Kamis, 01 Mei 2025

HADANG ANCAMAN PERPECAHAN, DJAROT SAIFUL HIDAYAT GELAR SOSIALISASI 4 PILAR DI KABUPATEN ASAHAN

Catoer - Jumat, 17 Mei 2024 15:38 WIB
HADANG ANCAMAN PERPECAHAN, DJAROT SAIFUL HIDAYAT GELAR SOSIALISASI 4 PILAR DI KABUPATEN ASAHAN
Ari
Ketua Badan Pengkajian MPR-RI, Djarot Saiful Hidayat ketika mensosialisasikan 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Kota Kisaran, Jumat pagi, 17 Mei 2024. (Foto : Ari)
Kitakini.news - Ketua Badan Pengkajian MPR-RI, Drs. H. Djarot Saiful Hidayat, MS, menggelar sosilisasi 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Kota Kisaran, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara.

Mensosialisasikan 4 Pilar Khidupan Berbangsa dan Bernegara ini disebutkan sangat penting untuk memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Baca Juga:

Dihadapan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan pengurus partai yang hadir pada kegiatan di Aula Bung Karno, jalan Akasia, Kelurahan Mekar Baru, Kecamatan Kota Kisaran Barat, Kabupaten Asahan, Djarot menyebutkan, bahwa nilai-nilai suci dari Pancasila ditengah era digitalisasi saat, mulai memudar.

"Melalui digitalisasi yang tidak terbendung saat ini, sangat mudah masuh budaya, paham asing dan informasi-informasi tidak bertanggungjawab yang berakibat buruk pada kehidupan berbangsa dan bernegara," ujar Djarot dalam paparannya, Minggu, 12 Mei 2024.

Tidak sedikit saat ini budaya asing yang mulai meracuni generasi muda dengan cara-cara yang sangat halus, baik melalui kesenian, film dan lainnya. Budaya asing kemudian menggerogoti budaya asli Indonesia yang dipayungi oleh Pancasila sebagai pondasi kehidupan berbangsa dan negera di Indonesia yang sangat heterogen ini.

Hal yang paling mudah dan terjadi dihadapan mata kita saat ini adalah gaya hidup dan lunturnya sikap sopan dan santun, serta budaya gotong royong.

Dicontohkan mantan Gubernur DKI Jakarta itu, dalam pesta pernikahan saja. Jika dahulu bergotong royong untuk memasak dan mempersiapkan segala kebutuhan pada acara, maka saat ini tidak sedikit sudah diambil alih oleh usaha catering atau usaha yang melayani pengadaan berbagai macam makanan dan minuman siap saji.

Begitu juga dengan budaya sopan santun. Tidak sedikit saat ini dipertontonkan rasa tidak hormat pada orang yang lebih tua, orang yang sudah membesarkan kita, guru dan sebagainya, baik secara langsung maupun melalui media massa.

Sikap toleransi antar umat beragama, antar suku dan RAS juga semakin memudar sehingga tidak sedikit terjadi perselisihan, padahal Indonesia ini didirikan berkat perjuangan seluruh pihak yang berbeda suku, agama dan RAS dari Sabang hingga Merauke, dari Pulau Miangas hingga Pulau Rote.

Budaya dan paham asing yang masuk melalui berbagai media informasi, baik media sosial, media digital lainnya, merupakan salah satu racun yang ditebarluaskan untuk meruntuhkan Pancasila yang merupakan dasar negara.

Dari dahulu sudah banyak upaya yang dilakukan untuk memecahbelah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan tujuan merebut kekayaan alam dan potensi lainnya yang dimiliki oleh Indonesia. Namun berbagai upaya tersebut, baik melalui tindakan fisik seperti penguasaan langsung, ternyata tidak pernah bisa berhasil karena ada kekuatan Pancasila yang menjadi "tali" pengikat persatuan dan kesatuan.

Saat ini, serangan melalui teknologi dan digitalisasi yang dirancang oleh kaum kapitalis dunia global untuk menjajah Indonesia sepertinya mulai membuahkan hasil, meskipun secara territorial dan pemerintahan masih bernama Indonesia.

"Lihat saja, perilaku korupsi untuk memenuhi kebutuhan dan gaya hidup mewah, tidak peduli terhadap keberlangsungan hidup generasi yang akan datang karena hutan yang rusak, laur yang kotor dan areal pertanian yang berubah menjadi perkebunan komoditi yang seragam dan lain sebagainya. Ini adalah contoh konkrit dan harus segera di lawan," papar Djarot.

Cara melawannya tentu tidak bisa secara frontal, namun yang paling sederhana adalah dengan cara membumikan kembali nilai-nilai Pancasila. Jika nilai-nilai Pancasila sudah tertanam di dalam diri generasi penerus bangsa, maka paham dan budaya apapun yang masuk dengan cara apapun, tidak akan bisa meruntuhkan keutuhan bangsa Indonesia, keutuhan negara Indonesia dan keutuhan budaya yang unik dan menjadi kekayaan yang tiada nilainya.

"Kewajiban bagi seluruh pihak, baik itu Eksekutif, legislative, akademiisi dan lainnya untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada siapapun agar cita-cita pendiri bangsa untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang disegani dunia, negara yang memiliki pengaruh besar di dunia, pasti akan terwujud," kata Djarot mengakhiri sosialisasinya. (end)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Heru
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Happy Djarot : Untuk Wujudkan Indonesia emas 2045,  Mahasiswa Harus Jadi Agen Perubahan

Happy Djarot : Untuk Wujudkan Indonesia emas 2045, Mahasiswa Harus Jadi Agen Perubahan

Djarot: Membumikan 4 Pilar Menjaga Keutuhan Bangsa

Djarot: Membumikan 4 Pilar Menjaga Keutuhan Bangsa

DJAROT SAIFUL HIDAYAT SOSIALISASI 4 PILAR TERKAIT DEMOKRASI PANCASILA YANG SEHAT, BERETIKA DA MEMILIKI NILAI MORAL

DJAROT SAIFUL HIDAYAT SOSIALISASI 4 PILAR TERKAIT DEMOKRASI PANCASILA YANG SEHAT, BERETIKA DA MEMILIKI NILAI MORAL

Djarot Gelar 4 Pilar Didaerah Pembuangan Bung Karno di Parapat

Djarot Gelar 4 Pilar Didaerah Pembuangan Bung Karno di Parapat

Lestari Moerdijat Desak Pemerintah Atasi Biaya Kuliah Tinggi

Lestari Moerdijat Desak Pemerintah Atasi Biaya Kuliah Tinggi

DJAROT : PANCASILA BUKAN SEKEDAR SLOGAN, NAMUN JATI DIRI BANGSA

DJAROT : PANCASILA BUKAN SEKEDAR SLOGAN, NAMUN JATI DIRI BANGSA

Komentar
Berita Terbaru