Total Aset Perbankan Sumut Kini Rp 331,70 Triliun

Kitakini.news - Stabilitas ekonomi di Sumatera Utara (Sumut) selama tahun 2022 dapat terjaga dengan baik dan menunjukan tren pertumbuhan yang positif. Total aset sektor perbankan sebesar Rp331,70 triliun, meningkat 5,04% dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca Juga:
Dalam keterangan tertulis, Kepala OJK Regional 5 Sumatera Bagian Utara, Yusup Ansori mengatakan pertumbuhan ini di topang berbagai kebijakan dan stimulus yang diberikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam 3 tahun terakhir.
Yakni kepada sektor keuangan meliputi perbankan, pasar modal dan pembiayaan (IKNB) dengan memberi ruang relaksasi kepada nasabah dan industri jasa keuangan seiring meningkatnya beban pembayaran yang ditimbukan Pandemi Covid-19.
"Adanya kebijakan pencabutan PPKM oleh pemerintah pusat dan semakin terkendalinya Covid-19 di Sumut juga berdampak positif terhadap peningkatan mobilitas masyarakat yang menggerakan aktivitas perekonomian ke berbagai sektor usaha," ujarnya.
Hasil survey SNLIK (Survei Nasional Literasi Inklusi Keuangan) menunjukan 51,69% masyarakat Sumut telah menerima informasi keuangan dan 95,58% masyarakat sudah mengunakan produk–produk dari industri jasa keuangan, khususnya sektor perbankan. Hal ini tercermin dengan semakin luasnya jaringan perbankan yang tersebar di seluruh wilayah Sumut.
Terdapat 56 entitas bank umum yang terdiri dari 47 bank umum nasional, 7 bank umum syariah nasional dan 2 bank umum lokal (Bank Mestika Darma dan Bank Sumatera Utara) serta 1.298 jaringan kantor cabang maupun cabang pembantu dan 4.342 jaringan ATM (Anjungan Tunai Mandiri).
Hal ini diharapkan dapat mempermudah masyarakat dan membuat semakin dekat untuk mendapatkan layanan dari perbankan.
Selain bank umum, terdapat juga 53 entitas bank perkreditan rakyat, baik konvensional maupun syariah yang beroperasi di Sumut.
Perkembangan sektor perbankan di wilayah Sumatera Utara selama tahun 2022 menunjukan kinerja yang sangat baik.
Sampai akhir Desember 2022, total Aset sektor perbankan di Wilayah Sumatera Utara sebesar Rp331,70 triliun, meningkat 5,04% dibandingkan tahun sebelumnya.
Total Kredit yang disalurkan perbankan sebesar Rp224,68 Triliun atau tumbuh 5,49%.
Angka rasio NPL (kredit macet) mengalami penurunan sebesar 0,26% dari 2,64% menjadi 2,35%. Hal ini menunjukan mitigasi risiko yang dilakukan oleh perbankan menjadi semakin prudent.
"Sektor perbankan masih memiliki ruang yang cukup besar untuk dapat mengoptimalkan fungsi intermediasi terutama dalam penyaluran kredit ke berbagai sektor usaha," ungkap dia.
Hal ini, sambungnya, dapat kita lihat dari indikator likuiditas industri perbankan (LDR) yang berada pada posisi 72,71% yang terdiri dari LDR bank umum berada pada
posisi 72,04% dan LDR BPR di posisi 78,12%.
"Sektor perbankan diharapkan mampu meningkatkan rasio likuiditasnya dengan tetap menjalankan prinsip kehati-hatian. Jika menggunakan asumsi LDR di angka 78% saja, dengan posisi dana pihak ketiga saat ini, terdapat potensi resh money (dana segar) sebesar Rp 15 triliun untuk disuntikan ke sektor usaha," ujarnya.
Hal ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing, memperbesar size usaha – usaha yang telah berjalan bahkan mampu memunculkan pengusaha - pengusaha baru, yang pada akhirnya akan mampu menyerap tenaga kerja dengan jumlah lebih banyak dan mampu memberikan pertumbuhan ekonomi di wilayah Sumatera Utara.
Redaksi

Pengusaha Muda Sumut : Promosi Digital Bobby Nasution Bisa Jadikan Sumut Magnet Wisata Kuliner Asia

Herna Pardede, Dulu Geluti Dunia Sepak Bola, Kini Taklukkan Bisnis Dekorasi di Medan

Shanty Denny Bangga Punya Suami Tak Rewel

Agatha Chelsea Belum Tahu Honor Sebelum Usia 20 Tahun

Bisnis Bareng Raffi Ahmad, Rudy Salim Rugi Rp70 Miliar
