Minggu, 26 Oktober 2025

Reshuffle Kabinet Picu Pelemahan Rupiah dan IHSG, Harga Emas Melonjak

Siti Amelia - Selasa, 09 September 2025 21:18 WIB
Reshuffle Kabinet Picu Pelemahan Rupiah dan IHSG, Harga Emas Melonjak
pixabay
Ilustrasi

Kitakini.news - Reshuffle kabinet yang baru-baru ini diumumkan memberikan respons negatif di pasar keuangan Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar Rupiah mengalami pelemahan, sementara harga emas kembali mencatat kenaikan.

Baca Juga:

Menurut ekonom Sumatera Utara, Gunawan Benjamin, pelemahan IHSG yang mencapai 1,78% ke level 7.634 pada perdagangan sore ini merupakan reaksi pasar terhadap ketidakpastian kebijakan pasca-reshuffle. "Pelaku pasar selama ini sudah terbiasa dengan pola kebijakan Menteri Keuangan sebelumnya, Sri Mulyani. Kini mereka masih menunggu realisasi kebijakan dari Menteri Keuangan yang baru," ujarnya, Selasa (9/9/2025).

Gunawan menambahkan, investor cenderung melakukan adaptasi terhadap kebijakan pemerintah yang baru. "Yang paling penting adalah Menteri Keuangan baru dapat menunjukkan sikap profesional dalam mengelola fiskal negara, tanpa terlalu banyak mengakomodir kepentingan pengambil kebijakan di atasnya. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan investor karena pengelolaan keuangan negara menjadi lebih prudent, akuntabel, dan berdaya guna dalam mendorong pertumbuhan ekonomi," jelasnya.

Selain IHSG, nilai tukar Rupiah juga melemah mendekati angka 16.470 per US Dolar, meskipun dolar AS tidak didukung oleh kinerja indikator keuangan Amerika Serikat yang kuat. Pelemahan Rupiah ini menunjukkan sikap hati-hati pelaku pasar terhadap reshuffle kabinet.

Beberapa saham yang menjadi pemicu koreksi IHSG antara lain BBCA, BMRI, BBRI, BBNI, dan WIFI. Sementara itu, harga emas dunia masih menunjukkan tren kenaikan, berada di kisaran 3.644 dolar AS per ons troy atau sekitar Rp 1,94 juta per gram.

Gunawan menegaskan, "Pasar masih dalam posisi wait and see terhadap kebijakan yang akan diambil oleh para menteri baru, terutama Menteri Keuangan. Kejelasan dan profesionalisme dalam pengelolaan fiskal akan menjadi kunci pemulihan kepercayaan investor ke depan."

Dengan kondisi ini, pelaku pasar diharapkan dapat terus memantau perkembangan kebijakan pemerintah agar dapat mengambil keputusan investasi yang tepat.

kamu seorang jurnalis desk ekonomi, buat bahan berikut menjadi berita berbahasa indonesia yang benar, dengan narasumber ekonom sumut, gunawan benjamin. Respon Negatif Reshuffle Buat Rupiah Dan IHSG Melemah, Harga Emas Naik Lagi

Bursa saham di Asia pada perdagangan hari ini ditransaksikan beragam dengan mayoritas ditutup di zona hijau. Kinerja IHSG seperti yang diproyeksikan sebelumnya berpeluang bergerak anomali dibandingkan dengan mayoritas bursa saham Asia lainnya. Pelemahan IHSG dipicu oleh sikap pelaku pasar yang selama ini sudah terbiasa dengan pola kebijakan sebelumnya.

Terlebih dengan kebijakan Menteri keuangan Sri Mulyani sebelumnya. Saya menilai pelaku pasar masih menanti realisasi kebijakan yang diambil Menteri keuangan baru. Karena pelaku pasar cenderung melakukan adaptasi dengan pola kebijakan pemrintah setelah reshuffle kabinet. Yang paling penting Menteri keuangan baru bisa menunjukan sikap professional dalam mengelola fiskal.

Sikap professional tanpa terlalu banyak mengakomodir kepetingan pengambil kebijakan di atasnya. Akan membuat investor yakin bahwa keuangan negara dikelola secara professional, prudent, akuntabel dan berdaya guna dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan memulihkan kepercayaan investor. Kembali lagi, selain IHSG yang melemah 1.78% di level 7.634, kinerja mata uang Rupiah juga melemah dekati 16.500, atau tepatnya di kisaran angka 16.470 per US Dolar di sesi perdagangan sore.

Sejumlah saham yang memicu terjadinya koreksi pada IHSG diantaranya adalah BBCA, BMRI, BBRI, BBNI hingga WIFI. Sementara itu tekanan yang terjadi pada mata uang Rupiah justru disaat US Dolar tidak mendapatkan dukungan dari kinerja sejumlah indikator keuangan AS. Situasi ini memang secara jelas menunjukan respon pasar yang berhati-hati dengan reshuffle kabinet sebelumnya.

Pelaku pasar masih wait and see dengan kebijakan yang akan dilakukan oleh para Menteri tersebut. Terlebih yang akan menjadi sorotan utamanya adalah Menteri keuangan. Terpisah harga emas dunia masih dalam tren naik di kisaran level $3.644 per ons troy, atau sekitar 1.94 juta per gram.

BLACKBOXAI

Reshuffle Kabinet Picu Pelemahan Rupiah dan IHSG, Harga Emas Melonjak

Medan – Reshuffle kabinet yang baru-baru ini diumumkan memberikan respons negatif di pasar keuangan Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar Rupiah mengalami pelemahan, sementara harga emas kembali mencatat kenaikan.

Menurut ekonom Sumatera Utara, Gunawan Benjamin, pelemahan IHSG yang mencapai 1,78% ke level 7.634 pada perdagangan sore ini merupakan reaksi pasar terhadap ketidakpastian kebijakan pasca-reshuffle. "Pelaku pasar selama ini sudah terbiasa dengan pola kebijakan Menteri Keuangan sebelumnya, Sri Mulyani. Kini mereka masih menunggu realisasi kebijakan dari Menteri Keuangan yang baru," ujarnya.

Gunawan menambahkan, investor cenderung melakukan adaptasi terhadap kebijakan pemerintah yang baru. "Yang paling penting adalah Menteri Keuangan baru dapat menunjukkan sikap profesional dalam mengelola fiskal negara, tanpa terlalu banyak mengakomodir kepentingan pengambil kebijakan di atasnya. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan investor karena pengelolaan keuangan negara menjadi lebih prudent, akuntabel, dan berdaya guna dalam mendorong pertumbuhan ekonomi," jelasnya.

Selain IHSG, nilai tukar Rupiah juga melemah mendekati angka 16.470 per US Dolar, meskipun dolar AS tidak didukung oleh kinerja indikator keuangan Amerika Serikat yang kuat. Pelemahan Rupiah ini menunjukkan sikap hati-hati pelaku pasar terhadap reshuffle kabinet.

Beberapa saham yang menjadi pemicu koreksi IHSG antara lain BBCA, BMRI, BBRI, BBNI, dan WIFI. Sementara itu, harga emas dunia masih menunjukkan tren kenaikan, berada di kisaran 3.644 dolar AS per ons troy atau sekitar Rp 1,94 juta per gram.

Gunawan menegaskan, "Pasar masih dalam posisi wait and see terhadap kebijakan yang akan diambil oleh para menteri baru, terutama Menteri Keuangan. Kejelasan dan profesionalisme dalam pengelolaan fiskal akan menjadi kunci pemulihan kepercayaan investor ke depan."

Dengan kondisi ini, pelaku pasar diharapkan dapat terus memantau perkembangan kebijakan pemerintah agar dapat mengambil keputusan investasi yang tepat.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru