Tingkatkan Kualitas Air Danau Toba, Dinas LHK Siram 5 Ton Ekoenzim

Kitakini.news– Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sumatera Utara (LHK) mengajak seluruh
masyarakat dan juga pemerintah kabupaten se Kawasan Danau Toba agar menggunakan
produk dari limbah rumah tangga atau Ekoenzim (Eco Enzym) yang teruji mampu
mengurangi pencemaran air dan meningkatkan kualitas air danau.
Baca Juga:
Sebab,
kata Kepala Dinas (Kadis) LHK Sumut Yuliani Siregar, saat ini sebagian besar air
Danau Toba dalam kondisi yang cukup memprihatinkan. Indikasinya adalah terus berkurangnya
transparansi air dan terus meningkatnya derajat keasaman (pH) air Danau Toba.
”Kondisinya
cukup tercemar, bahkan dibeberapa lokasi bisa langsung kita lihat tingkat
keruhnya. Ekoenzim bisa meningkatkan kualitas air tawar, tetapi tentu ini butuh
gerakan yang besar, bersama kabupaten lainnya. sebelumnya kita sudah tuang 5
ton di Tiga Ras dan beberapa titik lainnya,” ungkap Yuliani melalui keterangan
tertulis yang diterima, Jumat (23/6/2023).
Yuliani
menjelaskan, ada beberapa penyebab terus menurunnya kualitas air Danau Toba,
seperti masih maraknya Keramba Jaring Apung (KJA) dan masyarakat yang langsung
membuang limbah ke danau.
Menurut
Yuliani, penertiban KJA masih terus dilakukan Pemkab dan Pemprovsu. Namun untuk
limbah masyarakat perlu edukasi yang masif.
”Penertiban
KJA terus kita upayakan secara bertahap karena ini salah satu mata pencaharian
masyarakat, begitu juga untuk limbah seperti dari hotel, limbah masyarakat yang
langsung membuangnya ke danau. Padahal itu bisa dikelola dulu sebelum dilepas
ke danau agar tidak terjadi pencemaran,” bebernya.
Masih
kata Yuliani, salah satu pengolahan limbah yang tepat salah satunya dengan
membuat sampah organik menjadi ekoenzim. Sehingga saat dilepas ke Danau Toba
tidak meningkatkan pencemaran, sedangkan untuk limbah non organik bisa dikelola
menjadi Paving Blok, Briket, Ecobricks ataupun di daur ulang.
“Ini
sesuai dengan tema peringatan Hari Lingkungan Hidup sedunia kali ini, Solusi
untuk Polusi Plastik,” ucapnya.
Yuliani
juga menerangkan, semua produk dari limbah tersebut memiliki nilai ekonomi,
sehingga bisa menambah pendapatan masyarakat. Ekoenzim misalnya, selain untuk
meningkatkan kualitas air tawar juga bisa digunakan sebagai pestisida alami,
pupuk alami, filter udara dan lainnya.
”Sampah
itu bisa dikelola bahkan menjadi barang yang memiliki nilai ekonomi, tetapi
masih sedikit masyarakat kita yang memanfaatkannya, karena itu akan kita dorong
terus di kawasan Danau Toba agar masyarakat tidak melepas limbah ke danau
begitu saja,” paparnya.
Sementara
itu, seorang pegiat lingkungan yang memanfaatkan limbah Rena Arifah mengatakan
bahwa pihaknya terus berupaya mengembangkan ini. Bersama-sama dengan ibu-ibu di
lingkungannya dia membentuk kelompok pengelolaan sampah baik organik maupun non
organik.
”Ini
diawali dari kegelisahan kita ibu-ibu akan sampah yang kita buang, ternyata ini
kalau dikelola dengan baik bisa menjadi produk bernilai ekonomi. Selain kita
menjaga lingkungan, kita juga mendapat penghasilan tambahan karena produk ini
ternyata diminati seperti briket, paving block, dan ekoenzim,” pungkasnya.
Redaksi

Gubernur Sumut Bobby Nasuiton Minta Penduduk Samosir Bersihkan Toilet

Mau Sedot Turis Lebih, Danau Toba Butuh Banyak Promosi

Brimob Kawal Ketat Pemindahan 100 Napi Risiko Tinggi Asal Sumut Ke Nusakambangan

Seratus Warga Binaan Lapas Sumut Berisiko Tinggi Dipindahkan ke Lapas Nusakambangan

Optimalisasi Venue Eks PON 2024, KONI Sumut Ditantang Jaga Warisan Prestasi
