Minggu, 03 Agustus 2025

Melihat Sisa Kemegahan Melayu Batu Bara lewat Istana Niat Lima Laras

Fitri - Sabtu, 03 Mei 2025 20:37 WIB
Melihat Sisa Kemegahan Melayu Batu Bara lewat Istana Niat Lima Laras
ig@disporabudpar_batubara
Istana Niat Lima Laras
Kitakini.news - Kabupaten Batu Bara, Sumatra Utara, juga punya desrinasi wisata sejarah, namanya Istana Niat Lima Laras.

Bangunan bersejarah ini merupakan peninggalan dari kerajaan Melayu yang ada di pesisir Selat Malaka.

Baca Juga:

Melansir berbagai sumber, Sabtu (3/5/2025), secara administrasi, Istana Niat Lima Laras ini berada di Kecamatan Tanjungtiram, Kabupaten Batu Bara.

Sejatinya Istana Niat Lima Laras ini dibangun pada 1907 dan selesai 1912. Lokasinya dari Kota Medan sekitar 136 kilometer.

Istana ini dibangun berawal dari nazar atau niat seorang Datuk Matyoeda Sri Diraja (Raja Kerajaan Lima Laras XII) yang dikenal dengan nama Datuk Muhammad Yuda.

Beliau adalah putra tertua dari seorang raja yaitu Datuk Haji Djafar gelar Raja Sri Indra (Raja Kerajaan Lima Laras XI).

Niat ini berawal dari larangan berdagang yang diterapkan oleh Pemerintahan Hindia Belanda terhadap para raja yang ditentang oleh Datuk Matyoeda.

Karena sang datuk sering berdagang hasil bumi (kopra, damar, dan rotan) ke Malaka, Malaysia, Singapura, dan Thailand sehingga timbul niat/nazar Datuk Matyoeda untuk membangun sebuah istana apabila dapat berhasil dengan selamat.

Dan ternyata, Datuk Matyoeda dapat berlabuh di Pelabuhan Tanjungtiram dan juga memiliki untung besar dari berdagang hasil bumi.

Sebagai informasi, Kerajaan Lima Laras sebelum memiliki istana, pemerintahan kerajaannya tunduk pada Kesultanan Siak di Riau dan sejak abad ke-16 sering berpindah-pindah.

Pembangunan istana menghabiskan biaya sebesar 150.000 gulden. Selain itu, mendatangkan 80 orang tenaga ahli dari negeri China, Pulau Penang Malaysia, dan sejumlah tukang yang berasal dari sekitar pembangunan istana.

Istana Niat Lima Laras mememiliki luas 102x98 meter dengan denah persegi panjang seperti pola penyusun sebuah kubus atau balok.

Bangunan ini berlantai tiga dengan luas 40 x 35 meter. Menghadap ke timur yang ditandai dengan pintu masuk utama berada di sisi timur bangunan.

Istana Lima Laras mempunyai 4 anjungan yaitu barat, timur, utara dan selatan. Istana iniberarsitektur Melayu, terutama pada model atap dan kisi-kisinya.

Namun, ada juga bagian yang berornamen China, terlebih pada lantai pertama yang terbuat dari beton dan yang dipergunakan untuk ruangan musyawarah.

Lantai dua dan lantai tiga diperuntukan sebagai tempat tinggal keluarga kerajaan dan terbuat dari kayu.

Secara keseluruhan istana ini memiliki 28 pintu dan 66 pasang jendela.

Hingga berdirinya istana pada 1912, tujuh tahun kemudian sang datuk atau raja mangkat sekaligus penanda berakhirnya kejayaan Kerajaan Lima Laras.

Aktivitas di istana berakhir pada 1923, yaitu akhir dari pemerintahan Datuk Muda Abdul Roni.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Gagal Lestarikan Budaya dan Kesenian di Langkat, Mahasiswa Demo Dinas Pariwisata

Gagal Lestarikan Budaya dan Kesenian di Langkat, Mahasiswa Demo Dinas Pariwisata

Penrad Siagian dan ATR/BPN Sepakat Selesaikan Konflik Agraria Simpang Gambus

Penrad Siagian dan ATR/BPN Sepakat Selesaikan Konflik Agraria Simpang Gambus

Gemes ke-8, Hujan, Meriah dan Berbudaya

Gemes ke-8, Hujan, Meriah dan Berbudaya

Gendang Melayu Bergema di Tengah Hujan, Gemes ke-8 Resmi Dibuka Meriah

Gendang Melayu Bergema di Tengah Hujan, Gemes ke-8 Resmi Dibuka Meriah

Halua, Manisan Unik Khas Melayu Langkat

Halua, Manisan Unik Khas Melayu Langkat

Rasidah, Kue Khas Melayu Deli yang Bertabur Bawang Goreng

Rasidah, Kue Khas Melayu Deli yang Bertabur Bawang Goreng

Komentar
Berita Terbaru