Gunung Marapi Masih Erupsi, Pendakian Ditutup Hingga Batas Yang Tak Ditentukan

Kitakini.news - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat, menutup pendakian Gunung Marapi hingga batas yang tidak ditentukan. Hal ini dikarenakan Gunung Marapi yang berada di di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, masih erupsi.
Baca Juga:
Pelaksana Harian (Plh) Kepala BKSDA Sumbar, Dian Indriati mengatakan telah terjadi enam kali erupsi Gunung Marapi yang disertai abu, dan hujan. Sehingga tidak terlalu membahayakan.
"Untuk saat ini, BKSDA Sumbar, menutup pendakian ke Gunung Marapi sampai batas tidak ditentukan. Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar) merupakan salah satu gunung api yang masih aktif hingga kini," imbuhnya kepada wartawan melalui sambungan seluler dari Medan, Rabu (6/12/2023) malam.
Dian menjelaskan, secara administratif, gunung api yang juga dikenal dengan sebutan Marapi atau Berapi ini terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar.
"Pukul 14.45 Wib, pada 3 Desember 2023 lalu, Gunung Marapi di Sumbar mengalami erupsi. Akibatnya, beberapa wilayah di sekitar Gunung Marapi dilanda hujan abu vulkanik. Sejumlah pendaki juga menjadi korban. Data terkini, Gunung Marapi masih berstatus Waspada," bebernya.
Menurut data dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, Gunung Marapi tercatat telah mengalami aktivitas vulkanik berulang kali sejak tahun 1800-an, hingga terbaru pada Desember 2023.
Sementara itu, Dikutip dari laman resmi Pemprov Sumbar, Gunung Marapi secara administratif berada di wilayah Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar.
Namun jika secara geografis, lanjut Dian, lokasi Gunung Marapi terletak diantara wilayah Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Agam dan Kotamadya Padang Panjang, Sumatera Barat.
Seperti diketahui, Gunung Marapi merupakan gunung api paling aktif di Sumatera Barat. Gunung Marapi ini memiliki ketinggian mencapai 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Gunung Marapi adalah tipe gunung api Strato Vulkanik, yang artinya tubuh gunung api ini dibangun oleh akumulasi perulangan hasil letusan yang terjadi.
Menurut data Pemprov Sumbar, karakter letusan Gunung Marapi berupa letusan eksplosif dan efusif dengan masa istirahat rata-rata 4 tahun.
Aktivitas Gunung Marapi tidak selalu terjadi pada kawah yang sama, tetapi bergerak membentuk garis lurus dengan arah timur ke barat daya antara Kawah Tuo hingga Kawah Bongsu.
Sejak awal tahun 1987 sampai sekarang letusan Gunung Marapi bersifat eksplosif dan sumber letusannya hanya berpusat di Kawah Verbeek.
Letusan Gunung Marapi biasanya disertai suara gemuruh, abu, pasir, lapili dan kadang-kadang juga diikuti oleh lontaran material pijar dan bom vulkanik.

Polres Solok Selatan Sikat 40 Orang Pelaku Illegal Mining

BKSDA Beserta Tim Gabungan Lacak Keberadaan Harimau di Padangsidimpuan

Kerap Mangsa Ternak Warga, BBKSDA Riau Tangkap Beruang Madu

Kapal Dinas Bupati Mentawai Terbakar

Polres Asahan Gagalkan Pengiriman Sabu 3 Kg ke Sumbar Via Bus
