Muhaimin: Secara Menyeluruh, Manajemen Stok Pangan Harus Dibenahi

Baca Juga:
Kitakini.news – Pemerintah didesa untuk segera membenahi manajemen stok pangan secara menyeluruh. Sebab, hal ini sangat mutlak dibutuhkan agar ketahanan pangan Indonesia dapat terealisasi.
“Memang untuk manajemen stok pangan saat ini masih belum optimal, beras saja sebagai makanan paling pokok kita masih begitu manajemennya, apalagi produk lain seperti kedelai, kacang hijau, kacang tanah, daging,” cetus Wakil Ketua DPR-RI, Abdul Muhaimin Iskandar melansir dari laman resmi dpr.go.id, Jumat (30/12/2022).
Muhaimin menjelaskan, manajemen stok pangan yang buruk
kerap menimbulkan ketidaksinkronan data kebutuhan importasi pangan antar
Kementerian-Lembaga (K/L). Hal tersebut terjadi karena aturan main pada
masing-masing lembaga terkait importasi pangan.
"Yang terjadi selama ini hampir semua Kementerian dan Lembaga punya kebijakan sendiri-sendiri soal pangan, terutama terkait importasi. Kadang Kementerian 'A' bilang surplus pangan, Lembaga 'B' malah bilang perlu impor," tandasnya.
Selain itu, lanjut Muhaimin, manajemen stok pangan yang baik akan berimbas pada ketahanan pangan nasional. Dengan begitu ketersediaan pangan yang cukup dan merata serta akses penduduk terhadap pangan yang mudah bisa terealisasi.
Muhaimin juga mendorong pemerintah untuk mengubah orientasi
ketahanan pangan nasional. Karena orientasi ketahanan pangan harus bermuara
pada dua hal, pertama jaminan ketersediaan pangan.
"Artinya kita tahu seberapa banyak stok pangan kita dengan data yang akurat. Kedua, akses masyarakat mendapatkan pangan harus mudah. Jadi meskipun surplus dan nggak perlu impor, tapi aksesnya sulit yasama saja rakyat akan menjerit,” pungkasnya.
Redaksi

Jalan Bunga Turi Menuju Pasar Induk Lau Cih Selesai Diaspal

Begini Rico Waas Pimpin Apel Perdana Pasca Idulfitri

Semarak Ramadhan 1446H, Karyawan XL Axiata Berbagi Kebaikan di Sumatera

Berikut Kemudahan dan Kebersamaan di Bulan Ramadan dari IM3

Rico Waas Ajak GP Ansor Bangun Medan: "Pemuda Akar, Pohonnya Pemerintah"
