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Jalan Bunga Turi Menuju Pasar Induk Lau Cih Selesai Diaspal

Jalan Bunga Turi Menuju Pasar Induk Lau Cih Selesai Diaspal

Begini Rico Waas Pimpin Apel Perdana Pasca Idulfitri

Begini Rico Waas Pimpin Apel Perdana Pasca Idulfitri

Semarak Ramadhan 1446H, Karyawan XL Axiata Berbagi Kebaikan di Sumatera

Semarak Ramadhan 1446H, Karyawan XL Axiata Berbagi Kebaikan di Sumatera

Berikut Kemudahan dan Kebersamaan di Bulan Ramadan dari IM3

Berikut Kemudahan dan Kebersamaan di Bulan Ramadan dari IM3

Rico Waas Ajak GP Ansor Bangun Medan: "Pemuda Akar, Pohonnya Pemerintah"

Rico Waas Ajak GP Ansor Bangun Medan: "Pemuda Akar, Pohonnya Pemerintah"

Wali Kota Medan:Patroli untuk Ciptakan Keamanan Selama Ramadhan

Wali Kota Medan:Patroli untuk Ciptakan Keamanan Selama Ramadhan

Komentar
Berita Terbaru