Persoalan Tambang di Madina Harus Dikaji Lebih Dalam, kata Edy

Kitakini.news – Gubernur
Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi meminta pihak kampus membuat kajian lebih
mendalam tentang keberadaan penambangan emas tanpa izin (PETI) di Kabupaten
Mandailing Natal (Madina) yang diduga kuat memicu gangguan kesehatan, terutama Stunting bagi anak, akibat penggunaan
bahan kimia.
Baca Juga:
Hal itu diungkapkan
Gubernur Edy Rahmayadi saat bertemu dengan Direktorat Jenderal Mineral dan
Batubara (Ditjen Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di
rumah dinasnya, Jalan Jend Sudirman Nomor 41 Medan, Kamis (29/12/2022).
Hadir diantaranya
Dirjen Minerba Kemen ESDM Ridwan Djamaluddin beserta jajarannya. Turut
mendampingi, Kepala Dinas ESDM Sumut Rajali, Kepala Dinas Kehutanan Herianto,
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Faisal
Arif Nasution, serta pejabat terkait lainnya.
Dalam paparannya, Ditjen
Minerba Kemen ESDM menyampaikan hasil kajian dampak kegiatan PETI terhadap
permasalahan stunting di Kabupaten Madina, Provinsi Sumut. Mulai dari kajian
tentang tingkat pendapatan, pendidikan, pandangan masyarakat, pengetahuan
pencegahan Stunting hingga sistem
penambangan dan pengolahan hasil tambang emas oleh para penambang.
Bahwa dalam paparan
tersebut disampaikan, pada 10 kecamatan di Madina, kegiatan PETI sudah
berlangsung turun temurun menggunakan sistem mendulang, mendompeng dan
gelundung (menggunakan merkuri). Namun masyarakat menilai aktivitas tersebut
tidak berdampak signifikan terhadap stunting.
Selain itu pengakuan
masyarakat bahwa mereka telah mengetahui stunting dan tingakan pencegaannya.
Seperti pola hidup sehat, pemenuhan gizi serta membersihkan diri usai melakukan
kegiatan penambangan.
Atas paparan
tersebut, Edy minta ada penanganan serius terhadap masalah stunting serta
ganggunan kesehatan yang diidap oleh masyarakat, yang bersinggungan dengan
aktivitas pertambangan (PETI). Seperti menggelar pertemuan intens dengan Bupati
dan Kepala Desa, melibatkan pihak yang berkompeten mengkaji bidang kesehatan.
“Saya minta
akademisi turun tangan untuk penelitian. Saya pastikan setuju untuk melakukan
kajian lebih mendalam. Pastikan ini ditindaklanjuti, mau kita gerakkan,” tegasnya
sembari memaparkan sejumlah kasus gangguan kesehatan serius yang terjadi di
desa-desa yang bersinggungan dengan PETI tersebut.
Kajian ini, lanjut
Gubsu, penting untuk memperlihatkan ada atau tidaknya pengaruh penggunaan bahan
kimia berbahaya dalam penambangan terhadap kesehatan masyarakat di sekitarnya.
“Mengingat beberapa
indikasi mengarahkan antara PETI dengan kasus seperti kelainan kelahiran bayi
(cacat),” pungkasnya.
Redaksi

Jalan Bunga Turi Menuju Pasar Induk Lau Cih Selesai Diaspal

Begini Rico Waas Pimpin Apel Perdana Pasca Idulfitri

Semarak Ramadhan 1446H, Karyawan XL Axiata Berbagi Kebaikan di Sumatera

Berikut Kemudahan dan Kebersamaan di Bulan Ramadan dari IM3

Rico Waas Ajak GP Ansor Bangun Medan: "Pemuda Akar, Pohonnya Pemerintah"
