Harga Kebutuhan Pokok di Sumut Melonjak, Demonstrasi Belum Jadi Faktor Utama

Kitakini.news - Ketua Tim Pemantau Harga Pasar Sumatera Utara, Gunawan Benjamin, memberikan penjelasan terkait kenaikan harga kebutuhan pokok di wilayah Sumut yang terjadi belakangan ini.
Baca Juga:
Menurut Gunawan, aksi demonstrasi yang tengah berlangsung memang berpotensi menghambat jalur distribusi barang dan jasa, namun kenaikan harga saat ini belum sepenuhnya dipengaruhi oleh demonstrasi tersebut.
"Pada dasarnya, aksi demonstrasi dalam skala besar bisa memaksa banyak pengguna jalan untuk mengalihkan rute atau berhenti sementara, terutama kendaraan niaga yang mengangkut kebutuhan hidup masyarakat. Selain itu, banyak pelaku usaha yang memilih menutup tokonya sementara waktu, bahkan ada produsen seperti petani dan peternak yang ikut aksi demonstrasi," jelas Gunawan, Senin (1/9/2025).
Ia menambahkan, kondisi tersebut memang bisa menyebabkan kenaikan harga kebutuhan pokok di beberapa daerah. Namun, berdasarkan pemantauan melalui Sistem Pemantauan Harga Pangan Strategis (PIHPS), kenaikan harga cabai merah di Kota Medan yang melonjak dari Rp40.300 per kilogram pada Jumat minggu lalu menjadi Rp62.100 per kilogram saat ini, lebih disebabkan oleh penurunan pasokan dan peningkatan permintaan dari daerah seperti Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau.
"Situasi jalur distribusi barang dan jasa saat ini masih terbilang normal. Jadi, kenaikan harga cabai merah belum terganggu oleh aksi demonstrasi yang terjadi belakangan ini," ujar Gunawan.
Sementara itu, harga beras justru menunjukkan tren penurunan di beberapa pasar dengan rentang penurunan antara Rp250 hingga Rp500 per kilogram.
Gunawan juga menyoroti dampak aksi demonstrasi terhadap perekonomian secara makro. "Dalam tatanan ekonomi yang lebih besar, demonstrasi bisa mempengaruhi kebijakan strategis investor dan iklim investasi secara keseluruhan. Jika aksi demonstrasi mencerminkan aktivitas demokrasi yang sehat, maka hal ini justru bisa dipandang positif bagi iklim investasi," tuturnya.
Namun, ia mengingatkan bahwa jika demonstrasi sampai mengganggu aktivitas ekonomi masyarakat secara serius, seperti menghambat distribusi barang dan jasa, maka dampaknya bisa menjadi kabar kurang baik bagi perekonomian.
Dengan demikian, Gunawan menegaskan bahwa aksi demonstrasi memiliki dua sisi, sebagai bagian dari demokrasi yang sehat sekaligus potensi risiko bagi stabilitas ekonomi, tergantung pada skala dan dampaknya terhadap aktivitas masyarakat.

Dapur MBG Disarankan Kurangi Telur Ayam untuk Lauk, Ini Risikonya!

Harga Cabai Merah di Sumut Mulai Turun, Petani Senang Konsumen Lega

Rupiah Terus Melemah, IHSG Terseret ke Zona Merah

Tren Kenaikan Harga Cabai di Sumut Terhenti

IHSG Menguat di Awal Pekan, Rupiah Tertekan Sentimen Global
