Asren Minta GPAI Tingkatkan Kualitas Belajar Mengajar PAI

Kitakini.news
– Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) Sumatera Utara diminta agar
bertanggungjawab terhadap kualitas pembelajaran dan pengajaran PAI di sekolah
yakni dengan memperkaya bahan ajaran untuk anak didik.
Baca Juga:
"Gubernur
memberikan atensi yang tinggi dan dukungan penuh dalam pengembangan guru agama
Islam untuk mencetak anak didik yang religius dan bermartabat. Guru PAI harus
memiliki tanggung jawab pada kualitas pendidikan di sekolah," ujar Kepala
Dinas Pendidikan Sumatera Utara (Kadisdik Sumut) Asren Nasution melalui
keterangan tertulis di Medan, Senin (27/2/2023).
Sebelumnya, Asren
Nasution menghadiri acara Muzakarah Pengembangan Kompetensi GPAI Sumut dengan
tema 'Nilai Isra Mikraj Membentuk Karakter Jujur, Benar, Berani, Tulus dan
Ikhlas Menuju Peserta Didik yang Bermartabat' yang berlangsung di Aula
Tengku Rizal Nurdin, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41 Medan, Sabtu (25/2/2023).
Hadir pada
kegiatan tersebut, Guru Besar Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU)
Medan Muzakkir, Ketua Forum Pengembangan Kompetensi Guru PAI Sumut Raudatus
Shafa, serta 400 peserta GPAI SMA/SMK/SLB di Wilayah Cabang Dinas 1, 2, 3
(Medan, Deli Serdang, Binjai, Langkat, Serdang Bedagai).
Menurut
Asren, dengan kegiatan ini tentunya diharapkan para Guru PAI dapat memperkaya
bahan ajar atau materi pembelajaran yang diberikan kepada anak didik
nantinya.
"Kita
targetkan muzakarah akan dilaksanakan setiap bulannya dan diharapkan setiap
materi yang disampaikan akan dijadikan buku untuk memperkaya bahan ajar kepada
anak didik," tuturnya.
Hal senada
juga dikatakan Ketua Forum Pengembangan Kompetensi Guru PAI Sumut Raudatus
Shafa berharap, dengan adanya muzakarah ini dapat meningkatkan kompetensi guru.
Pertemuan perdana ini untuk mengintervensi dan mendongkrak semangat Guru PAI
untuk terus meningkatkan diri dan kualitas pendidikan.
Sementara
itu, Guru Besar UIN Sumut Muzakkir yang memberikan materi sesuai tema pada
kegiatan ini menyampaikan, bahwa peristiwa Isra Mikraj menjadi inspirasi
pengembangan keilmuan bagi umat manusia berdasarkan pendekatan ketuhanan dan
keilmuan yang berjalan seiring.
"Dalilnya
dapat kita lihat di Alquran Surah Al-Isra ayat 1, yang mengajarkan kita teologi
dan saintifik yang luar biasa," ucapnya.
Isra Mikraj
merupakan kekuatan dan spirit baru bagi Nabi Mahammad SAW dalam menghadapi
tantangan umat di medan dakwah. "Dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha
yakni dari tempat mulia ke tempat mulia berikutnya," katanya.
Selain itu,
dalam perjalan menembus batas ini dari Masjidil Aqsha ke langit untuk menerima
perintah salat. Selain itu, perjalanan ke langit ini untuk melihat kebesaran
Allah SWT yang akan menjadi semangat baru dibalik kesedihan yang dihadapi Nabi.
Menurut
Muzakkir hakikat yang diambil dari perintah salat 5 waktu itu adalah Muroqabah
yakni merasakan pengawasan dari Allah SWT, kemudian salat mengajarkan
keberanian dalam kebenaran, hanya takut pada Allah SWT dan takut melakukan
kebatilan.
Hakikat
salat selanjutnya adalah membangun kejujuran dan moralitas, terhindar dari
fahsya dan mungkar, dan yang terakhir salat merupakan sebagai penyejuk hati
serrta mencerdaskan emosional.
Redaksi

Jalan Bunga Turi Menuju Pasar Induk Lau Cih Selesai Diaspal

Begini Rico Waas Pimpin Apel Perdana Pasca Idulfitri

Semarak Ramadhan 1446H, Karyawan XL Axiata Berbagi Kebaikan di Sumatera

Berikut Kemudahan dan Kebersamaan di Bulan Ramadan dari IM3

Rico Waas Ajak GP Ansor Bangun Medan: "Pemuda Akar, Pohonnya Pemerintah"
