Rupiah Melemah, Eksportir Sawit Sumut Bersyukur
Kitakini.news - Kinerja mata uang rupiah kian terpuruk manakala Iran melakukan serangan ke Israel. Rupiah yang sebelum Idul Fitri ditransaksikan dikisaran 15.860 per US Dolar meroket hingga melewati 16.200 pada perdagangan di pekan ini.
Baca Juga:
Namun, pelemahan Rupiah bagi ekonomi Sumut tidak semuanya menjadi kabar buruk. Karena ada sebagian orang yang justru diuntungkan atau bahkan menikmati pelemahan rupiah itu sendiri.
Ekonom Sumut Gunawan Benjamin menjelaskan pelemahan nilai tukar rupiah ini menjadi kabar baik bagi para eksportir yang banyak menjual produk komoditas Sumut seperti kelapa sawit.
"Pelemahan Rupiah akan menguntungkan pengusaha eksportir karena pendapatannya dalam mata uang asing umumnya US Dolar. Pelemahan Rupiah akan menambah pundi-pundi keuntungan sebagai bonus dari pelemahan yang terjadi pada Rupiah itu sendiri," tuturnya, Kamis (18/4/2024).
Namun sayangnya, sambung dia pelemahan rupiah saat ini justru diikuti dengan pelemahan harga CPO yang juga turun signifikan.
Harga CPO yang pada tanggal 5 april masih bertahan dikisaran 4.400 ringgit per tonnya. Mendadak turun dikisaran 4.003 ringgit per tonnya saat ini. Harga CPO anjlok sekitar 9% dalam kurun waktu 10 hari terakhir.
Bahkan penurunan harga CPO masih jauh lebih besar dibandingkan dengan pelemahan rupiah yang sekitar 2% dibandingkan sebelum Idulfitri. Pelemahan Rupiah hanya memberikan sedikit keuntungan bagi eksportir CPO.
"Namun jika tanpa pelemahan Rupiah, eksportir jelas akan dirugikan lebih dalam," terangnya.
Meskipun pelemahan Rupiah lebih banyak memberikan dampak buruk bagi perekonomian Sumut. Namun pelemahan rupiah akan disyukuri oleh sebagian masyarakat Sumut yang berprofesi sebagai eksportir.