Minggu, 15 Juni 2025

Wajik Paceren, Bukti Keragaman di Berastagi

Fitri - Selasa, 29 April 2025 19:33 WIB
Wajik Paceren, Bukti Keragaman di Berastagi
ig@myfoodiestory
Wajik Peceren
Kitakini.news - Buah tangan atau oleh-oleh biasanya identik dengan daerah tertentu. Begitu juga dengan Berastagi yang terkenal dengan buah, bunga, dan sayurnya.

Namun, Berastagi juga punya wajik. Namanya, wajik Peceren. Kenapa bisa, bukakankah wajik dikenal sebagai makanan orang Jawa sementara Betastagi itu Karo?

Baca Juga:

Melansir berbagai sumber, Selasa (27/4/2025), tulah sebab wajik Peceren adalah bukti keragaman yang ada di Berastagi, Tanah Karo. Nyatanya, usaha kue ini telah demikian maju selalu diincar pelancong.

Kue khas masyarakat Jawa ini pun kini bisa dikatakan sebagai buah tangan andalan dari Kota Wisata tersebut.

Persis dengan tempat asalnya di Jawa, wajik Peceren di Berastagi Karo juga menggunakan ketan alias pulut. Kue ini berwarna cokelat dan tentu saja berasa manis karena memakai gula aren.

Penyebutan Peceren untuk wajik tersebut tak lain untuk menandakan daerah, sekitar dua kilometer dari pusat Kota Berastagi.

Kue tradisional ini awalnya dikenalkan oleh etnis Jawa yang bermigrasi ke Tanah Karo. Mereka bekerja menjadi buruh tani di ladang masyarakat Karo di sekitaran Peceren, Desa Sempa Jaya.

Seiring waktu mereka mencoba usaha sampingan berjualan pecal dan kue keliling, terutama wajik.

Lambat laun wajik digemari oleh pembeli. Usaha mereka terus berkembang hingga berhasil membuat warung atau warung makan.

Merunut sejarah, warung wajik mulai berdiri pada tahun 1950 di kawasan Peceren. Eksistensi warung wajik di Peceren mulai berkembang pada kurun tahun di mana bermunculan rumah makan serupa dengan konsep yang sama.

Setidaknya hingga kini telah berjejer warung Wajik Peceren yang ternama. Sebut saja Warung Wajik Peceren H Ngadimin, Warung Bahagia H Suparman, Wajik Bahagia Ai dan sebagainya.

Yang jelas, kehadiran wajik sebagai makanan andalan cukup unik. Tidak hanya karena makan itu berasal dari Jawa, tapi rasa yang manis cenderung berlawanan dengan lidah orang Sumatra Utara secara umum yang lebih suka pedas dan asam.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Frans Dante Desak Penertiban Tempat Cuci Kendaraan di Pinggir Jalan

Frans Dante Desak Penertiban Tempat Cuci Kendaraan di Pinggir Jalan

Judi Marak di Karo, Warga Minta Kapoldasu Evaluasi Kinerja Polres

Judi Marak di Karo, Warga Minta Kapoldasu Evaluasi Kinerja Polres

Polres Siantar Tangkap Residivis Edarkan Sabu di Kampung Karo

Polres Siantar Tangkap Residivis Edarkan Sabu di Kampung Karo

Tangani Hama Lalat Buah, Petani di Sumut Harus Pahami Pola Tanam dan Perhatikan Iklim

Tangani Hama Lalat Buah, Petani di Sumut Harus Pahami Pola Tanam dan Perhatikan Iklim

Kembalikan Kejayaan Jeruk Karo, Bobby Putuskan Intervensi Penanganan Hama Lalat Buah

Kembalikan Kejayaan Jeruk Karo, Bobby Putuskan Intervensi Penanganan Hama Lalat Buah

Kurir Narkoba Nyaru Jadi Pekerja Migran Selundupkan 12,8 Kg Sabu dari Malaysia

Kurir Narkoba Nyaru Jadi Pekerja Migran Selundupkan 12,8 Kg Sabu dari Malaysia

Komentar
Berita Terbaru