Belasan Tahun Menabung, Pasutri Penjual Sembako Asal Sibolga Akhirnya Naik Haji

Kitakini.news -Di sebuah rumah sederhana di batas Kota Sibolga, aroma minyak goreng dan rempah-rempah selalu tercium dari pagi hingga petang. Di situlah Askar Simbolon (75) dan istrinya, Asniar Pasaribu (69), menggantungkan harapan mereka selama puluhan tahun, menjual sembako untuk bertahan hidup dan untuk mewujudkan impian mereka berangkat ke tanah suci.
Baca Juga:
Setelah belasan tahun menabung rupiah demi rupiah dari hasil
jualan sembako rumahan, pasangan lansia ini akhirnya berangkat haji di tahun
2025 ini. Air mata haru tak bisa mereka bendung saat mengenang perjuangan di
balik keberangkatan ini.
Setiap pagi, sebelum ayam berkokok, Askar sudah mulai menata
dagangan, beras, gula, telur, minyak goreng, sabun, hingga kopi sachet. Warung
sembako kecil itu menempel di bagian depan rumah mereka. Tak pernah ramai, tapi
cukup untuk mengalirkan rezeki harian.
"Kadang sehari cuma laku lima bungkus mie instan, tapi kami
tetap bersyukur, yang penting bisa nyisihin meski sedikit," kata Asniar
sambil mengusap matanya.
Sejak bertahun-tahun, mereka mulai menabung untuk daftar haji.
Butuh beberapa tahun lebih untuk bisa mendaftar secara resmi karena terbatasnya
penghasilan. Setelah itu, mereka harus menunggu antrean selama belasan tahun.
"Waktu daftar, saya masih kuat angkat karung beras sendiri. Sekarang
sudah harus pakai tongkat bahkan dipapah oleh istri saya. Penyakit sudah banyak
di umur tua ini," ujar Askar belum lama ini.
Tahun 2020, pandemi COVID-19 memukul keras usaha kecil mereka.
Penjualan turun drastis. Mereka hanya bisa bertahan dengan menjual
barang-barang kebutuhan pokok secara hutang ke tetangga yang juga kesulitan.
Di tengah itu semua, mereka kehilangan salah satu anaknya yang
menjadi tulang punggung keluarga. Kesedihan itu membuat mereka sempat enggan
melanjutkan niat berhaji. Namun dukungan keluarga dan jiran tetangga membuat
semangat mereka berdua bangkit kembali.
Awal 2025, mereka menerima kabar dari Kantor Kementerian Agama
(Kankemenag) Kota Sibolga bahwa nama mereka masuk dalam daftar keberangkatan
jemaah haji kelompok terbang (Kloter) 23 Embarkasi Medan.
Mereka akan akan bergabung dengan JCH asal Kota Medan dan
Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta). Kabar itu membuat pasangan suami istri
(pasutri) ini, Askar dan Asniar tak kuasa menahan air mata.
"Rasanya seperti mimpi. Belasan tahun kami menunggu. Sekarang,
saat fisik mulai rapuh, Allah tetap beri kami kesempatan," ujar Asniar dengan
suara bergetar.
Warga kampung pun ikut terharu. Banyak yang datang ke rumah
untuk mengantar dan mendoakan. Bahkan anak-anak mereka bergotong-royong
membantu membelikan perlengkapan haji lainnya.
Kini, mereka akan segera menunaikan rukun Islam yang kelima,
menunaikan ibadah haji dengan langkah yang perlahan tapi pasti. Meskipun tubuh
mereka renta, semangat dan keyakinan dalam hati begitu besar.
"Banyak yang bilang kami sudah tua, tapi bagi kami, ini
perjalanan menuju puncak cinta pada Allah. Kami ingin berangkat dan pulang
dengan hati yang bersih," ujar pasutri ini.
Kisah Askar dan Asniar ini menjadi inspirasi bagi banyak orang di kampung mereka, bahwa ketulusan, kesabaran, dan usaha kecil yang konsisten bisa membawa ke mimpi besar, bahkan hingga ke Tanah Suci.

Kloter Terakhir Embarkasi Medan Telah Diberangkatkan ke Tanah Suci

Jemaah Calon Haji Kloter 16 Asal Labusel Wafat di Makkah

Pesan Ketua PPIH Embarkasi Medan : Perkuat Ibadah Haji dengan Doa dan Istighfar di Tanah Suci

Tukang Sate Naik Haji Setelah Puluhan Tahun Menabung

Wamenag RI Melepas Kloter Pertama Embarkasi Medan, 2 Jamaah Ditunda Keberangkatannya
