Minggu, 06 Juli 2025

Distorsi Nilai Luhur, Guru Vs Orangtua

Riswandi - Sabtu, 25 November 2023 19:52 WIB
Distorsi Nilai Luhur, Guru Vs Orangtua
Teks foto : Anggota DPD RI Dedi Iskandar Batubara saya hadir di acara ikatan guru dan dosen belum lama ini. (Firman)

Kitakini.news - Peringatan Hari Guru tahun 2023 menjadi momentum yang dinilai perlu kembali menjadi bahan evaluasi, bagaimana nilai luhur yang mengkultuskan keberadaan profesi guru di kehidupan masyarakat.

Baca Juga:

Anggota DPD RI, Dedi Iskandar Batubara menilai bahwa nilai luhur tersebut kini mengalami perubahan atau distorsi, terutama bagaimana generasi usia sekolah saat ini memiliki hubungan personal yang sedikit lebih longgar dibandingkan dengan apa yang berlangsung setidaknya 10 tahun terakhir setelah era reformasi.

"Barangkali yang pertama itu ada pengaruh perkembangan teknologi informasi yang semakin tahun sejak awal reformasi, semakin luas dan terbuka. Sehingga peran guru dari segi materi keilmuan, ditimpa dengan kehadiran sumber materi dari berbagai situs internet," sebut Dedi Iskandar Batubara yang juga Ketua PW Al-Washliyah Sumatera Utara (Sumut), Sabtu (25/11/2023).

Kemajuan teknologi informasi itu lanjut Dedi Iskandar Batubara, sedikit banyak punya pengaruh bagi perkembangan sikap dan sifat anak didik. Sebab kondisi itu, berjalan seiring dengan hadirnya ponsel pintar yang bisa diakses siapa saja. Bahkan hingga anak-anak usia dini sudah mengenal gawai, yang tidak lain karena izin orangtua.

"Kehadiran teknologi handphone sekarang, telah mengalihkan dunia anak-anak yang dahulunya lebih sering bermain di ruang terbuka bersama teman-temannya, lebih menyukai permainan melalui gawai yang jumlahnya ribuan, bahkan mungkin jutaan pilihan, yang kita tidak tahu persis, mana yang layak untuk dimainkan, sesuai dengan usia atau karakter anak," tambah Dedi Iskandar Batubara.

Selain permainan (games), media sosial serta media informasi lainnya, bahkan sampai materi keilmuan bisa diakses oleh generasi usia belajar saat ini. Sehingga hubungan murid dan guru menjadi terdistorsi dengan sendirinya. Bahwa guru, terlihat tak lagi kultus bagi anak-anak 'zaman now'.

"Yang paling memprihatinkan kita justru, dinamika hubungan antara guru dan murid di sekolah, diwarnai berbagai kabar tentang disharmonisasi anak dengan orang tua kedua' kita. Bahkan tak jarang muncul konflik yang ujungnya pelaporan orang tua murid ke jalur hukum atas perlakuan guru yang barangkali justru hal itu tak seharusnya terjadi, atau tak seharusnya tampil di muka publik," jelas Dedi.

Hal ini kemudian dikaitkan dengan viralnya cerita seorang guru perempuan di media sosial, tentang betapa khawatirnya memberikan peringatan keras kepada anak didik. Sebab, memberikan hukuman tegas kepada anak didik, justru berpotensi dipenjarakan.

"Kita memahami bahwa sekarang bukan masanya lagi mengandalkan hukuman fisik. Tetapi dalam Agama Islam, ada anjuran agar memukul anak jika tidak melaksanakan ibadah salat, tentu pada batas usia yang ditentukan, 10 tahun. Lantas kita bertanya, apakah ini dilakukan oleh orang tua di rumah?," sebut anggota Komite III DPD RI ini.

Karena itu lanjut Dedi, distorsi nilai luhur guru perlu disikapi melalui perbaikan sistem pendidikan yang mengedepankan adab dan akhlak. Tentu saja semua berperan penting, baik orang tua di rumah, guru dan regulasi itu sendiri.

"Komunikasi orang tua dengan guru sekarang ini adalah satu hal penting. Karena sejatinya, ajaran di rumah dan di sekolah perlu diselaraskan. Apalagi lingkungan sekitar (tetangga), berpengaruh pada perkembangan anak. Dan guru juga, harus bisa menunjukkan diri sebagai contoh yang benar-benar baik, menjaga citra diri baik di dalam maupun di luar sekolah. Kemudian sistem pendidikan yang condong kepada pola asah, asih dan asuh. Tidak menitikberatkan kepada pencapaian nilai semata, tetapi akhlak yang baik," sebut Dedi Iskandar Batubara.

Dengan keselarasan tersebut, Dedi Iskandar Batubara berharap ada keselarasan pengajaran, terutama antara guru di sekolah dan orang tua di rumah. "Karena kita tak bisa membendung arus teknologi informasi bagi anak-anak, yang kemudian mendistorsi nilai luhur tadi. Dengan beigtu, kita berharap ekspektasi Indonesia Emas 2045, bisa dicapai, dengan kemunculan generasi cerdas serta berakhlak dan beradab. Selamat hari guru," pungkasnya.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: M Iqbal
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Istri Ulang Tahun, Egy Maulana Vikri Kasih Mobil Baru

Istri Ulang Tahun, Egy Maulana Vikri Kasih Mobil Baru

Seminar Hari Guru ke-79, Pj Bupati Dorong Guru Menjadi Pemimpin Inspiratif

Seminar Hari Guru ke-79, Pj Bupati Dorong Guru Menjadi Pemimpin Inspiratif

Wali Kota Binjai Pimpin Upacara Peringatan Hari Guru Nasional 2024

Wali Kota Binjai Pimpin Upacara Peringatan Hari Guru Nasional 2024

Sambut Hari Guru dengan Berbagi Praktik Baik Tingkatkan Mutu Pendidikan Sumut

Sambut Hari Guru dengan Berbagi Praktik Baik Tingkatkan Mutu Pendidikan Sumut

Guru Supriyani Divonis Bebas di Hari Guru, Tuduhan Aniaya Anak Polisi Tidak Terbukti

Guru Supriyani Divonis Bebas di Hari Guru, Tuduhan Aniaya Anak Polisi Tidak Terbukti

Hari Guru Nasional 2024: Kemendikdasmen Bakal Umumkan Kebijakan Meringankan Beban Guru

Hari Guru Nasional 2024: Kemendikdasmen Bakal Umumkan Kebijakan Meringankan Beban Guru

Komentar
Berita Terbaru