Soal Pelantikan 911 Pejabat Eselon, Ini Kata Nezar Djoeli

Kitakini.news – Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara dibawah kepemimpinan Gubernur Sumut
(Gubsu) Edy Rahmayadi dinilai lemah karena kerap melakukan blunder dalam
memasukkan dan mengkoreksi nama-nama pejabat eselon III dan IV setiap akan
dilantik.
Baca Juga:
Tak hanya
itu, pengangkatan Kepala Kepegawaian Daerah (BKD) Sumut oleh Gubsu juga
terkesan asal-asalan dan tidak memiliki sumber daya manusia yang baik dalam
seleksinya.
“Hal itu
terbukti dari dalam beberapa pelantikan kemarin, terungkap sejumlah pejabat
eselon III dan IV ada yang telah meninggal dunia dan pensiun dan lainnya,” kata
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Solidaritas Indonesia Sumatera Utara (DPW PSI
Sumut), H.M Nezar Djoeli ST kepada wartawan melalui keteranga tertulis di Medan,
Rabu (1/3/2023).
Hal ini disampaikan Nezar Djoeli merespon adanya pejabat
yang sudah meninggal yang dilantik yakni Edison Hutasoit ST sebagai Kepala
Sumber Daya Air dan Cipta Karya UPTD Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Tarutung
Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Provsu.
Diketahui, Edison meninggal dunia 3
tahun lalu saat menjabat sebagai Kepala Seksi (Kasi) Sumber Daya Air (SDA)
Cipta Karya Gunung Sitoli. Selain itu juga pejabat yang sudah pensiun.
Menurut Nezar,
pelantikan ratusan pejabat eselon III dan IV oleh Gubsu Edy Rahmayadi baru-baru
ini mencerinkan pemerintahan Sumut sedang tidak baik-baik saja.
“PSI Sumut
melihat adanya kepemimpinan yang gagal dari seorang kepala pemerintahan di provinsi
ini. Terlihat juga seolah-olah yang paling tahu ataupun paling benar dalam menjalankan
pemerintahan. Aroma itu sangat kental dirasakan lapisan masyarakat,”cetusnya.
Nezar
menegaskan, atas kejadian pelantikan ratusan pejabat eselon tersebut, pihaknya
menduga BKD Sumut telah melakukan konspirasi yang telah berjalan selama ini. Maka
dari itu, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) diminta segera mengaudit investigasi
atas anggaran maupun gaji yang diduga diterima selama ini. Dan juga atasnama
oknum-oknum yang namanya sempat dilantik
namun kenyataannya sudah meninggal maupun pensiun.
"Lagi-lagi
ini catatan buruk tambahan bagi Pemprovsu. Belum lagi Proyek Multiyers senilai
Rp2,7 Triliun yang hari ini pekerjaannya dipaksaakan. Belum lagi jual beli
lahan Medan Club, persoalan Sport Center yang diduga lahannya bermasalah, serta
persoalan sengketa tanah lainnya di daerah dan masih banyak lainnya,” bebernya.
Oleh karena
itu, lanjut Nezar, DPW PSI Sumut meminta kepada BPK untuk segera mendengar seruan
pihaknya yakni melakukan audit investigasi.
“Kita harus
merubah pemerintahan ini pada pemilihan ke depan. Rakyat jangan lagi terbuai
dengan retorika politik oleh Paslon daKn jangan tergoda dengan uang kecil yang
akan merugikan masyarakat Sumut pada Pilgubsu kepdepan dengan transaksional dan
alasan transport.
“Ketika hal
ini terjadi di Pilgubsu, maka dapat dipastikan Pemprovsu ke depan adalah
pemerintahan tidak tidak kualifight dalam menjalankan roda penerintahan,”
pungkasnya.
Redaksi

Kejagung Mutasi Pejabat, Harli Siregar Gantikan Idianto di Sumut

Dari Penumpas Narkoba hingga Atlet Juara,Kapolda Beri Penghargaan Pada 56 Polisi Sumut

Tiba di Gedung KPK, Ke-6 Tersangka Langsung Masuk

KPK Lakukan OTT di Medan Terkait Proyek Satker PJN Wil I Sumut

Enam Orang Terjaring OTT KPK di Medan, TIba di Kantor KPK
