Penderita Kanker Leher di Sidimpuan Butuh Uluran Tangan Dermawan dan Pejabat
Kitakini.news -Disebabkan karena ketiadaan biaya untuk berobat ke Kota Medan, Murni Batubara (50) Warga Lingkungan 2, Kelurahan Panyanggar, Kecamatan Padangsidimpuan Utara, Kota Padangsidimpuan hanya bisa pasrah dengan penyakit yang dideritanya.
Baca Juga:
Saat tim media mendatangi rumah sangat sederhana yang ia kontrak berukuran 5x7 Meter, tampak perempuan paruh baya ini tergeletak tak berdaya.
Dirumah kontrakan yang terbuat dari kayu inilah Murni Batubara menahankan rasa sakit karena Kanker yang ia derita selama tiga bulan terakhir.Sedangkan untuk penampakan Kanker Leher tersebut sudah dalam kondisi berarir (pecah) dan benjolan berdiameter 7 Centimeter.
Selain benjolan yang sudah berair, juga aroma tak sedap tercium langsung dikarenakan Kanker yang ia derita sudah kronis.Saat diwawancara media, perempuan paruh baya ini hanya mampu bersuara pelan dan ngos-ngosan disebabkan benjolan dileher yang parah.
"Penyakit saya ini tiga bulan 'Magodang'
(Benjolan), dan rasanya sakit sekali, tak bisa saya ungkapkan 'songon dia'
(bagaimana) rasa sakitnya," ucap Ibu beranak dua ini dengan suara pelan
dan serak.
Dan ketika ditanyai kembali, apakah
sudah pernah berobat kerumah sakit, anak pertama dari wanita paruh baya ini
"Ria" yang duduk disamping ibundanya membantu menjawab pertanyaan wartawan.
"Sekarang hanya bisa berobat
kampung bang. Sedangkan untuk berobat ke rumah sakit umum, terakhir pada 3
bulan lalu dirujuk ke Kota Medan. Dan sesampai di Kota Medan juga langsung
disuruh pulang tunggu tiga bulan lagi. Baru ginilah membesar dan pecah leher
ibuku bang," kata Ria sembari menangis terisak-isak karena melihat kondisi
ibundanya.
Ria melanjutkan, ibundanya tidak
dibawa berobat lagi dikarena tidak ada biaya ke rumah sakit umum dan ke Kota
Medan.
"Nggak ada lagi uang kami bang,
aku pun awal Ramadhan itu dipecat dari pekerjaan sales minuman energi, mungkin
karena mengurus orang tua dan penilaiannya tak bagus kerjaku dirasa mereka.
Untuk makan aja bang sudah susah" ucap ria.
Tidak sampai disitu, anak keduanya
Amarah (17) yang masih duduk dikelas 2 SMA Negeri 4 Padangsidimpuan ini juga
bercerita penderitaan keluarga setelah ibunya mengidap kanker.
"Dulu ibu saya bekerja sebagai
penjual sayur di pasar Sadabuan, jadi terpaksa berhenti jualan. Sekarang kami
sedang perih-perihnya. Kakak dipecat dan mama tidak bekerja dan sakit begini.
Doa kami bang ibu sembuh cuma itu. Kalau memang harus makan satu kali sekali
ngak apa-apa bang asal bisa berobat," ucap siswi ini.
Ditempat yang sama, Yayasan Burangir
yang juga berkunjung ke kediaman ibu Murni, Juli Zega menyebutkan akan turut
membantu.
"Kita juga akan turut membantu
sekuat tenaga. Semoga pemerintah dan para dermawan mau membantu biaya berobat
ini" tegasnya
Orang Baik, kata Juli Zega, dalam suasana
Ramadhan ini, ada seorang ibu yang sedang meringis kesakitan di rumahnya akibat
sakit yang dideritanya. Dia membutuhkan dukungan dan bantuan untuk bisa
membawanya berobat. Dia dan 2 putrinya tinggal di sebuah rumah kontrakan.
Lembaga Burangir membuka donasi
untuk kebutuhan Ibu Murni Batubara di rekening 2008196721 atasnama BURANGIR
Bank Syariah Indonesia (BSI) Confirm donasi ke 082368774440 (Juli
Zega/Burangir). (**)