Timbul Jaya Sibarani: Tak Ada Alasan Gantikan Musa Rajekshah Pimpin Golkar Sumut

Kitakini.news - Menjelang Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Sumatera Utara, beberapa nama mulai mencuat sebagai calon Ketua DPD Partai Golkar Sumut.

Baca Juga:

• Soal oknum Anggota DPRD Sumut dan Wartawan, Ini Tanggapan Erni
• P-APBD Sumut 2025 Prioritaskan Infrastruktur, Kesehatan, dan Pendidikan
• Sekretaris Komisi E DPRD Sumut Bantah Usir Wartawan Saat Rapat Dengan Disdik

Namun politisi senior Golkar, Timbul Jaya Sibarani menegaskan tidak ada alasan untuk menggantikan Musa Rajekshah, yang akrab disapa Ijeck, dari posisinya sebagai Ketua DPD Golkar Sumut.

"Kalau kita lihat secara objektif, tidak ada celah untuk mengganti beliau. Publik masih percaya dengan kepemimpinan beliau dalam membawa Golkar Sumut kearah yang lebih baik," ujar Timbul kepada wartawan di gedung DPRD Sumut Jalan Imam Bonjol Medan, Rabu (4/6/2025), saat dimintai tanggapannya terkait dinamika Musda Golkar Sumut.

Timbul yang juga Ketua Komisi D DPRD Sumut menekankan bahwa sah-sah saja jika ada pihak yang ingin maju dalam Musda, namun semua pihak sebaiknya tetap mengedepankan etika politik dan kebersamaan dalam tubuh partai.

"Orang bisa saja melakukan berbagai cara untuk mencapai tujuan, tetapi kita harus tetap berada dalam koridor yang benar. Kepemimpinan Ijeck masih sangat solid, dan sejauh ini belum ada urgensi ataupun alasan kuat untuk mengganti beliau," tambah Timbul yang juga Ketua DPD Golkar Simalungun.

Dengan dukungan yang terus mengalir dan belum adanya jadwal resmi Musda, posisi Musa Rajekshah sebagai Ketua DPD Golkar Sumut tampaknya masih kokoh. Dinamika internal partai menunjukkan bahwa kepemimpinan Ijeck masih mendapatkan kepercayaan dari berbagai pihak.

Soal adanya riak riak yang mencoba menggoyang kepemimpinan Ijek, Timbul mengatakan, hal itu biasa dalam dunia demokrasi. Apalagi dalam partai senior yang sudah malang melintang di dunia politik tanah air.

"Kalaupun ada yang mencoba menggoyang kepemimpinan Pak Ijek, itu hal biasa dalam dunia demokrasi di tubuh Golkar," tegasnya. (**)