Jumat, 22 Agustus 2025

Romantisme Layar Tancap, Film Anak Medan Menyapa di Car Free Night

Frans - Sabtu, 16 Agustus 2025 23:48 WIB
Romantisme Layar Tancap, Film Anak Medan Menyapa di Car Free Night
Suasana layar tancap saat Medan Car Free Night di Jalan Kesawan, Sabtu, 16 Agustus 2025. (Foto : Frans)

Kitakini.news - Suasana Medan Car Free Night di Jalan Kesawan, Sabtu, 16 Agustus 2025, mendadak riuh. Tepat pukul 22.00 WIB, dari panggung utama terdengar suara MC melalui pengeras suara 10.000 watt yang mengumumkan akan digelar pemutaran film "The Fanciful of Piso Serit" di sisi kiri panggung. Pengumuman ini sontak membuat penonton terkejut sekaligus penasaran. Banyak yang kemudian mengalihkan pandangan dan perlahan melangkah menuju sebuah jalan kecil di sisi kiri panggung, tempat layar tancap telah dipasang sejak pukul 20.00 WIB dan dipadati tamu yang sudah menunggu pemutaran film tersebut. Layar sederhana yang dipasang di balik gedung kafe pojok Kesawan menjadi magnet baru di tengah keramaian Car Free Night.

Baca Juga:

Film "The Fanciful of Piso Serit" sendiri berkisah tentang Malem, seorang perempuan yang setia menunggu kepulangan kekasihnya, Apul, dari medan perang. Meski sang ibu mencoba menjodohkannya dengan pria lain, Malem tetap teguh pada janji pernikahan yang pernah ia buat bersama Apul sejak kecil. Setelah penantian panjang tanpa kabar, Malem kemudian berusaha memanggil sukma Apul dengan bantuan neneknya. Film ini tidak hanya menyajikan kisah cinta, tetapi juga mengeksplorasi nilai tradisi keluarga dan spiritualitas, menawarkan pandangan mendalam tentang hubungan manusia dalam bingkai budaya lokal.

Usai pemutaran film, Kepala Dinas Pariwisata Kota Medan, M. Odi Anggi Batubara, S.S.T.P., M.M., menyampaikan apresiasinya. "Kami menilai kegiatan layar tancap ini sangat positif, terutama dalam mengenalkan perfilman lokal kepada masyarakat. Ini bisa menjadi daya tarik baru sekaligus sarana menyampaikan pesan melalui medium film. Ke depan, kami akan coba mengadakan kegiatan serupa lebih sering, bahkan festival film, agar minat masyarakat semakin tumbuh. Pada akhirnya, kami berharap perfilman lokal juga bisa memberikan nilai tambah secara ekonomi bagi warga Kota Medan," ujarnya.

Sutradara film sekaligus sineas Kota Medan, Orie Semloko, yang hadir malam itu, menyambut baik antusiasme warga. "Kalau bisa, kegiatan pemutaran film di Medan diperbanyak dan diadakan di berbagai lokasi. Semakin banyak spot layar tancap, semakin besar pula kesempatan karya sineas lokal mendapat penonton. Ini penting untuk membangkitkan gairah menonton sekaligus mendukung kreativitas perfilman di Medan," katanya.

Tidak hanya kalangan muda, pemutaran film layar tancap ini juga menjadi ajang nostalgia bagi warga yang pernah merasakan masa keemasan layar tancap di era 1970-an hingga 1990-an. Salah satunya, Sudirman (50), yang datang bersama keluarganya. "Ini tontonan saya waktu masih lajang. Bahkan, saya bertemu istri juga saat nonton layar tancap. Kami berkenalan, pacaran tiga bulan, lalu menikah," kenangnya sambil tersenyum.

Keseruan juga dirasakan kalangan muda. Dessy (20), yang datang bersama teman-temannya dari Binjai, mengaku baru pertama kali menonton layar tancap. "Awalnya cuma mau main-main di Car Free Night, sekalian cari suasana. Eh, ternyata ada pemutaran film. Seru juga nonton rame-rame begini," ujarnya dengan antusias. Yuni, salah seorang temannya, menambahkan, "Apalagi filmnya karya anak Medan, jarang-jarang ada kesempatan seperti ini."

Penggagas ide layar tancap di Car Free Night, MS Frans, juga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kota Medan, khususnya Dinas Pariwisata, yang sudah mendengar dan merealisasikan gagasannya. "Semoga ke depan kegiatan seperti ini bisa menjadi agenda rutin di Car Free Night, agar perfilman lokal terus berkembang dan mendapat tempat di hati masyarakat," harapnya.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Fitri
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru