PSMS Medan Bantah Seleksi Pemain: Nama Klub Dicatut Sindikat Penipu Bola
Nama PSMS Medan yang ikut terseret dalam pusaran kasus ini langsung memantik reaksi keras dari manajemen klub bersejarah tersebut. Presiden PSMS, Fendi Jonathan, menolak tegas tuduhan bahwa klubnya pernah membuka seleksi pemain seperti yang disebarkan pelaku lewat media sosial.
Baca Juga:
"Saya tegaskan, PSMS tidak pernah membuka seleksi pemain seperti yang diisukan. Informasi itu murni HOAKS," kata Fendi dalam pernyataan resmi, Selasa (18/11/2025).
Menurutnya, klub merasa dirugikan karena identitas PSMS dicatut untuk memperdaya korban dan keluarganya.
Meski menampik keterlibatan, Fendi menyampaikan simpati mendalam atas tragedi tersebut.
"Kami semua di PSMS sangat prihatin," ucapnya.
Modus Penipuan: Rayuan Kontrak, Dijemput Travel
Keluarga mengungkap, semua bermula dari sebuah pesan Facebook dari seseorang yang mengaku bagian dari manajemen PSMS. Pelaku menjanjikan kontrak bermain di Medan selama setahun.
"Awalnya anak saya bilang mau main bola di Medan. Tanggal 26 Oktober dia berangkat, dijemput travel di Bandung, terus diterbangkan ke Medan," tutur Dedi, kerabat Rizki.
Namun perjalanan itu berubah mengerikan. Bukan ke lapangan latihan, Rizki justru dipaksa menuju Malaysia dan diteruskan ke Kamboja.
"Dia bilang ke saya, Pak, Aa dijebak… Kami langsung panik," ungkapnya pilu.
Di Kamboja, Rizki disebut dipaksa bekerja di perusahaan ilegal, modus yang belakangan terkuak kerap dilakukan jaringan TPPO berkedok perekrutan pemain bola, seleksi atlet, hingga tawaran kerja bergaji besar.
Sempat Minta Pertolongan Ibunya di Hongkong
Dalam keadaan tertekan, Rizki sempat menghubungi ibunya yang bekerja sebagai PMI di Hongkong untuk minta pertolongan.
Gelombang Dukungan dari Dunia Sepak Bola
Kasus ini mendapat perhatian luas. Pemain Persib Bandung seperti:
Adam Alis
Rezaldi Hehanussa
Robi Darwis
Hamra Hehanussa
membantu menyebarkan informasi pencarian dan harapan penyelamatan lewat Instagram Stories. Pesepakbola lain seperti Dedi Kusnandar, Aqil Savik, dan Deden Natsir turut mengangkat kasus tersebut hingga viral di jagat maya.
Hal ini menunjukkan solidaritas kuat komunitas sepak bola terhadap salah satu talenta muda yang terenggut hidupnya sebelum impian besarnya terwujud.
Bukan Kasus Pertama
Pakar perlindungan migran mencatat bahwa Kamboja kini menjadi salah satu negara tujuan terbesar bagi TPPO yang menjebak korban dengan kedok:
Pemain bola
Gamer profesional
Teknisi IT
Admin perusahaan digital
Para korban kerap disekap dan dipaksa melakukan pekerjaan ilegal. Jika melawan, ancaman kekerasan hingga nyawa menjadi taruhannya.
Peringatan Keras untuk Anak Muda Berbakat
PSMS Medan berharap klarifikasi ini menjadi peringatan bagi seluruh orang tua dan pemain muda untuk lebih berhati-hati terhadap tawaran rekrutmen mendadak, terutama via media sosial.
"Apapun yang mengatasnamakan PSMS di luar kanal resmi klub, jangan percaya sebelum diverifikasi langsung," tegas Fendi.
Kasus Rizki menjadi duka mendalam sekaligus alarm keras bahwa kejahatan TPPO kini bisa menyasar siapa saja—bahkan mereka yang sedang mengejar cita-cita di dunia olahraga.
Drama Jakabaring: Kartu Merah dan Gol Bunuh Diri Bawa Kekalahan PSMS atas Sumsel United 2-1
Air Mata Mantan PSMS untuk Ronny Pasla: Witya Meminta Penghargaan Layak bagi Legenda Si Macan Tutul
Indonesia Berduka, Kiper Legendaris Si Macan Tutul Ronny Pasla Berpulang di Usia 79 Tahun
PSMS Datang dengan Tekad Penuh: Misi Curi Poin di Markas Sumsel United
Polisi Ungkap Titik Terang Kasus Hilangnya Rizki Nur Fadhilah: Bukan Korban TPPO tapi Ingin jadi Scammer