Pelatih Asal Italia Fabio Lopez Rindu Atmosfer Liga Sepakbola Indonesia

Kitakini.news – Kendati gegap gempita tidak seperti
sepakbola di Eropa, atmosfer persaingan liga sepakbola Indonesia ternyata
dirindukan banyak pemain serta pelatih asing.
Baca Juga:
Fabio Lopez, Pelatih berlisensi Pro UEFA asal Italia yang
pernah menukangi PSMS Medan dan Borneo FC juga merasakan hal yang sama.
Terakhir kali melatih klub sepakbola Indonesia 2019 silam, Fabio Lopez ternyata
masih merindukan atmosfer persaingan klub sepakbola di tanah air.
Berbicara baru-baru ini, Fabio Lopez menilai fans sepakbola
di Indonesia sangat mencintai tim yang dia dukung. Menurutnya, fans maupun
suporter, selalu mencoba untuk mendorong timnya meraih kemenangan di setiap
laga.
“Fans mencintai timnya dan selalu mencoba untuk mendorong
agar kemenangan bisa diraih di setiap pertandingan,” ujar pria yang pernah
melatih Al Ahli Saudi FC U-23 sejak 2016 hingga 2018 itu
Selain kesiapan tim dan klub, kehadiran fans juga menurutnya
penting bagi perkembangan sebuah klub.
“Fans bisa mempengaruhi langsung ke pemain tentu saja. Ya,
pelatih berpengaruh, tapi secara emosional di pertandingan, pelath harus selalu
dalam kondisi pikiran yang jernih dan fokus pada setiap detail pertandingan,”
ucap mantan pelatih FK Banga Gargzdai, Lithuania itu.
Pria 49 tahun itu melakoni debutnya di Indonesia saat
melatih PSMS Medan pada musim kompetisi 2011-2012. Saat itu, liga Indonesia
terdiri dari dua kubu, Liga Super Indonesia dan Liga Premier Indonesia. Disadarinya,
kondisi tersebut membuat kompetisi di tanah air tidak berjalan sebagai mana
mestinya.
“Pengalaman pertama di sepakbola Indonesia waktu bersama
PSMS Medan. Mungkin anak muda sekarang tak ingat bahwa liga Indonesia saat itu
penuh krisis dan ada dua liga terpisah. Jadi mari memulai dari titik di mana
kita bisa mengerti bahwa kondisi saat itu sulit dalam organisasi kejuaraan,”
kata mantan pelatih Thanh Hoa FC, Thailand itu.
Sementara di Borneo FC, dia mengaku menyesal tak berlanjut
membangun tim asal Kalimantan itu pada 2019 silam.
“Penyesalan terbesar di Borneo (FC) masih sampai hari ini yaitu
saya yakin bahwa dalam dua tahun bekerja secara diam-diam dan dengan disiplin
kita bisa memenangkan piala,” ucapnya.
Vakum sejak 2020 terkait wabah Covid-19 yang melanda dunia
dan ibunya yang sakit, Fabio kembali melanjutkan petualangannya di sepakbola.
“Saat Covid-19 aku tak bisa ke mana-mana dan saat itu ibuku
juga sedang sakit. Tapi aku memutuskan untuk menjadi pengajar pelatih untuk
mendapatkan lisensi UEFA B dan menunggu tawaran klub yang tepat,” paparnya.
Namun, saat mendapatkan klub, dia berharap manajemen
termasuk manajer tidak terlibat dalam hal teknis tim. Apa lagi kata dia, tugas
manajer seperti di klub Indonesia berbeda dengan manajer di klub-klub Eropa.
“Manajer tim dalam sepak bola berperan dalam mengelola semua
aspek organisasi, administrasi, dan komunikasi tim. Aku tidak mau bekerja lagi
dengan manajemen yang terlibat (dalam teknis sepakbola), dan tidak punya
rencana jangka panjang untuk membangung tim yang serius menang,” pungkasnya.
Karir Kepelatihan
Fabio Lopez
2007–2008 FK Banga Gargždai
2008–2009 FK Šiauliai
2010–2011 Sabah FA
2011–2012 PSMS Medan
2013–2014 B.G. Sports Club
2015–2016 Bangladesh National
Team
2016 Al-Orouba SC
2016-2017 Al-Ahli Saudi FC u23
2017-2018 Al-Ahli Saudi FC u23
2019 Borneo FC
2020 Thanh Hoa FC
Awal Karir Sebagai
Pencari Bakat
Atalanta Bergamasca 2003-2005
Fiorentina 2005-2007
Redaksi

Pemkab Langkat Kucurkan Dana Pembinaan Jelang PORKAB

Dorong Prestasi Olahraga, Wali Kota Minta KONI Medan Bekerja Hingga Akar Rumput

Olahraga Padel Makin Marak, Kesehatan Mata Jadi Taruhan

Chicco Jerickho Rutin Keliling Komplek

Ketua KONI Sumut Harus Jago Lobi: Rafriandi Ingatkan Pentingnya Hubungan Harmonis dengan DPRD
