Rabu, 02 Juli 2025

Virus Hanta Hebohkan China, Indonesia Delapan Orang Positif

Fitri - Selasa, 01 Juli 2025 22:34 WIB
Virus Hanta Hebohkan China, Indonesia Delapan Orang Positif
Ilistrasi/freepik
Tikus, hewan yang menjadi reservoir virus Hanta
Kitakini.news - Virus Hanta menghebohkan China, tercatat beberapa warga meninggal dunia. Di Indonesia, delapan orang dinyatakan positif.

Melansir berbagai sumber, Selasa (1/7/2025), virus Hanta merupakan keluarga virus yang menyebar lewat tikus dan menimbulkan berbagai sindrom penyakit pada manusia.

Baca Juga:

Para ahli di China lamgsung mencoba menenangkan warga dengan mengatakan bahwa virus ini sebenarnya bukan barang baru dalam dunia virologi.

Bahkan, virus Hanta ini ada jauh sebelum SARS maupun COVID menjadi pandemi di dunia.

Virus hanta pertama kali muncul tahun 1978 di dekat Sungai Hantan, Korea Selatan. Lalu virus itu dinamakan hantan. Saat itu, virus Hanta telah menginfeksi lebih dari 3.000 warga Korsel.

Lalu pada 1981, genus baru yang disebut virus Hanta diperkenalkan sebagai famili Bunyaviridae yang dapat menyebabkan penyakit demam hemoroligik.

Terkait itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat setidaknya ada temuan delapan kasus virus Hanta tipe Haemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS).

Kedelapan kasus tersebut ditemukan berdasarkan data surveilans hingga 19 Juni 2025, usai ramai laporan virus Hanta di Kabupaten Bandung Barat pada akhir Mei lalu.

Delapan kasus tersebut ditemukan di empat provinsi, di antaranya DI Yogyakarta, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Utara

"Kondisinya seluruh pasien sudah sembuh dengan tingkat kematian atau case fatality rate (CFR) 0 persen," ujar Juru Bicara Kemenkes RI, drg Widyawati, Senin (30/6/2025).

Kedelapan pasien mengeluhkan beberapa gejala seperti demam, sakit kepala, nyeri badan, lemas, dan tubuh yang menguning atau jaundice.

Sebagai informasi, penyebab penyakit virus Hanta adalah virus dari genus Orthohantavirus. Tikus dan celurut menjadi reservoir utama penyakit ini.

Tikus yang terkonfirmasi sebagai reservoir virus Hanta merupakan jenis tikus yang dapat ditemukan di lingkungan rumah, sawah, ladang, hingga hutan.

Penularan penyakit terjadi melalui kontak langsung dengan reservoir utama, ekskresinya (saliva, urin, feses) yang mengenai kulit yang luka atau membrane mukosa pada mata, mulut, dan hidung, maupun secara aerosol (debu atau partikel halus yang terkontaminasi).

Hingga saat ini, penularan antar manusia belum pernah terlaporkan.

Penyakit virus Hanta sendiri menyebabkan dua macam gejala klinis, yaitu Hemorrhagic Fever with Renal Syndrome (HFRS) dan Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS).

Tipe HFRS tersebar luas di dunia, terutama di wilayah Eropa dan Asia, dengan masa inkubasi 1-2 minggu dan angka kematian 5-15%, sedangkan tipe HPS hanya ditemukan di Benua Amerika, dengan masa inkubasi berkisar 14 – 17 hari dan angka kematian 60%.

Strain Seoul Virus (SEOV) penyebab tipe HFRS menjadi strain virus yang paling sering ditemukan di Indonesia.

Strain ini menyebabkan manifestasi klinis sedang, di antaranya demam, sakit kepala, nyeri punggung dan perut, mual, kemerahan pada mata, dan ruam.

Pada tahap lebih lanjut, dapat terjadi oliguria dan anuria, perdarahan sistem pencernaan, gangguan sistem pernapasan, dan sistem saraf.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Bukan Mitos, Cacar Api Muncul setelah Orang Kena Cacar Air

Bukan Mitos, Cacar Api Muncul setelah Orang Kena Cacar Air

DPRD Medan Geger: Dua Anggota Dewan Baku Hantam di Kamar Mandi!

DPRD Medan Geger: Dua Anggota Dewan Baku Hantam di Kamar Mandi!

Desa Pematang Gajing Gencarkan Grobyok Tikus Dukung Ketahanan Pangan

Desa Pematang Gajing Gencarkan Grobyok Tikus Dukung Ketahanan Pangan

Awas Ular Masuk Permukiman, Perhatikan Kodok dan Tikus

Awas Ular Masuk Permukiman, Perhatikan Kodok dan Tikus

Mandi Hujan Bikin Kekebalan Tubuh Anak Meningkat

Mandi Hujan Bikin Kekebalan Tubuh Anak Meningkat

Tenang, Menkes Sebut Virus HMPV Bukan Covid-19

Tenang, Menkes Sebut Virus HMPV Bukan Covid-19

Komentar
Berita Terbaru