Awas Zat Kimia di Parfum, Bisa Ganggu Reproduksi

Namun, sebaiknya hati-hati, pasalnya ada zat kimia di dalamnya yang bisa ganggu reproduksi.
Baca Juga:
Melansir berbagai sumber, Kamis (20/3/2025), bahan-bahan kimia yang dimaksud adalah ftalat. Ftalat digunakan sebagai pelarut dan penstabil dalam wewangian.
Selain ftalat, penelitian menyebutkan paraben dan fenol adalah bahan kimia yang digunakan untuk memperpanjang masa simpan wewangian.
Bahan kimia ini dikaitkan dengan masalah kesehatan seperti penyakit jantung dan hipertensi hingga masalah kehamilan dan kelahiran prematur.
"Ftalat dikenal sebagai racun reproduksi," kata Julia Varshavsky PhD, MPH, asisten profesor kesehatan masyarakat dan ilmu kesehatan di Universitas Northeastern.
Beberapa ftalat serta paraben dan fenol merupakan pengganggu endokrin, dapat meniru, menghalangi, atau mengganggu hormon yang diproduksi oleh sistem endokrin tubuh.
Menurut tinjauan tahun 2021 terhadap studi pada manusia dan hewan, paparan ftalat dapat merusak sistem neurologis, perkembangan, dan reproduksi manusia.
Menurut Varshavsky, kontak dengan ftalat telah dikaitkan dengan masalah kesehatan orang pada semua umur, tetapi waktu yang paling sensitif untuk paparan ftalat adalah selama perkembangan janin.
Sedangkan paraben telah dihubungkan dengan infertilitas pada perempuan.
Varashavsky pun mengatakan bahwa sudah ada banyak penelitian khusus tentang efek ftalat pada sistem reproduksi pria.
Menurut dia, paparan ftalat antara lain berhubungan dengan perkembangan sistem reproduksi pria, jumlah dan kualitas sperma rendah, cacat lahir seperti kriptorkismus (testis tidak turun ke skrotum), dan hipospadia, yang mempengaruhi uretra.
Profesor ilmu kesehatan lingkungan di University of Michigan, John Meeker, mengatakan kandungan bahan kimia dalam produk wewangian kadang tidak dicantumkan secara eksplisit pada kemasan.
Paraben biasanya muncul pada label kemasan sebagai metil paraben (MP), butil paraben (BP), etil paraben (EP), atau propil paraben (PP).
Sementara ftalat dapat dicantumkan sebagai dietil ftalat, DEHP, DBP, BBP, atau DEP pada kemasan produk.
"Ini adalah masalah yang dapat dipecahkan. Jika kita menghilangkan paparan, kita dapat dengan sangat cepat mengeluarkannya dari tubuh kita," pungkas Varshavsky.

Ribuan Ekor Ikan Mati Mendadak Diduga Keracunan Limbah PKS di Batubara

Sempat Berbau Amis Ikan, Soimah Balas Dendam dengan Parfum

Video Viral, Wanita Curi Tas Penjaga Toko Modus Beli Parfum

Awas! Ada Sembilan Obat Herbal Dicampur Bahan Kimia

Penderita Kanker Darah di Indonesia Meningkat

Makan Lontong Berbungkus Plastik, Ini Kata Dokter

Tampilan Shita Marino Berubah, Lebih Percaya Diri tanpa Oplas

Kasus Perampasan Mobil, PN Medan Tolak Eksepsi 4 Debt Collector

Michelle Ziudith Suka Jadi Montir dan Cuci Mobil 3 Kali Sepekan

Anak Ricky Perdana Jatuh dari Lantai 2, Pelipisnya Retak

DPRDSU Minta Bobby Sikapi Perseteruan Antara DPRD dan Bupati Tapteng, Bobby: Nanti Kita Cari Solusinya

Resmi Didekati Benfica, Jose Mourinho Siap Comeback Usai Bruno Lage Dipecat

Erick Thohir Dilantik sebagai Menpora: Arah Baru bagi Timnas, pembinaan, dan PSSI?
