Stabilitas Pasokan Daging Ayam Diprediksi Kembali Normal

Kitakini.news - Harga daging ayam mengalami kenaikan dalam dua hari perdagangan terakhir. Data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) menunjukkan peningkatan sekitar Rp 1.000 per kilogram di Pasar Dwikora pada tanggal 2 Juli, menjadi Rp 27.250 per kilogram. Sementara itu, di Pasar Horas Siantar, harga daging ayam naik sebesar Rp 2.500 per kilogram, mencapai Rp 30.500 per kilogram.

Baca Juga:

• Gunawan Benjamin : Ekonomi Indonesia Hadapi Tantangan di Usia 80 Tahun Kemerdekaan RI
• IHSG Melemah, Sektor Pertambangan Jadi Penopang di Tengah Ketidakpastian Pasar
• Berikut Solusi untuk Meningkatkan Produksi Bawang Merah di Sumut

Ketua Tim Pemantau Harga Pasar Sumut, Gunawan Benjamin, menjelaskan berdasarkan pengamatan langsung, kenaikan harga daging ayam sekitar Rp 1.000 per kilogram juga terlihat di sejumlah pedagang di Kota Medan dan Deli Serdang.

Kenaikan ini, menurutnya, lebih disebabkan oleh gangguan pasokan di kandang akibat terhambatnya pengadaan pasokan selama libur panjang di awal pekan Juni lalu.

"Dari sisi permintaan, semuanya terpantau stabil. Jadi, kenaikan harga daging ayam saat ini terbilang normal dan diproyeksikan hanya bersifat sementara," ungkap Gunawan, Jumat (4/7/2025).

Ia menambahkan bahwa berdasarkan observasi di lapangan, pasokan diperkirakan akan kembali normal pada pekan depan, meskipun belum dapat dipastikan bagaimana harga akan terbentuk nantinya.

Gunawan juga menyatakan bahwa harga daging ayam berpeluang stabil dengan kecenderungan tidak jauh berbeda dari harga dalam dua pekan terakhir, bergerak dalam rentang Rp 25.000 hingga Rp 31.000 per kilogram.

Ia mengimbau masyarakat untuk tidak panik menghadapi kenaikan harga saat ini, karena tidak ada gangguan serius dalam rantai pasokan dan permintaan tetap stabil.

"Perubahan harga daging ayam sejauh ini masih terkendali. Tidak perlu ada panic buying, karena tren harga sejumlah kebutuhan pokok dalam dua pekan terakhir bergerak mendatar atau sideways. Kenaikan harga saat ini adalah situasi normal, bukan gejolak pasar, jadi masyarakat tidak perlu khawatir," tutup Gunawan.