PSMS dan Karo United Sebut Alasan Penghentian Liga 2 Tak Masuk Akal

Kitakini.news - Putusan Komite Eksekutif atau EXCO PSSI yang
menghentikan lanjutan kompetisi Liga 2 dan Liga 3 musim 2022/ 2023, menuai
kekecewaan sejumlah peserta liga. Dua klub peserta Liga 2 asal Sumatera Utara,
PSMS Medan dan Karo United bahkan menilai alasan penghentian kompetisi sepakbola
kasta tertinggi kedua di Indonesia tersebut tidak masuk akal.
Baca Juga:
Direktur Teknik PT Kinantan Medan Indonesia yang menaungi
Klub PSMS, Andre Mahyar mengaku kecewa dengan penghentian liga tersebut. Akibat
putusan komite eksekutif PSSI tersebut, berbagai pihak akan terimbas, seperti tim,
nasib pemain, pelatih, hingga ofisial tim.
“Kita tetap menolak terkait hal itu. Sedih pasti lah, tapi
kondisionalnya pada saat owner meeting club kemarin kan sudah kita sampaikan
bahwa kita siap untuk terus lanjut, bahkan siap jadi tuan rumah. Yang saya
bayangkan wajah-wajah para pemain, ofisial, adminstrasi kita,” ujarnya, Jumat
(13/01/2023).
Andre menilai, alasan PSSI yang menghentikan Liga 2 karena
putusan dominan 20 klub Liga 2 yang meminta kompetisi dihentikan dinilai tidak adil.
Pasca insiden Kanjuruhan, PSMS tetap setuju kompetisi dilanjutkan meskipun
sistem pertandingan menggunakan mekanisme bubble. Termasuk putusan Liga
1 yang justru tetap dilanjutkan, justru hal ini menyalahi statuta PSSI.
“Kanjuruhan kita merasa empati iya, dan itu tidak noleh
terjadi dalam sepakbola. Tapi kondisionalnya adalah tatkala dikatakan 20 klub
ingin berhenti lalu itu disetujui sehingga liga berhenti, ini kan gak fair.
Kalau seandainya 20 klub itu gak bisa lagi ikut kompetisi ya degradasi begitu
bunyi regulasinya. Makanya, alasannya yang tiga atau empat poin itu tidak masuk
akal,” kata Andre.
Sementara Manajer Karo United, Yosephine Natalita Sembiring
mengaku kecewa dengan putusan tersebut. Apalagi sebagai klub yang baru saja
promosi ke Liga 2 musim ini mengaku selama ini skuat tim berjuluk Laskar
Simbisa, tetap menggelar latihan meski kompetisi harus dihentikan akibat
insiden Kanjuruhan.
“Harapan kita sebenarnya PSSI harus lebih bijaksana ya melihat situasi bahwa dengan menunggu lebih dari tiga bahkan empat bulan bukan berarti kita ingin liga ini dihentikan. Jika memang liga tanpa penonton kita siap. Artinya sistemnya bubble atau terkonsentrasi. Tidak mematahkan spirit kita berjuang di Liga 2. Tapi, dengan pernyataan kemarin jujur secara pribadi saya juga kecewa dan sedih dan berharap jangan lagi seperti ini,” kata Yosephine.
Baca Juga:
Manajer Tim Bantah Karo United Setujui Penghentian Liga 2
Karo United juga menilai PSSI tidak adil karena
tetap melanjutkan liga 1 tanpa adanya sistem degradasi, sedangkan liga 2 dan 3
yang menjadi kompetisi berjenjang ditiadakan dengan alasan yang justru tidak
menguntungkan sejumlah klub.
“Liga ini kan sepaket ya artinya liga satu, dua, dan tiga
itu dihadirkan karena untuk memberikan gambaran bagaimana luar biasanya
sepakbola Indonesia. Yang sedihnya kenapa Liga 1 berjalan, tapi Liga 2 dan 3 tidak
berjalan. Ya, kalau tontonan kita hanya Liga 1 dan perjuangan hanya di Liga 1
ya ngapain anak-anak ini berjuang dan berlomba untuk bermain di liga
profesional kalau tidak diberi kesempatan,” jelasnya.
Redaksi

Dorong Prestasi Olahraga, Wali Kota Minta KONI Medan Bekerja Hingga Akar Rumput

Olahraga Padel Makin Marak, Kesehatan Mata Jadi Taruhan

Chicco Jerickho Rutin Keliling Komplek

Ketua KONI Sumut Harus Jago Lobi: Rafriandi Ingatkan Pentingnya Hubungan Harmonis dengan DPRD

Cobalah, Turunkan Berat Badan Bisa dengan Aerobik Air
