Ricky Rangkuti Pembina Boby Lovers, Mengutuk Keras Spanduk Kampanye Hitam

Kitakini.news - Keberadaan spanduk Black Campaign (kampanye hitam) terhadap Muhammad Bobby Afif Nasution atau biasa disapa Bobby Nasution, mulai terjadi di beberapa titik di Kota Medan.
Baca Juga:
Dari temuan relawan Boby Lovers pada Senin (19/8/2024) malam
di Medan, ditemukan ada pemasangan spanduk kampanye hitam. Pemasangan spanduk
tersebut diketahui ada di daerah Medan Kota. Yaitu di simpang Tirtanadi Jl.
Rahmadsyah dan yang kedua ada di Amaliun dekat jalan laksana Medan dan sejumlah
titik lokasi lainnya di Medan.
Menanggapi hal tersebut, Ricky Rizaldi Rangkuti selaku
Pembina Boby Lovers Sumatera Utara mengutuk keras atas tindakan pihak yang
tidak bertanggung jawab tersebut. Ricky menyatakan bahwa pemasangan spanduk
dari pihak yang tidak bertanggung jawab ini merupakan upaya menjelekkan Bobby
Nasution sebagai calon Gubernur Sumatera Utara.
Apalagi dari temuan dilapangan, ditemukan bahwa pemasangan
spanduk kampanye hitam ini, sengaja dipasang pas di bawah spanduk Boby Lovers.
"Kami mengutuk pemasangan spanduk dari pihak-pihak yang
tidak bertanggung jawab ini, dan kami sebagai relawan Boby Lovers akan
melakukan penertiban, karena hal tersebut adalah tindakan yang tidak baik. Kami
menganggap pemasangan spanduk tersebut adalah sebagai kampanye hitam (black
campaign), saya juga meminta kepada aparat penegak hukum, untuk dapat mengusut
pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab ini, demi menjaga kondusifitas jelang
Pilkada Gubernur Sumut,"ungkapnya.
Senada dengan hal tersebut, Aspiadi Nasution selaku Ketua
Umum Boby Lovers Sumatera Utara mengutuk spanduk yg provokatif tersebut.
"Mulai hari ini, saya selaku Ketua
Umum telah menginstruksikan ke seluruh pengurus daerah Boby Lovers
Kabupaten/Kota Se-Sumatera Utara, untuk dapat menertibkan spanduk-spanduk
kampanye hitam terhadap Bobby Nasution. Kami menjaga kondusifitas Pilkada
Gubernur Sumut, Tapi kami juga tidak mau diserang seperti ini," ungkapnya.
Isu Blok Medan
Dari pantauan wartawan dilapangan, bahwa apa yang dikesalkan
oleh Relawan Boby Lovers ini, dikarenakan adanya spanduk yg bernada provokatif
yang bertuliskan "Selamat Datang di Blok Medan".
Pengamat Politik dan Hukum, Rio Affandi Siregar menyatakan
bahwa Isu Blok Medan ini, memang akhir-akhir ini terus digaungkan di media
cetak dan media massa. Blok Medan pertama kali diketahui dari Persidangan kasus
suap Gubernur Maluku Utara.
Menurut Rio, masyarakat jangan terburu-buru menghakimi Bobby
Nasution itu terlibat dalam kasus suap Gubernur Maluku Utara. Perlu diketahui
bahwa, operasi tangkap tangan (OTT) KPK terhadap Gubernur Maluku Utara Ghani
Kasuba pada 18 Desember 2023 merupakan kasus suap yang pelakunya tidak ada
hubungan dengan Bobby Nasution. Kemudian kasus suap tersebut juga terkait
proyek infrastruktur di Maluku Utara.
Sedangkan Nama Bobby Nasution itu muncul pada persidangan
Ghani Kasuba. Dimana dalam persidangan tersebut, salah satu saksi dalam
persidangan yaitu Suryanto selaku Kepala Dinas Energi dan Pertambangan denga
istilah Blok Medan terkait izin di Maluku Utara.
"Jadi menurut saya, ini dua hal yang berbeda ya, Bila dianalisis,
perkara Gubernur Maluku Utara itu terkait kasus suap proyek infrastruktur, yang
pelaku penyuapnya juga tidak ada hubungan dengan Bobby Nasution. Kemudian
kesaksian Suryanto itu yang mengaitkan istilah Blok Medan dengan Bobby Nasution
itu terkait izin tambang. Tentu dari keterangan tersebut adalah dua hal yang
berbeda, jadi sebenarnya dapat disimpulkan bahwa Bobby Nasution tidak ada
hubungannya dengan perkara kasus suap proyek infrastruktur yang menimpa
Gubernur Maluku Utara," katanya.
Lanjut Rio, masyarakat agar tidakk terpancing apalagi
terburu-buru menghakimi Bobby Nasution terlibat dalam kasus pidana korupsi.
Karena keterangan saksi di persidangan itu kan perlu proses pembuktian lebih
mendalam.
"Tidak bisa hanya karena satu keterangan saksi saja, lantas
seseorang itu langsung dinyatakan bersalah. Dalam hukum, minimal ada dua alat
bukti, Jadi kalau hanya keterangan satu saksi saja tanpa ada alat bukti lainya,
maka itu belum memenuhi unsur tindak pidana. Apalagi, keterangan saksi
tersebut, perlu diuji lebih mendalam apakah memenuhi unsur tindak pidana apa
tidak," sebutnya.
Saya melihat isu Blok Medan ini lebih bermuatan politik
daripada unsur hukumnya. Mengingat Bobby Nasution saat ini akan maju menjadi
calon Gubernur Sumatera Utara. Apalagi berdasarkan survey dari lembaga survey,
menunjukkan bahwa nama Bobby Nasution selalu teratas.
"Apalagi hampir seluruh Partai, kecuali Partai PDI P, telah
memberikan surat rekomendasi dukungannya kepada Bobby Nasution. Maka, tidak
menutup kemungkinan ada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, dengan
sengaja melakukan kampanye hitam, dengan membangun opini publik, yaitu dengan
cara-cara kotor seperti memasang spanduk Blok Medan ini," jelasnya.
Menurut Rio, sebaiknya aparat penegak hukum harus mengusut siapa dalang dan pelaku yang dengan sengaja memasang spanduk provokatif ini, demi terciptanya Pilkada damai di Sumatera Utara.

Bertemu Gubernur Sumut, DPD KSPSI Minta Awasi Penerapan UMK di RS

Pesan Bobby ke Pendawa Indonesia, "Nek Wani Ojo Wedi-wedi" Berantas Narkoba

Kemendagri Apresiasi Sumut Kondusif, Bobby Siap Aktifkan Siskamling

Bertemu Buruh, Bobby Bahas Kenaikan Upah dan Rumah Subsidi

Kickoff Bersejarah! PSMS Medan vs Persekat Tegal Buka Liga 2 di Stadion Baru, Seremoni Megah hingga Mimpi Kembali Liga 1
