Kisah Khamozaro Waruwu, Tertimpa Musibah Disaat Pegang “Palu Keadilan”

Kitakini.news -Suasana ruang sidang di Pengadilan Negeri (PN) Medan, Selasa siang (4/11/2025), tampak berjalan seperti biasanya. HakimKhamozaro Waruwumemimpin jalannya persidangan dengan tenang, fokus mendengarkan keterangan dari para pihak.

Baca Juga:

• Kebakaran Rumah Hakim PN Medan, MA Koordinasi dengan Polda Sumut
• Korupsi, Mantan Ka UPT Puskesmas Parsoburan Dipenjara 1 Tahun
• Lolos Hukuman Mati, Dua Kurir 10,9 Kg Sabu Divonis 18 Tahun Penjara

Di atas meja kerjanya, ponsel miliknya bergetar berulang kali. Namun, getaran itu tak dihiraukannya. Sebagai hakim, ia paham betul etika di ruang sidang: tak boleh mengangkat telepon di tengah persidangan.

Tak disangka, panggilan yang ia abaikan itu ternyata datang dari tetangga, membawa kabar duka. Rumahnya terbakar.

"Saya masih di kantor, tahunya kebakaran dari tetangga. Karena sidang makanya nggak saya angkat. Saya sempat kirim WA bilang lagi sidang, lalu dibalas 'rumah bapak kebakar,'" tutur Khamozaro saat ditemui di kediamannya di Jalan Pasar II, Komplek Taman Harapan Indah, Lingkungan 13, Tanjung Sari, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan.

Mendengar kabar itu, Khamozaro mengaku sempat syok. Ia segera menutup sidang lebih cepat dari biasanya dan bergegas pulang.

"Begitu tahu rumah terbakar, saya langsung panik. Saya tutup sidang dan naik motor bersama security menuju rumah. Sampai di sana, rumah sudah ramai, pintu sudah dijebol warga untuk memadamkan api," ujarnya.

Saat kejadian, rumah dalam keadaan kosong. Istrinya baru saja keluar sekitar 20 menit sebelumnya. Tak ada seorang pun di dalam rumah ketika api mulai melahap kamar tidur utama dan dapur.

"Kejadiannya kira-kira 20 menit setelah istri saya pergi. Api mulai dari kamar tidur utama, jadi semua habis. Bahkan pakaian pun nggak ada lagi. Tadi sore saya beli baju di toko, buat dipakai malam ini," ucapnya pelan.

Kebakaran terjadi sekitar pukul 10.43 WIB. Petugas pemadam kebakaran yang datang bersama warga akhirnya berhasil menjinakkan api sekitar pukul 11.18 WIB. Namun, sebagian besar isi rumah tak terselamatkan.

"Dokumen kepegawaian, perhiasan istri, surat-surat anak-anak, semuanya ikut terbakar," tambahnya lirih.

Dari lokasi, suasana memilukan terlihat jelas. Bagian belakang rumah hangus, menyisakan puing baja ringan yang menggantung dan dinding hitam pekat bekas kobaran api. Sementara bagian depan masih berdiri, seolah menjadi saksi bisu betapa cepatnya api melahap segalanya.

Meski begitu, Khamozaro masih bersyukur karena tak ada korban jiwa. Penyebab pasti kebakaran masih diselidiki pihak berwenang.

Hakim yang Tengah Tangani Kasus Korupsi Jalan Sumut

Khamozaro Waruwu bukan hakim sembarangan. Ia dikenal publik sebagai ketua majelis hakim yang menanganikasus korupsi proyek pembangunan jalan di Sumatera Utara (Sumut), salah satu perkara besar yang menarik perhatian masyarakat sepanjang tahun 2025.

Kasus tersebut menyeret sejumlah nama besar, di antaranya mantan Kepala Dinas PUPR Sumut Topan Obaja Ginting, kemudian PPK 1.4 Satker I BBPJN Sumut, Heliyanto, serta Direktur Utama PT Dalihan Na Tolu Grup, Akhirun Piliang alias Kirun, dan anaknyaRayhan Dulasmi, Direktur PT Rona Mora.

Dalam kasus ini, para terdakwa didakwa melakukan praktik suap dan pengaturan proyek jalan di beberapa wilayah Sumut dengan nilai proyek mencapai ratusan miliar rupiah. Uang suap disebut-sebut diberikan untuk memenangkan tender proyek serta melancarkan pencairan dana.

Khamozaro Waruwu yang tinggal di Kecamatan Medan Sunggal ini, juga kerap menggali dengan dalam keterangan yang dianggapnya tidak masuk akal, termasuk keterangan Mulyono, mantan Kadis PUPR Sumut periode 2024-2025, keterangan Efendi Pohan yang meruoakan mantan Plt Sekda Sumut, serta Yasir Ahmadi, mantan Kapolsek Sunggal, yang kemudian menjadi Kapolres Tapsel sebagai orang yang mempertemukan Kirun dan Topan Ginting.

Majelis hakim yang diketuai Khamozaro dikenal tegas dan teliti dalam mengungkap setiap fakta persidangan. Ia kerap memotong keterangan saksi yang berbelit dan berpegang pada prinsip keadilan yang bersih dari intervensi.

"Pak Khamozaro dikenal tegas, tapi tetap tenang. Integritasnya sudah dikenal di lingkungan pengadilan," ujar salah seorang pegawai PN Medan yang enggan disebutkan namanya.

Di tengah kesibukan mengadili perkara besar yang menyita perhatian publik, musibah kebakaran menimpa rumahnya. Namun, di balik ujian itu, sosok Khamozaro tetap menunjukkan keteguhan hati seorang penegak hukum.

Keesokan harinya, Rabu (5/11/2025), Khamozaro dijadwalkan kembali mengenakan toga hitam berlis merah, duduk di kursi majelis untukagenda pembacaan tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPKterhadap terdakwa Akhirun Piliang alias Kirun dan Rayhan Dulasmi.

Kasus ini menjadi babak penting dalam upaya pemberantasan korupsi di Sumatera Utara, dan Khamozaro, di tengah kehilangan pribadinya, tetap memilih untuk berdiri tegak menjalankan tugasnya menegakkan keadilan.

Aktivis anti korupsi dari berbagai komunitas, menyampaikan ungkapan prihatin atas musibah yang dialami Khamozaro Waruwu dan berharap, kejadian ini semakin membuat hakim yang sampai saat ini dikenal tegas, lantang dan berjalan pada rel keadilan itu, semakin menunjukkan keberpihakkannya pada keadilan dan keseriusan memberantas tindak pidana korupsi hingga daerah kelahirannya, Sumatera Utara tidak lagi dikenal dengan pameo "Semua Urusan Mesti Uang Tunai".