Akhirnya Juara! Raymond/Joaquin Tuntaskan Penantian Emas di Indonesia Masters 2025
Baca Juga:
Nikolaus Joaquin mengungkapkan rasa syukur sekaligus tegangnya pertandingan final tersebut.
"Puji Tuhan, kita bisa bermain dengan lancar dan tanpa cedera. Permainan tadi sungguh menegangkan," ujar Joaquin.
Menurutnya, faktor angin sempat memengaruhi pola permainan mereka.
"Game 1 kami bermain menyerang karena posisi menang angin. Tapi di game 2 kami tergesa-gesa menyerang, lawan sudah siap dan kami kalah 13-21," jelasnya.
Pada gim ketiga, mereka kembali ke pola menyerang namun tetap sabar.
"Saat pindah tempat di poin 11, kami kalah angin, jadi coba main lebih sabar dan itu berhasil. Tapi di poin kritis, waktu unggul 20-19, saya sempat service nyangkut dan tangan gemetar. Pelatih dan partner saya terus menenangkan," kisahnya.
Joaquin menambahkan, kemenangan ini menjadi motivasi besar jelang tur berikutnya.
"Minggu depan kami berangkat ke Korea Super 300. Karena sudah juara di sini, kami ingin tampil lebih percaya diri dan lebih baik dari sebelumnya," ujarnya.
Kemenangan ini, kata Joaquin, ia persembahkan untuk Indonesia.
"Gelar ini kami persembahkan untuk PBSI dan tim ganda putra pratama, karena ini gelar Super 100 pertama bagi regu kami. Semoga grafik prestasi terus naik," ucapnya.
Sementara itu, Raymond Indra mengaku lega akhirnya mampu memecah kutukan setelah beberapa kali gagal di final.
"Lawan punya keunggulan pengalaman dan lebih tenang di poin-poin kritis. Saya sempat merasa dejavu karena tiga kali final sebelumnya saya kalah di poin mepet. Rasanya berat banget karena pengin menang," kata Raymond.
"Akhirnya lega banget bisa juara Super 100. Sebelumnya dengan partner lain gagal dua kali di final, bahkan dengan Joaquin juga pernah gagal sekali. Dukungan penonton luar biasa, apalagi keluarga Joaquin juga hadir," tambahnya.
Pelatih ganda putra pratama, Andrei Adistia, turut mengapresiasi pencapaian anak asuhnya itu.
"Progress mereka bagus. Dari awal kami pegang, mereka sudah meraih empat gelar IC, final di Al Ain, semifinal di Riau dan Kaohsiung. Semua kalah di poin kritis, dan akhirnya di Medan ini bisa pecah telur," tutur Andrei.
Menurutnya, tantangan terbesar di final adalah menjaga fokus dan ketenangan pemain.
"Di game 3, kami tidak lagi bahas teknis, tapi lebih pada keyakinan mereka di poin-poin akhir. Di situ Joaquin berhasil lebih tenang," ujarnya.
Andrei menilai hasil ini menjadi sinyal positif bagi regenerasi ganda putra pratama.
"Secara keseluruhan progress bagus. Anak-anak mau kerja keras buat masa depan mereka. Raymond/Joaquin akan ke Korea Super 300 dan Australia Super 500 untuk mengukur kemampuan mereka. Yang jelas masih perlu pengalaman dan kematangan bermain," pungkasnya.
Rico Waas Janji Bank Sampah di Medan, DPRD Minta Bukti Nyata di 2026
Isu Tahanan Kabur di Medan Dibantah, Kejari Akui Ada Upaya Pelarian
Polisi Pastikan Kondisi AI, Terduga Pelaku Pembunuhan Ibu Kandung dalam Keadaan Baik
Alarm Bahaya di PSMS Medan! Dua Laga Penentuan Nasib Pemain dan Pelatih, Manajemen Siap Bersih-bersih
Lima Kurir 128 Kg Ganja Divonis Penjara Seumur Hidup