Selasa, 17 Juni 2025

Jelang Tahun Baru 2024, BPOM Awasi  Pangan Olahan yang Beredar di Masyarakat

Fitri - Sabtu, 30 Desember 2023 20:14 WIB
Jelang Tahun Baru 2024, BPOM Awasi  Pangan Olahan yang Beredar di Masyarakat
Istimewa
Jelang Tahun Baru 2024, BPOM Awasi Pangan Olahan yang Beredar di Masyarakat.

Kitakini.news -BPOM melakukan intensifikasi pengawasan pangan olahan sebagai langkah perlindungan masyarakat dari produk pangan olahan yang berisiko terhadap kesehatan jelang Tahun Baru 2024.

Baca Juga:

Intensifikasi pengawasan menyasar ke sarana-sarana peredaran pangan olahan di sepanjang rantai peredaran, yaitu importir, distributor, dan ritel.

Selain itu, menyesuaikan dengan pola konsumsi masyarakat saat ini yang banyak melakukan belanja melaluionline,pengawasan juga ditargetkan ke gudangmarketplace.

Intensifikasi pengawasan dilakukan oleh 76 unit pelaksana teknis (UPT) BPOM yang tersebar di seluruh Indonesia bekerja sama dengan lintas sektor terkait.

Pengawasan ini juga sudah berlangsung sejak 1 Desember 2023 yangterbagi dalam 5 periode dan masih akan berlangsung hingga 3 Januari 2024.

Plt Kepala BPOM RI, L. Rizka Andalusia, mengungkapan, dibandingkan dengan intensifikasi pengawasan pangan tahun lalu, terdapat peningkatan jumlah sarana yang diperiksa sebesar 1% dari jumlah sarana yang diperiksa tahun sebelumnya sebanyak 2.412 sarana.

"Hingga 21 Desember 2023 atau memasuki tahap III intensifikasi pengawasan tahun ini, telah dilakukan pemeriksaan terhadap 2.438 sarana peredaran pangan olahan di 34 provinsi dengan rincian1.123 sarana ritel modern, 833 sarana ritel tradisional, 444 gudang distributor, 23 gudang importir, dan 15 gudange-commerce," ungkapnya, melansir pom.go.id, Sabtu (30/12/2023).

Dari seluruh sarana yang diawasi, terlihat adanya penurunan jumlah sarana tidak memenuhi ketentuan (TMK) sebesar 5% dibandingkan tahun lalu.

"Hal ini sejalan dengan upaya BPOM yang secara kontinu melakukan pembinaan kepada pelaku usaha terkait penerapan cara peredaran pangan olahan yang baik (CPerPOB)," jelasnya.

Untuk komoditas pangan olahan yang diawasi, intensifikasi pengawasan pangan olahan tahun ini masih difokuskan pada produk pangan olahan terkemas TMK, yaitu tanpa izin edar (TIE)/ilegal, kedaluwarsa, dan rusak di sarana peredaran.

"Dari hasil pemeriksaan, kami menemukan 731 sarana (29,98%) yang menjual produk TMK dengan jumlah total temuan produk pangan TMK sebanyak 4.441item(86.034pcs) yang diperkirakan nilainya mencapai lebih dari Rp1,6 miliar. Nilai ini meningkat 140% dari tahun sebelumnya," bebernya.

Jenis temuan pangan terbesar adalah pangan TIE, yaitu sebanyak 52,90% dengan nilai ekonomi lebih dari Rp1,3 miliar. Temuan ini didominasi oleh produk pangan impor seperti bumbu siap pakai, makanan ringan (snack), pasta dan mi, serta kembang gula/permen yang nilainya mencapai lebih dari Rp770 juta.

Pangan TIE impor tersebut banyak ditemukan di wilayah DKI Jakarta serta di wilayah perbatasan negara, seperti Tarakan (Kalimantan Utara), Batam, Pekanbaru, dan Sanggau (Kalimantan Barat).

Menurut Rizka, hal ini menunjukkan masih adanya jalur-jalur perdagangan ilegal yang memerlukan pengawasan lintas sektor yang lebih intensif.

Temuan selanjutnya adalah jenis pangan kedaluwarsa sebanyak 41,41% yang banyak ditemukan di wilayah Kabupaten Belu dan Sumba Timur (Nusa Tenggara Timur/NTT), Sofifi dan Morotai (Maluku Utara), serta Ambon.

Jenis pangan kedaluwarsa yang ditemukan didominasi pangan olahan jenis biskuit, makanan ringan, pasta dan mi, bumbu siap pakai, serta wafer dengan nilai ekonomi lebih dari Rp253 juta. Temuan ini menurun sebesar 3,66% dari tahun lalu.

Sementara untuk temuan jenis pangan rusak, 5,69% banyak ditemukan di wilayah Kabupaten Belu (NTT), Manokwari, Pangkal Pinang, Ambon, dan Kendari.

Jenis temuan pangan rusak didominasi produk susu UHT/steril, krimer kental manis, tepung bumbu, biskuit, dan ikan dalam kaleng dengan nilai ekonomi mencapai Rp44 juta.Angka temuan ini turun sebesar 9% dari tahun lalu.

Produk pangan rusak dan kedaluwarsa banyak ditemukan di wilayah Indonesia Timur yang dapat disebabkan oleh faktor panjangnya rantai distribusi pangan di wilayah tersebut.

Hal ini menyebabkan tingginya potensi pangan menjadi rusak dan kedaluwarsa karena perjalanan dalam waktu lama, selain juga sistem penyimpanan di gudang yang tidak memenuhi ketentuan.

Patroli Siber


Menindaklanjuti temuan produk pangan TMK tersebut, BPOM tetap mengedepankan upaya pembinaan kepada para pelaku usaha, di antaranya dengan memberikan bimbingan dan fasilitasi kepada pelaku usaha untuk dapat mendaftarkan produk pangan olahannya.

BPOM juga telah melakukan langkah-langkah penanganan kepada pelaku usaha yang melakukan pelanggaran, termasuk melakukan pembinaan dan memberikan peringatan kepada pelaku usaha di sarana peredaran, memerintahkan distributor untuk melakukan retur/pengembalian produk kepadasupplierproduk TIE, dan memerintahkan pemusnahan terhadap produk yang rusak dan kedaluwarsa, serta pengamanan terhadap produk TIE.

Selain melakukan pengawasan secara langsung di sarana peredaran, BPOM juga melakukan patroli siber dimarketplaceselama pelaksanaan intensifikasi pengawasan pangan tahun ini.

Hasilnya ditemukan sebanyak 17.042 tautan dengan nilai ekonomi sebesar Rp30 miliar. Terhadap temuan patroli siber ini, BPOM telah berkoordinasi dengan AsosiasiE-commerceIndonesia (idEA) untuk melakukan penurunan konten (takedown)terhadaplinkyang teridentifikasi menjualprodukTIE.

Cek Klik

BPOM berkomitmen senantiasa mengawal keamanan pangan dalam rangka melindungi kesehatan masyarakat. Untuk memastikan hal tersebut, BPOM terus mendorong kesadaran pelaku usaha untuk selalu menerapkan CPerPOB maupun peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku, termasuk melaksanakanself regulatory control.

BPOM juga kembali mengimbau masyarakat untuk selalu menerapkan "Cek KLIK" (Cek Kemasan, Label, Izin Edar, dan Kedaluwarsa) sebelum membeli atau mengonsumsi produk pangan olahan.

"Masyarakat agar lebih teliti memilih produk dengan membaca dan memahami informasi nilai gizi (ING) pada label pangan, sehingga dapat memilih dan mengonsumsi pangan secara seimbang. Manfaatkan juga aplikasi BPOM Mobile untuk memudahkan dalam memperoleh berita terbaru dari BPOM dan mengecek legalitas suatu produk," pungkasnya.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Syah Afandin Gerak Cepat Dukung Ketahanan Pangan Lewat Padi Organik

Syah Afandin Gerak Cepat Dukung Ketahanan Pangan Lewat Padi Organik

Mahasiswa Tuntut Kejati Sumut Usut Dugaan Korupsi Pengadaan Makanan di Rutan Tanjung Pura

Mahasiswa Tuntut Kejati Sumut Usut Dugaan Korupsi Pengadaan Makanan di Rutan Tanjung Pura

Irigasi Rusak 2 Tahun, Puluhan Emak Emak Serbu Walikota Sidimpuan

Irigasi Rusak 2 Tahun, Puluhan Emak Emak Serbu Walikota Sidimpuan

Zakiyuddin Harahap Tinjau Basement Lapangan Merdeka

Zakiyuddin Harahap Tinjau Basement Lapangan Merdeka

Ketua TP PKK Langkat Ajak Warga Serapit Manfaatkan Pekarangan, Serahkan 5.000 Ekor Ikan

Ketua TP PKK Langkat Ajak Warga Serapit Manfaatkan Pekarangan, Serahkan 5.000 Ekor Ikan

Awas, Ada Es Krim Pakai Alkohol

Awas, Ada Es Krim Pakai Alkohol

Komentar
Berita Terbaru