Mengaduk Harapan di Gerai Kecil Mas Pon

Kitakini.news - Deru kendaraan dan suara klakson bersahutan di Jalan Lapangan Golf, Medan Tuntungan, menjadi pemandangan biasa di kota yang tak pernah benar-benar tidur. Namun, ada satu sudut yang berbeda, ada sebuah gerai sederhana bertuliskan "Bakso Mas Pon." Meski tak mencolok, dari sana aroma kuah bakso yang kaya rempah mengepul hangat, seolah memeluk udara sore dan mengundang siapa saja untuk singgah.
Baca Juga:
Di balik meja kecil, Mas Pon (26) berdiri tegap. Senyumnya ramah, tangannya lincah menyusun mangkuk demi mangkuk bakso dan menyodorkan gelas es jagung dingin, racikan khasnya yang kini jadi favorit warga sekitar.
"Bakso panas, es dingin… pas banget buat sore kayak gini, kan?" ujarnya sambil menyeka keringat, tak kehilangan semangat meski hari mulai gelap.
Kisah Mas Pon tidak dimulai dari dapur besar atau modal besar. Semua bermula dari September 2020, ketika ia hanya memiliki Rp. 200.000,- hasil pinjaman kerabat. Ia mencoba peruntungan dengan menjual es dawet ireng, es permen karet, dan es jagung. Tapi penjualan tak berjalan mulus.
"Orang-orang bingung lihat es permen karet atau dawet ireng. Warnanya aneh, rasanya asing. Banyak yang ragu," kenangnya.
Dari tiga varian, hanya es jagung yang bertahan. Rasanya lebih akrab di lidah masyarakat, dan perlahan menarik pelanggan. Tapi bahkan dengan es jagung, ia masih harus berjuang setiap hari menghadapi cuaca, pembeli yang sepi, dan tekanan ekonomi.
"Dulu rasanya berat banget. Tapi hidup nggak nunggu kita siap. Harus tetap jalan," ujarnya, menatap jalanan dengan mata yang tak pernah kehilangan arah.
Peluang datang setahun kemudian, saat seorang pedagang bakso di dekatnya berhenti berjualan. Mas Pon memberanikan diri menambah menu bakso ke gerainya. Tanpa pengalaman, ia hanya bermodal nekat dan semangat belajar.
Hari pertama hanya terjual 30 porsi. Lalu, menurun hingga pernah hanya 10 porsi sehari. Tapi Mas Pon tidak patah arang.
"Kalau ada sisa, saya bungkus, kasih ke orang-orang yang jalan kaki. Siapa tahu mereka belum makan," ujarnya pelan. "Rezeki itu nggak harus selalu dari yang bayar."
Ketekunannya berbuah hasil. Di awal Ramadan 2021, penjualannya melonjak drastis. Kini, ia bisa menjual lebih dari 100 porsi bakso dan es jagung per hari. Menu andalannya mulai dari bakso kuah kare dan sop, bakso mercon, bakso mozzarella, hingga es jagung keju dan Oreo, semuanya dibanderol dengan harga ramah, mulai dari Rp2.500 hingga Rp7.000.
Ia bahkan menyempurnakan resep es jagungnya dua kali. "Awalnya cuma jagung sama air. Sekarang ada sari jagung, jadi lebih kental, manis, dan berasa," jelasnya penuh semangat.
Dari gerobak kecilnya itu, hidup Mas Pon berubah perlahan. Ia bisa menikahi Rahma Fitria (21), yang kini menjadi ibu dari anak laki-laki mereka yang baru berusia dua bulan. Ia menjadi tulang punggung keluarga.
"Dulu malah mulai minus. Belum jualan, saya udah rugi sejuta. Tapi saya tahu buat siapa saya berjuang, buat orang tua, buat keluarga," katanya mantap.
Impian Mas Pon belum berhenti di gerai kecil itu. Ia ingin membuka rumah makan sendiri, menciptakan lapangan kerja, dan memberi penghidupan bagi orang-orang yang bernasib serupa dengannya dulu.
"Bukan cuma buat diri sendiri. Saya pengen bisa bantu orang lain juga," ucapnya, lirih tapi pasti.
Ia juga menitipkan pesan untuk siapa pun yang sedang merintis usaha, "Jangan lihat hasil dulu. Fokus ke prosesnya. Kalau tahu buat siapa kamu berjuang, kamu akan lebih kuat."
Bagi Mas Pon, kualitas rasa tetap nomor satu. "Lebih baik untung sedikit tapi pelanggan puas. Itu investasi jangka panjang," katanya.
Simpang jalan itu mungkin terlihat sama dari luar. Tapi bagi Mas Pon, setiap mangkuk bakso dan segelas es jagung adalah langkah kecil menuju mimpi yang lebih besar, yaitu mimpi yang diseduh dengan kerja keras, disajikan dengan ketulusan, dan disuguhkan hangat kepada dunia.
Penulis adalah Munjami Ajri, Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU), NIM : 0603223124, Prodi : Ilmu Komunikasi, Semester : VI

Kapolrestabes Medan dan Kapolsek Medan Tuntungan Bagikan Takjil Gratis di Simpang Selayang

Bobby Nasution Resmikan Gedung Rumah Perlindungan Sosial di Medan

Diduga Rampas Mobil Milik Warga Medan, Leasing Clipan Finance Dipolisikan
