Chelsea Hajar 10 Pemain Barcelona 3-0 di Stamford Bridge
Baca Juga:
Gol pembuka datang dari momen malang bagi Barcelona: sebuah gol bunuh diri Jules Koundé pada menit ke-27 setelah bola hasil umpan rendah dari Marc Cucurella mengenai tubuhnya sebelum masuk ke gawang.
Semua berubah menjelang turun minum. Bek Barcelona, Ronald Araújo, menerima kartu kuning kedua pada menit ke-45+2 akibat pelanggaran terhadap Cucurella — sehingga Barca harus melanjutkan pertandingan dengan 10 pemain.
Memasuki babak kedua, Chelsea benar-benar mendominasi. Pada menit ke-55, pemain muda 18 tahun Estêvão Willian memperlebar keunggulan lewat aksi individu ciamik — menembus pertahanan Barca dan melepaskan tembakan tajam dari sudut sempit ke gawang.
Tiga belas menit kemudian (menit ke-73), giliran Liam Delap yang menutup laga dengan gol ketiga, memanfaatkan umpan tarik dari Enzo Fernández. Meski sempat didiamkan oleh wasit karena offside, setelah intervensi VAR gol tersebut akhirnya disahkan.
Dengan hasil ini, Chelsea mengukuhkan diri sebagai salah satu kandidat kuat lolos otomatis dari grup, sementara Barcelona harus mengevaluasi performa mereka, terutama di lini belakang dan kontrol permainan.
Taktik, Dominasi, dan Klub Muda yang Meyakinkan
Dari segi taktis, Chelsea tampil agresif sejak awal. Pelatih Chelsea, Enzo Maresca, menekankan pendekatan penguasaan bola dan tekanan tinggi untuk memaksa kesalahan dari lawan.
"Barcelona (biasanya) nyaman saat menguasai bola, tetapi sebaliknya, mereka tidak begitu nyaman," ujar Maresca seusai laga.
Marc Cucurella mendapat pujian sebagai "Player of the Match" dalam banyak ulasan. Kontribusinya tidak hanya membantu menciptakan gol pertama, tetapi juga secara konsisten membendung sayap Barcelona sepanjang pertandingan.
Sementara itu, Barcelona tampak terguncang usai kartu merah Araújo. Usaha untuk mengubah situasi di babak kedua, termasuk memasukkan pemain seperti Raphinha dan Marcus Rashford, tidak membuahkan hasil. Serangan mereka jarang membahayakan gawang, dan hingga akhir laga mereka hanya mencatat sedikit percobaan.
Reaksi Pelatih: Maresca Gembira, Flick Janji Perbaikan
Usai laga, Maresca tak bisa menyembunyikan rasa puasnya. Dia menyebut kemenangan itu sebagai "kemenangan besar" bagi Chelsea. Maresca menyoroti kualitas tim meski sempat 11 vs 11, dan memuji keberanian serta konsistensi pemain muda seperti Estêvão dan Delap.
Sementara itu, pelatih Barcelona, Hansi Flick, mengakui malam itu sebagai malam kelam bagi timnya. Ia berjanji akan melakukan perubahan dalam beberapa pekan ke depan untuk memperbaiki performa tim.
"Kami harus bekerja keras dan tampil lebih agresif, terutama dalam situasi satu lawan satu," kata Flick, menyoroti dominasi fisik dan dinamisme Chelsea.
Kemenangan ini membuat Chelsea menanjak ke peringkat lima klasemen sementara grup, memperkuat peluang lolos otomatis ke fase knockout.
Bagi Barcelona, kekalahan ini menjadi alarm keras. Mereka kini harus berjuang keras di sisa pertandingan grup jika ingin mengamankan tempat mereka di fase selanjutnya — dan perbaikan di lini belakang serta efektivitas menyerang menjadi krusial.
Chelsea menunjukkan wajah klub besar Eropa malam ini: agresif, dinamis, dan penuh percaya diri, didorong kombinasi taktik jitu dan keberanian pemain muda. Sementara Barcelona, meski punya nama besar, nampak kesulitan beradaptasi dengan intensitas pertandingan setelah insiden kartu merah.
Sumber: Reuters, The Guardian, ESPN.com, The Guardian, vietbao.vn
Malam Spektakuler Liga Champions: PSG Menang Besar, Liverpool Dipermalukan PSV
Arsenal Hancurkan Bayern 3–1 di Emirates: Malam Spektakuler Mantapkan Dominasi The Gunners di Liga Champions
Tekanan Memuncak di Anfield: Liverpool Harus Menang, PSV Siap Tambah Luka The Reds
Bentrok Raksasa: Arsenal vs Bayern, Laga Penentu Siapa Raja Eropa Sebenarnya
Amsterdam Berduka, Lisbon Bergembira: Benfica Permalukan Ajax di Kandang Sendiri