Baskami Bahas Langkah Penyelamatan Kaldera Toba Bersama PP-DT

Kitakini.news -Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRD Sumut), Baskami Ginting menerima kunjungan para tokoh dan aktivis yang tergabung dalam Pergerakan Penyelamatan Kawasan Danau Toba (PP-DT) di ruangan kerjanya gedung dewan Jalan Imam Bonjol Medan, Rabu (25/10/2023).
Baca Juga:
Hal
tersebut menyusul upaya pemerintah agar keluar dari pemberian sanksiKartu
Kuningyang diberikan olehUNESCOkepada Toba Caldera Global
Geopark atauGeopark Kaldera Toba.
Diketahui,
keputusan tersebut diberikan UNESCO melalui laman resminya unesco.org. Organisasi PBB itu memberikan kartu kuning lantaran
minimnya aksi yang dilakukan oleh badan pengelola Toba Caldera Unesco Global
Geopark (TCUGGp) Provinsi Sumatera Utara (Sumut).
Baskami
meminta agar seluruh pihak memberikan upaya maksimal, sehingga sanksi tersebut
dapat dicabut.
"Bagi
saya ini bukan pekerjaan main-main.
Geopark Toba ini destinasi wisata dunia dan kita harus sebisa mungkin
keluar dari sanksi ini. Tak hanya itu, saya meminta kepada para tokoh di PDTT
untuk melakukan identifikasi masalah serta memberikan masukan kepada
pemerintah," tegasnya.
Pantauan
lapangan hadir pada acara tersebut, Mantan Anggota DPRD SU Sarma Hutajulu,
Ketua PP-DT Wilmar Simanjorang, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Pemprovsu Zumri Sulthony, perwakilan Bappedalitbang Sumut serta tokoh
masyarakat dan pegiat wisata Danau Toba.
Lebih
lanjut politisi PDI Perjuangan itu mengungkapkan, keberadaan Kaldera Toba harus
memiliki dampak besar bagi kesejahteraan masyarakat Sumatera Utara.
"Dari
sisi income, saya mau ada peningkatan dari tahun ke tahun untuk kunjungan
wisata ke seluruh spot wisata di sana," tambahnya.
Baskami
mengatakan, pihaknya akan terus mendukung kemajuan pengelolaan Danau Toba. "Secara politik dan anggaran saya kira
tidak perlu khawatir. Kita bersama-sama menginginkan Danau Toba menjadi
destinasi kaliber dunia," ungkapnya.
Sementara
itu, Ketua PP-DT Wilmar Simanjorang mengatakan,
pengelolaan geopark ini harus melalui solusi dari segala sisi.
"Dari
kelembagaan, badan pengurus ini harus semi independen. Sehingga tidak terjebak
dalam alur birokrasi," ucapnya.
Badan
pengelola, lanjut Wilmar harus menjadi lembaga berbasis komunitas. "Diisi
tokoh yang mampu membina komunikasi para kepala daerah di Kaldera Toba. Untuk
sisi pembiayaan, selain APBD juga ada CSR dari BUMN maupun swasta yang
ada," tambahnya.
Senada
dengan Simanjorang, Tokoh Masyarakat pengawal Geopark Kaldera Toba, Budi
Sinulingga mengatakan geopark diwujudkan dalam
tiga kerangka pembangunan.
"Pertama
soal edukasi yaitu masyarakat sebagai subjek,
langkah konservasi baik geologi, flora dan fauna, juga langkah
peningkatan pendapatan masyarakat," imbuhnya.
Langkah tersebut, kata Budi, harus masuk dalam perencanaan dan pelaksanaan aksi lima tahun serta berkelanjutan."Adanya perlindungan dan pelestarian terhadap warisan geologi, keanekaragaman hayati, keragaman budaya," tambahnya.
Budi menuturkan, kondisi di lapangan masyarakat memerlukan edukasi terkait perilaku dan kepedulian terhadap Kaldera Toba."Masyarakat kita harus lebih ramah turis, memiliki kepedulian terhadap lingkungan, meningkatkan rasa memiliki," ungkapnya.
Tak
hanya itu, menurut Budi perubahan perilaku masyarakat akan berhasil dengan cara
diskusi partisipatif yang difasilitasi oleh agent of change.
"Agent
of change ini harus berbaur, tinggal bersama dengan masyarakat. Pola ini sudah
pernah terbangun di Desa Sosor Dolok," ungkapnya.
Agent of change, menurut Budi merupakan masyarakat setempat dan dilatih oleh Badan Pengelola.Budi juga berharap segala ikhtiar yang disampaikan melalui Ketua DPRD, dapat mendorong Pemprovsu bergerak lebih cepat."Kita memberikan apresiasi setingginya kepada Bapak Ketua yang telah merespons cepat masalah ini," jelasnya.
Di
lain pihak, Kadis Kebudayaan dan
Pariwisata Pemprovsu Zumri Sulthony mengatakan pihaknya terus melakukan
koordinasi secara maraton kepada seluruh daerah di kawasan Danau Toba.
"Kita
mengundang Bappeda, Dinas Pariwisata juga pemerintahan desa. Masalah yang kita bahas ini telah menjadi
perhatian pusat baik Kemenparekraf dan Kementerian Investasi," tambahnya.
Zumri
mengatakan, masukan dari PPDT akan dicatat dan akan ditindaklanjuti. Ia
berharap nantinya Badan Pengelola tidak hanya berupaya keluar dari sanksi
UNESCO melainkan terus melakukan pengembangan berkelanjutan.
"Kami
berterimakasih dan kita harapkan ke depan kita terus memperkuat koordinasi demi
kemajuan Danau Toba," pungkasnya.
Reporter: Heru Soesilo

Ahmad Hadian Dukung Pola Baru Bantuan Rumah Ibadah Yang Akan Dilakukan Bobby

Tanjungbalai Hilir Danau Toba, si Mutiara Selat Malaka

Ricky Anthony Bantu Perobatan Warga Langkat Korban Laka Lantas di Aceh

Rony Situmorang Minta Perumda Tirtanadi Terus Berbenah

Megawati Zebua Ungkap Guru di Nias Sering Kelelahan Menuju Sekolah
