Mafrizal Minta Pemerintah Membuat Sekolah Terapung di Belawan
Kitakini.news - Kehidupan nelayan Belawan akrab dengan gelombang laut Selat Malaka dalam mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya. Seperti kita ketahui, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara sebahagian besar masyarakatnya hidup dipinggir laut dengan memanfaatkan sumber daya hasil laut.
Baca Juga:
Aktivitas nelayan skala kecil atau tradisional itu sangat dipengaruhi kondisi cuaca dan musim yang terjadi. Jika muncul fenomena perubahan iklim yang menjadikan kondisi ombak tinggi akibat cuaca buruk, nelayan sulit untuk mendapatkan ikan sehingga pendapatan merekapun sangat terbatas.
Terkait pendidikan, umumnya hanya
sedikit penduduk Kecamatan Medan Belawan yang mengenyam pendidikan,
khususnya anak-anak nelayan. Pendidikan yang ditempuh mereka baru sebatas
Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas.
Maka untuk mengantisipasi
banyaknya anak nelayan hidupnya di pinggir laut, sulit dibangun gedung sekolah,
sehingga sangat dibutuhkan sekolah terapung yang dapat menjemput ke rumah
masing-masing.
Demikian disampaikan Tokoh
Masyarakat Kecamatan Medan Belawan Mafrizal, Selasa (20/6/2023).
Menurut Mafrizal untuk
menyelamatkan anak-anak Belawan dari keterbelakangan pendidikan perlu
Pemerintah lebih memperkuat pendidikan khususnya kepada yang orangtuanya
nelayan skala kecil.
Dia mengakui bahwa pemerintah
sudah bekerja keras untuk meningkatkan pendidikan di Belawan namun hingga kini
masih banyak anak putus sekolah.
Untuk mencari solusi masalah yang
dihadapi anak-anak Belawan agar tidak putus sekolah seharusmya
semua pihak mensosialisasikan lebih masif dan tidak tanggung-tanggung
akibat putus sekolah yang berpotensi menjadi pelaku tindak kriminal.
“Putus sekolah tidak hanya memupus
cita-cita, tetapi juga memicu masalah sosial di Belawan yang terletak
di pesisir pantai menyumbang angka putus sekolah,” kata Mafrizal.
Untuk meningkatkan sosial
nelayan yang tergolong warga miskin perlu sosialisasi yang masif tentang pendidikan
dari semua pihak.
Jika pendidikan anak-anak nelayan
sudah meningkat lebih tinggi maka kemiskinan akan tergerus menjadi lebih
sejahtera. Tentu mereka akan mendapatkan pekerjaan yang layak tidak lagi terus
menerus menjadi nelayan kakek-ayah hingga ke dirinya.
Dengan meningkatnya pendidikan
anak-anak nelayan maka diyakini perkawinan anak atau perkawinan di bawah umur
pun akan berkurang. Seperti diketahui perkawinan anak akibatnya kawin cerai
sehingga anak yang dilahirkan tidak mendapat pendidikan yang layak.
“Untuk menghindari kehidupan yang kelam
tentu pendidikanlah pemutus rantainya karena begitu mereka berhenti bersekolah
akan timbullah masalah sosial,” sebut Mafrizal.
Kisah-kisah dramatis soal anak-anak remaja yang terpaksa menjadi orang tua dimasa belia,mereka hidup dalam berbagai penderitaan sebagai imbas dari perkawinan yang di dalamnya mereka belum memiliki kemandirian baik secara ekonomi, sosial dan emosional.
Fakta bagaimana putus sekolah melahirkan perkawinan anak, dan perkawinan anak berujung cerai dan kawin lagi. Kawin cerai itu kemudian menciptakan kemiskinan baru dan keluarga-keluarga baru yang berpotensi juga rentan gagal.
Mafrizal mengakui bahwa seputaran Belawan itu pengjasil dollar yang tinggi namun masih ada warganya yang tergolong miskin khususnya pekerja nelayan tradisional.
Diharapkan untuk mengantisipasi anak putus sekolah dengan cara mendirikan perpustakaan terapung berisi buku-buku bacaan sekolah yang dapat dibaca siswa gratis, sekolah terapung yang dapat menjangkau anak-anak sekolah di pinggir laut.
“Semua pihak harus berperan aktif baik ulama,tokoh masyarakat, cendikiawan, intelektual, pengusaha, lembaga swadaya masyarakat (LSM), jurnalis, pemerintah, stakeholder diminta pro aktif untuk mengentaskan masalah sosial khususnya untuk anak-anak nelayan tradisional,” ucap Mafrizal.
Kontributor: Desrin Pasaribu
Rumah Kakak Bene Dion di Medan Terendam Banjir
Ika Natassa Terseret Arus Banjir Medan, Untung Ada Satpam
Kapolda Sumut Turun ke Jalan Bantu Warga Terjebak Banjir, 148 Bencana Terjadi dalam Tiga Hari
Rumah Dinas Gubernur Sumut Dikelung Banjir
Evakuasi Tanpa Henti Saat Banjir Besar Terjang Medan