Berikut Solusi untuk Meningkatkan Produksi Bawang Merah di Sumut

Kitakini.news - Ketua Tim Pemantau Harga Pasar Sumut, Gunawan Benjamin, menjelaskan bahwa inflasi di Sumut tercatat sebesar 0,76%, dengan bawang merah sebagai komoditas penyumbang terbesar.
Baca Juga:
Untuk mengatasi tantangan ini, Gunawan merekomendasikan dua langkah strategis. Pertama, pemerintah perlu memberikan edukasi kepada petani tentang teknik penyemaian bibit yang baik.
"Banyak petani yang belum memiliki pengetahuan yang cukup dalam hal ini," ucapnya, Minggu (3/8/2025).
Kedua, pendampingan untuk mendapatkan bibit berkualitas juga sangat penting. Dengan langkah-langkah ini, Sumut dapat meningkatkan produksi bawang merah dan mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar, serta menjaga stabilitas harga di pasar.
Gunawan menekankan bahwa jika masalah ini dapat diatasi, Sumut berpeluang untuk menjadi mandiri dalam produksi bawang merah, sehingga tidak lagi terpengaruh oleh fluktuasi harga yang sering terjadi akibat ketidakpastian pasokan.
Sebelumnya diungkap, kenaikan harga bawang merah yang signifikan di Sumut pada bulan Juli, yang mencapai Rp 50 ribu per kilogram, telah menjadi perhatian serius.
Terlebih pasokan bawang merah dari Jawa yang menurun menjadi salah satu penyebab utama kenaikan harga. Saat ini, Sumut mengandalkan 80% pasokan dari Sumatera Barat, dan hanya 20% dari daerah lokal.
Masalah ini diperparah dengan minimnya bibit berkualitas yang dimiliki petani. Dari satu karung bibit seberat 100 kg, hasil yang diperoleh hanya sekitar 1,5 ton, jauh dari potensi sebelumnya yang bisa mencapai 3 ton.

Reshuffle Kabinet Direspon Negatif, Harga Emas Meroket

Harga Cabai di Sumut Melonjak, Ketua Tim Pemantau Harga Pasar Beri Penjelasan

Harga Kebutuhan Pokok di Sumut Melonjak, Demonstrasi Belum Jadi Faktor Utama

Jebakan Inflasi Mengintai Sumut, Harga Cabai 'Meroket' di Tengah Penurunan Harga Beras

Gunawan Benjamin : Ekonomi Indonesia Hadapi Tantangan di Usia 80 Tahun Kemerdekaan RI
