Sabtu, 05 Juli 2025

Raja Belanda Akui Perbudakaan Selama 250 Tahun, Tak Manusia

- Selasa, 27 Desember 2022 23:56 WIB
Raja Belanda Akui Perbudakaan Selama 250 Tahun, Tak Manusia

Kitakini.news – Pemerintah Belanda mengakui perbudakan yang terjadi selama 250 tahun penjajahan di Nusantara merupakan tindakan tidak manusiawi dan kejahatan kemanusiaan.

Baca Juga:

“Dan rakyat Belanda yang memikul tanggungjawab atas tindakan-tindakan kejahatan kemanusiaan,” kata Raja Belanda Williem Alexander merespon pernyataan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte yang sudah menyampaikan permohonan maaf atas kejadian masa lalu tersebut.

Untuk itu, melansir dari Inilah.com, Selasa (27/12/2022), Belanda merasa perlu menyampaikan permohonan maaf atas kejadian masa lalu demi kemajuan negara di masa depan.

“Tapi dengan jujur menghadapi masa lalu kita bersama dan mengakui kejahatan terhadap kemanusiaan yakni perbudakan, kita meletakkan dasar untuk masa depan bersama. Masa depan, di mana kita berdiri melawan semua bentuk modern dari diskriminasi, eksploitasi, dan ketidakadilan,” tegasnya.

Sang Raja juga menilai permintaan maaf Belanda bukan menjadi akhir untuk menutup seluruh kejadian yang pernah terjadi. Namun langkah ini merupakan langkah awal dari perjalanan yang panjang

“Permintaan maaf yang ditawarkan oleh pemerintah [Belanda] adalah awal dari perjalanan panjang,” imbuhnya.

Sebelumnya, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte secara resmi menyampaikan permohonan maaf atas keterlibatan negaranya selama 250 tahun dalam kasus perbudakan. Belanda juga mengakui jika perbudakan itu masuk dalam ‘kejahatan kemanusiaan’.

Hal ini Rutter sampaikan pada Senin (19/12/2022) atau tepatnya keluar setelah hampir 150 tahun berakhirnya masa perbudakan di era kolonial negeri Kincir Angin tersebut.

Rutter meminta maaf atas perbudakan yang terjadi di Suriname, pulau-pulau seperti Curacao, Aruba di Karibia, dan Indonesia bagian Timur.

“Hari ini atas nama pemerintah Belanda, saya meminta maaf atas tindakan negara Belanda di masa lalu,” kata Rutte dalam pidatonya di Den Haag, melansir dari AFP, Selasa (20/12/2022).

Dia mengakui apa yang pernah negaranya lakukan terkait perbudakan itu masuk dalam kejahatan terhadap kemanusiaan. Namun Rutter mengatakan saat ini negaranya hanya bisa mengakui adanya kejahatan tersebut.

“Kami yang hidup di sini dan sekarang, hanya bisa mengakui dan mengutuk perbudakan yang jelas sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan,” pungkasnya.

 

 




Redaksi 

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Jalan Bunga Turi Menuju Pasar Induk Lau Cih Selesai Diaspal

Jalan Bunga Turi Menuju Pasar Induk Lau Cih Selesai Diaspal

Begini Rico Waas Pimpin Apel Perdana Pasca Idulfitri

Begini Rico Waas Pimpin Apel Perdana Pasca Idulfitri

Semarak Ramadhan 1446H, Karyawan XL Axiata Berbagi Kebaikan di Sumatera

Semarak Ramadhan 1446H, Karyawan XL Axiata Berbagi Kebaikan di Sumatera

Berikut Kemudahan dan Kebersamaan di Bulan Ramadan dari IM3

Berikut Kemudahan dan Kebersamaan di Bulan Ramadan dari IM3

Rico Waas Ajak GP Ansor Bangun Medan: "Pemuda Akar, Pohonnya Pemerintah"

Rico Waas Ajak GP Ansor Bangun Medan: "Pemuda Akar, Pohonnya Pemerintah"

Wali Kota Medan:Patroli untuk Ciptakan Keamanan Selama Ramadhan

Wali Kota Medan:Patroli untuk Ciptakan Keamanan Selama Ramadhan

Komentar
Berita Terbaru