Selasa, 26 Agustus 2025

Jebakan Inflasi Mengintai Sumut, Harga Cabai 'Meroket' di Tengah Penurunan Harga Beras

Siti Amelia - Selasa, 26 Agustus 2025 14:24 WIB
Jebakan Inflasi Mengintai Sumut, Harga Cabai 'Meroket' di Tengah Penurunan Harga Beras
pixabay
Ilustrasi

Kitakini.news - Pekan kedua bulan Agustus menunjukkan penurunan harga pada beberapa kebutuhan pokok masyarakat di Sumatera Utara. Namun, Ketua Tim Pemantau Harga Pasar Sumut, Gunawan Benjamin, mengungkapkan bahwa rata-rata harga kebutuhan pokok pada bulan ini masih belum lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.

Baca Juga:

"Beberapa komoditas, seperti cabai merah, cabai rawit, bawang merah, dan daging ayam, masih mencatatkan kenaikan harga," ucapnya, Selasa (26/8/2025).

Secara bulanan, sambung dia, komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga cukup signifikan antara lain cabai merah yang naik sekitar 17%, cabai rawit sekitar 52%, bawang merah sekitar 20%, daging ayam sekitar 10%, dan minyak goreng kurang dari 2%.

Selain itu, terdapat juga beberapa komoditas pangan lain yang harganya lebih mahal di bulan Agustus ini, seperti ikan tongkol dan ikan dencis.

Sementara itu, harga beras mengalami penurunan di bulan Agustus, meskipun penurunan ini belum merata dan lebih terlihat menjelang akhir bulan. Di pasar tradisional, harga beras masih cenderung stabil selama bulan Agustus.

"Dalam proses pencacahan data, beras mungkin belum sepenuhnya dapat dijadikan sampel yang memberikan kontribusi terhadap deflasi," tuturnya.

Gunawan Benjamin memperkirakan bahwa Sumut berpeluang mencetak inflasi minimal 0,34% di bulan Agustus ini. Laju kenaikan inflasi dipicu oleh faktor cuaca yang mengakibatkan produksi sejumlah tanaman pangan tidak maksimal. Selain itu, serapan produk hortikultura dari wilayah Sumut ke daerah lain juga tergolong rendah.

"Contohnya, serapan produk cabai yang seharusnya mengalir deras ke Riau, Kepulauan Riau, hingga Jambi, pada bulan Agustus ini terbilang rendah," ungkapnya.

Hal ini sempat membuat harga cabai merah di pekan lalu mencapai level Rp 20.000 per kilogram. Musim kemarau yang berlangsung dari bulan Juni hingga Agustus juga menjadi salah satu penyebab melemahnya hasil panen belakangan ini.

Meskipun kondisi cuaca di bulan Agustus telah menunjukkan pemulihan, kewaspadaan perlu ditingkatkan. Jika realisasi harga sejumlah kebutuhan pokok justru menunjukkan tren penurunan, deflasi berpotensi terjadi pada bulan September. Namun, lompatan inflasi yang besar juga bisa terjadi di masa mendatang.

"Oleh karena itu, Sumut perlu mewaspadai kemungkinan inflasi tinggi di kuartal keempat tahun 2025," tandasnya.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Gunawan Benjamin : Ekonomi Indonesia Hadapi Tantangan di Usia 80 Tahun Kemerdekaan RI

Gunawan Benjamin : Ekonomi Indonesia Hadapi Tantangan di Usia 80 Tahun Kemerdekaan RI

IHSG Melemah, Sektor Pertambangan Jadi Penopang di Tengah Ketidakpastian Pasar

IHSG Melemah, Sektor Pertambangan Jadi Penopang di Tengah Ketidakpastian Pasar

Berikut Solusi untuk Meningkatkan Produksi Bawang Merah di Sumut

Berikut Solusi untuk Meningkatkan Produksi Bawang Merah di Sumut

Kenaikan Harga Bawang Merah di Sumut Picu Inflasi

Kenaikan Harga Bawang Merah di Sumut Picu Inflasi

Gunawan Benjamin: Dampak Geopolitik ke Harga Kebutuhan Pokok Masih Minim

Gunawan Benjamin: Dampak Geopolitik ke Harga Kebutuhan Pokok Masih Minim

Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok di Sumut Dipicu Masalah Pasokan

Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok di Sumut Dipicu Masalah Pasokan

Komentar
Berita Terbaru