Junk Food Bisa Rusak Memori Otak dalam Empat Hari

Melansir berbagai sumber, Minggu (5/10/2025), bukan asal klaim. Ahli yang dimaksud berasal dari University of North Carolina's School of Medicine, Amerika Serikat.

Baca Juga:

• Seleksi Rektor USU Diminta Bebas dari Kepentingan Politik, 12 Nama Bakal Calon Mendaftar
• Ilmuwan China Coba Paru-paru Babi untuk Manusia
• Vertigo Bisa Jadi Tanda-tanda Stroke

Penelitian ini pun dipublikasikan di jurnal Neuron. Mereka menemukan fakta yang cukup mengejutkan, konsumsi junk food bisa merusak memori hanya dalam waktu empat hari.

"Kami sudah tahu bahwa diet dan metabolisme berpengaruh pada kesehatan otak," kata peneliti utama, Juan Song.

"Tapi kami tak menyangka ada kelompok sel otak yang sangat rentan dan bisa berubah begitu cepat hanya karena pola makan tinggi lemak dalam jangka pendek," tambahnya.

Ya, para peneliti menemukan kaitan antara pola makan tinggi lemak dengan fungsi kognitif otak.

Menurut Song, junk food dapat membuat sekelompok sel otak di hippocampus yang disebut CCK interneurons menjadi terlalu aktif.

Masalah muncul ketika sel-sel ini kehilangan kemampuan menerima glukosa.

Padahal, glukosa adalah bahan bakar penting agar otak bisa memproses memori dengan baik.

Akibatnya, kemampuan hippocampus untuk menyimpan dan mengolah memori terganggu.

Dalam penelitian tersebut, perubahan pada aktivitas sel otak terjadi sangat cepat, hanya dalam hitungan hari.

Jika kebiasaan ini terus berlanjut, risiko penurunan fungsi memori hingga penyakit neurodegeneratif seperti demensia bisa meningkat.

"Temuan ini menunjukkan betapa cepat makanan yang kita konsumsi bisa memengaruhi kesehatan otak. Intervensi dini penting untuk melindungi memori dan mengurangi risiko masalah kognitif jangka panjang," tambah Song.

Meski begitu, penelitian ini tidak serta-merta melarang konsumsi junk food sama sekali.

Sesekali menikmati burger, kentang goreng, atau camilan manis tentu tidak masalah, yang terpenting adalah menjaga agar porsinya tetap wajar.