Pelleng, Nasi Khas Pakpak yang Sarat Makna

Melansir berbagai sumber, Senin (28/4/2025), sejatinya kuliner khas Pakpak ini secara bentuknya mirip seperti nasi tumpeng makanan khas Jawa. Namun, soal rasa tentu berbeda.
Baca Juga:
Pelleng adalah nasi yang ditumbuk dengan kunyit sampai bentuknya menjadi nasi lembek yang berwarna kuning.
Biasanya pasangan nasi pelleng ini adalah gulai ayam serta rendang yang diletak di bagian atas kemudian disiram dengan kuah.
Untuk pengolahannya, beras dimasak seperti menanak nasi akan tetapi sedikit lebih lunak dengan menggunakan santan. Sebelum ditanak, ada penambahan bumbu seperti kunyit, bawang merah yang sudah dihaluskan, serta bagian dalam batang cikala (kincung) yang berwarna putih.
Setelah matang lalu dicampur dengan cabai merah yang dihaluskan, dan jeruk nipis sesuai selera. Dan untuk proses pengelolahan gulai ayam, sama seperti memasak gulai ayam pada umumnya, dengan menambahkan kelapa gongseng yang telah dihaluskan.
Ada juga yang disebut tek-tek, yakni bagian yang terpenting ayam yang dicincang yang biasanya diletakkan di atas pelleng tersebut.
Pelleng disajikan dengan cara dibentuk setengah bulatan, lalu di atasnya ditaburkan tek-tek dan cabai merah yang dibelah dan ditancapkan di atasnya.
Pelleng bagi masyarakat Pakpak terdiri dari lima macam seperti pelleng kelasen, simsim, boang, keppas, dan pelleng pegagan.
Itulah sebab, bagi suku Pakpak di manapun berada, pelleng adalah sesuatu yang penting. Pun, makanan khas ini dianggap bisa membangkitkan semangat.
Sebagai makanan khas bagi Suku Pakpak, pelleng biasanya hadir dalam segala aktivitas, terutama ketika akan memulai sesuatu atau wujud syukur.
Pada masa lampau, pelleng merupakan makanan bagi mereka yang hendak berangkat berperang. Sebelum berangkat ke medan perang, maka mereka menyantap pelleng sebagai makanan yang berfungsi untuk membangkitkan semangat dan keberanian.
Kini kuliner ini dibuat ketika dimulainya suatu pekerjaan seperti saat seorang anak yang akan menempuh ujian, meratau, berhasil dengan apa yang dicita-citakan, hendak meminang, hajatan, bercocok tanam, membuka lahan baru, bahkan setelah panen sebagai rasa syukur.

Residivis 5 Kali Dipenjara, Kembali Beraksi Curi 3 Ekor Ayam Siam

Jalan Nasional Amblas di Dairi Belum Diperbaiki

Kekurangan Anggaran, BWS Sumatera II Harus Kolaborasi Dengan Komisi D DPRD Sumut

Jemaah Kloter 10 KNO Gelar Pemantapan Bimbingan Manasik Jelang Armuzna

Tawarkan Destinasi Beda, Asia Tengah Curi Perhatian Dunia
