Mengenal Bika Ambon dan Bolu Meranti, Makanan Khas Medan yang Meminjam Nama Daerah Lain

Baca Juga:
Saking terkenalnya, dua makanan ini identik dengan Medan. Persis dengan teri Medan atau soto Medan atau lontong Medan. Tapi, kenapa namanya memakai nama daerah lain?
Nah, berikut penjelasannya, seperti dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (29/12/2023):
1. Bika Ambon
Nama Bika Ambon memang unik. Meski ada kata Ambon pada namanya, namun bukan berarti kue bika Ambon berasal dari ibukota Provinsi Maluku tersebut.
Ada yang mengatakan, disebut bika Ambon karena pertama kali dijual di simpang Jl Ambon Sei Kera Medan. Jadi, nama jalan tersebut disematkan di belakang nama bika.
Kemudian sumber lain mengatakan, nama bika Ambon berasal dari seorang warga Ambon yang merantau ke Malaysia dengan membawa kue bika.
Nah, setelah tahu rasanya enak, orang tersebut tidak kembali ke Ambon lagi, tetapi singgah di Medan. Sehingga sejak empat puluh tahun lalu bika Ambon jadi sangat terkenal di Medan.
Cerita yang lain mengatakan, bahwa dahulu daerah Amplas terbagi dua, yakni "pabrik" karena terdapat pabrik pengolahan latex, dan "kebon" karena terdapat barak atau perumahan buruh dan kebun tembakau serta kakao.
Nah, menurut cerita ini, bika Ambon sejatinya akronim dari 'Amplas Kebon' tadi. Dengan kata lain kue yang berasal dari buruh di Amplas Kebon, yang dijadikan bekal ketika mereka bekerja.
Ternyata kue itu sangat digemari orang-orang Belanda. Atas dasar itu, warga Tionghoa memasarkan dan bekerja sama dalam pemasaran bika Ambon yang dibuat oleh buruh tersebut.
Cerita selanjutnya, dikatakan bahwa semasa zaman Belanda ketika masih ada di Tanah Deli, seorang Tionghoa melakukan eksperimen dengan sebuah kue. Ia melakukannya di rumahnya, tidak jauh dari kawasan Jalan Majapahit, Medan.
Setelah matang, kue tersebut lalu dicobakan pada pembantunya, seorang pria asal Ambon. Pria tersebut sangat menyukai kue itu, hingga memakannya dengan lahap. Itulah menurut cerita ini mengapa dinamakan bika Ambon.
Cerita yang lainnya menganalisa sejarah penamaan bika Ambon berdasarkan bahasa. Dikatakan, Ambon bukanlah istilah yang menyatakan nama jalan, tempat, asal orang, atau akronim. Namun, Ambon dalam bahasa Medan berarti lembut.
Hingga kini, memang belum ada yang berhasil memastikan sejarah bika Ambon. Artinya, masih ada jejak sosiokultur yang belum tersibak pada sepotong kue ini. Dan, ini menarik untuk ditelusuri.
Yang jelas, kuliner ini terilhami dari kue khas Melayu yaitu bika atau bingka. Kemudian kue itu dimodifikasi dengan menambahkan pengembang dari bahan nira atau tuak, belakangan pakai soda.
2. Bolu Meranti
Nama bolu gulung khas Medan ini tidak sepelik Bika Ambon. Pasalnya tidak banyak cerita yang beredar soal kue ini.
Pun, tidak ada sangkut pautnya dengan Kabupaten Kepulauan Meranti di Provinsi Riau. Dinamakan bolu Meranti, karena memang awal mulanya di Jalan Meranti Medan. Itu saja.
Adalah Ai Ling, seseorang ibu rumah-tangga yang berada di balik bolu gulung ini. Dia memulainya dari menitipkan kue buatannya di toko milik kerabat di Jalan Meranti, Medan.
Ternyata peminat bolu gulung cukup banyak hingga pada 2005 Ai Ling membuka gerai sendiri di Jalan Kruing No 2K, Medan, yang sekalian jadi tempat produksi.
Agar tidak kehilangan pelanggan yang umum beli bolu bikinannya di Jalan Meranti, saat beralih lokasi, nama Meranti lantas masih dipakainya.
Bolu Meranti menjadi oleh-oleh khas kota dan berbeda dari bolu gulung lainnya karena tekstur bolu yang empuk dan tersedia berbagai isi dan toping. Di antaranya isi keju, cokelat, strawbery, moka, nanas, bluebery, dan abon.
Itulah cerita tentang dua kuliner yang memakai nama daerah lain namun sangat identik dengan Medan.

Tiga Penganiaya Jukir hingga Tewas Dihukum 3,5 Tahun Penjara

Gelapkan Rp8,6 Miliar, Supervisor Bank Mega Dihukum Delapan Tahun Penjara

Halal Bihalal Eksklusif Bersama Tenaga Kesehatan dan Media oleh Rumah Sakit Columbia Asia Medan

Anggota OKP Penganiaya Prajurit TNI hingga Buta Dihukum Tiga Tahun Penjara

Kejari Medan Terima Penghargaan atas Penyelamatan Aset Milik PT KAI
