Forum Penyelamat USU Minta Muriyanto Fokus Panggilan KPK, Bukan Urus Kursi Rektor

"Ini menjadi pertanyaan besar masyarakat. Panggilan KPK belum juga dipenuhi, tapi beliau justru lebih sibuk memikirkan bagaimana kembali mempertahankan kursi kekuasaan di USU," ujar Taufik.
Baca Juga:
- Dukung Puan Maharani, Repdem Sumut Desak Pemerintah Perkuat Perlindungan Pekerja Migran di Luar Negeri
- Bertemu Itjen Kemendikti, FP USU Desak Pemilihan Ulang Calon Rektor USU Tanpa Calon Bermasalah
- PP IKA USU Serahkan Data Keganjilan Pemilihan, Persoalan Kebun Tabuyung Hingga Artikel “Berbau” Dalle ke Itjen Kemendikti
Ia menilai langkah Muriyanto mencalonkan diri kembali lebih menunjukkan kepentingan kekuasaan pribadi ketimbang menjaga nama baik institusi. Padahal, nama Muriyanto terus disebut masyarakat bukan hanya dalam dugaan kasus korupsi jalan di kawasan Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal yang menjerat tersangka Topan Obaja Putra Ginting dan kawan-kawan, melainkan juga terkait sejumlah persoalan lain.
Forum Penyelamat USU mencatat ada sederet kasus yang dinilai perlu mendapat perhatian serius, di antaranya kejelasan hukum atas lahan seluas 10.000 hektare di Tabuyung, Mandailing Natal yang dijadikan agunan kredit oleh PT Usaha Sawit Unggul (PT USU) ke Bank BNI I, persoalan kebun percobaan Tambunan A di Salapian, Kabupaten Langkat. Selain itu, ada pula dugaan kasus pembangunan kolam retensi USU, proyek Gedung Kolaborasi UMKM Square, hingga beberapa proyek lain yang masih menimbulkan tanda tanya publik.
Menurut Taufik, akan sangat sia-sia bila upaya Muriyanto terus mengklaim dukungan dari mayoritas anggota Senat Akademik USU, yang disebut mencapai 98 suara dari total 112 anggota, jika pada akhirnya status hukumnya berubah dari sekadar saksi menjadi lebih serius. "Kekuatan dukungan senat bisa menjadi mubazir jika status hukum beliau bermasalah. Ini bukan hanya soal kursi rektor, tetapi juga soal masa depan marwah USU," tegasnya.
Forum Penyelamat USU juga menuding Muriyanto sudah menyiapkan strategi cadangan dengan mendorong tiga orang lain yang juga ikut mendaftar dalam penjaringan calon rektor, sebagai upaya mengamankan kepentingannya dalam pemilihan.
Sementara itu, berdasarkan informasi yang beredar di media massa menurut Taufik, sudah ada 12 bakal calon yang resmi mendaftar ke panitia penjaringan. Nama-nama tersebut antara lain Johny Marpaung, dosen Fakultas Kedokteran USU yang baru saja sukses menjadi ketua panitia "3rd International Indonesian Pencak Silat Open Championship 2025"; Popy Anjelisa Zaitun Hasibuan, Wakil Rektor III USU; Syahril Efendi, Kepala Laboratorium Sistem Informasi Prodi S1 Ilmu Komputer FMIPA USU sejak 2005; Isfenti Sadalia, Dekan Fakultas Vokasi; Muriyanto Amin yang masih menjabat sebagai Rektor USU; serta Hasyim Purba, Guru Besar Ilmu Hukum Fakultas Hukum USU sekaligus Ketua Program Studi Magister Kenotariatan periode 2021–2026.

Dukung Puan Maharani, Repdem Sumut Desak Pemerintah Perkuat Perlindungan Pekerja Migran di Luar Negeri

Bertemu Itjen Kemendikti, FP USU Desak Pemilihan Ulang Calon Rektor USU Tanpa Calon Bermasalah

PP IKA USU Serahkan Data Keganjilan Pemilihan, Persoalan Kebun Tabuyung Hingga Artikel “Berbau” Dalle ke Itjen Kemendikti

Ratusan Massa FORMAS Desak Usut Dugaan Penyelewengan Dana Desa Sejak 2017

Itjen Kemendiktisaintek Panggil PPIKA-USU dan FP-USU: Dugaan Suap Hingga Aset dan Proyek Bermasalah Akan Jadi Agenda Pembicaraan
