Target Enam Poin! PSMS Medan Pasang Tekad Sapu Bersih di Stadion Utama

Baca Juga:
Dari Luka ke Harapan
PSMS sempat terseok-seok di awal. Kekalahan 0-1 di kandang menghadapi Persekar terasa menyesakkan. Imbang 3-3 di Pekanbaru melawan PSPS memang menunjukkan daya juang, tapi juga menegaskan betapa rapuhnya lini belakang.
Di balik itu, persiapan dilakukan serius. Dua hari sebelum laga, latihan taktik digelar dua kali, Kamis (25/9/2025) sore di Stadion Utama fokus bertahan, Jumat (26/9/2025) sore menyerang, sesuai keterangan Kas Hartadi.
Sabtu (27/9/2025) sore, tim memilih official training ringan, menjaga keseimbangan fisik dan mental. Ada kesadaran kolektif bahwa pertandingan ini bukan lagi sekadar laga biasa, melainkan soal harga diri dan kebangkitan.
Malam yang Menguji Mental
Sejak peluit pertama, PSMS tampil menekan. Sorak-sorai suporter menjadi energi tambahan. Ketika Kim Jeung Ho mencetak gol di menit ke-24, stadion bergemuruh. Gol itu seolah melepaskan beban panjang tim yang selalu gagal meraih kemenangan sejak pramusim.
Awal babak kedua, Risman Ariyanto Maring menggandakan skor. Dari bangku cadangan, pelatih Kas Hartadi mengatupkan tangan, lega sekaligus penuh waspada. Usai unggul, ia memerintahkan compact defense, mengandalkan counter attack, sambil memanfaatkan sisi kanan yang dianggap lebih kuat dan bakal lebih merepotkan pertahanan lawan. Strategi itu berjalan mulus hingga akhir laga.
Kapten Baru, Semangat Baru
Satu momen penting yang mewarnai pertandingan adalah pergantian kapten. Zikri Ferdiansyah, yang sebelumnya memimpin, dengan besar hati menyerahkan ban kapten kepada Kim Jeung Ho.
"Dia bilang merasa terbebani, jadi kami diskusi, semua sepakat Kim yang memimpin. Hasilnya Zikri tampil lepas. Sedangkan Kim mencetak gol, dan jadi inspirasi," ujar Kas.
Perubahan itu bukan hanya soal simbol, melainkan tentang keberanian untuk jujur pada diri sendiri dan demi kepentingan tim.
Rasa Syukur dari Lapangan
Peluit akhir berbunyi, skor 2-0 tak berubah. Pemain PSMS saling berpelukan, suporter bernyanyi penuh semangat. Di tribun, banyak yang terus meneriakkan yel-yel penyemangat, karena akhirnya, tim kesayangan mereka menang juga.
"Alhamdulillah, tiga poin ini untuk seluruh masyarakat Sumatera Utara. Terima kasih atas dukungan luar biasa. Semoga ke depan kami bisa lebih baik," kata winger Bhudiar Muhammad Riza, mewakili suara ruang ganti.
Lebih dari Sekadar Kemenangan
Bagi Kas Hartadi, ini bukan sekadar soal angka di klasemen. "Saya ucapkan terima kasih kepada pemain dan semua suporter. Malam ini mereka bekerja keras luar biasa. Semoga kemenangan ini jadi modal untuk laga-laga berikutnya," ucapnya.
Ia menegaskan, semua pemain layak disebut man of the match. Namun, Kim Jeung Ho yang kini memegang ban kapten adalah pemimpin yang membawa perubahan nyata.
Asa di Depan Mata
Kemenangan ini mengangkat PSMS ke papan tengah klasemen, tapi lebih penting lagi, mengembalikan kepercayaan diri tim dan kehangatan di antara tim dan suporternya.
Dua laga kandang berikutnya akan jadi ujian lanjutan. Menariknya, PSMS Medan akan diuji rival historis, Sriwijaya FC yang tengah terseok, pada 4 Oktober mendatang. Sedangkan 11 Oktober, soliditas tim Ayam Kinantan akan diuji Persikad Depok yang sebagian di antaranya diisi pemain muda asal Sumatera Utara, dengan pelatih asal Sumut, Ridwan Saragih, yang juga pernah melatih PSMS Medan.
"Tekad kami jelas, enam poin di dua laga home. Itu janji pelatih, pemain, dan manajemen," tutup Kas.
Malam itu, Stadion Utama Sumatera Utara bukan hanya saksi kemenangan 2-0. Ia juga menjadi saksi lahirnya kembali harapan, ketika Ayam Kinantan mengepakkan sayap lebih gagah dari sebelumnya.

Kalahkan Sumsel 2-0, Kas Hartadi Pecah Telur Kemenangan Bersama PSMS: Ini Modal Berharga

Laga Penentuan di Medan, PSMS Bidik Tiga Poin Lawan Sumsel United

Nil Maizar Kembali ke Medan: Misi Serius Bawa Sumsel United Raih Poin Penuh dari PSMS

Adu Gengsi di Stadion Utama Sumut: 6 Alasan Duel PSMS Medan vs Sumsel United Wajib Ditonton

Kas Hartadi Puji Perjuangan PSMS: Anak-anak Tidak Mau Kalah
