Selasa, 23 September 2025

Ranking Anjlok, Skandal Menggunung, FP-USU Sebut USU di Ujung Tanduk

Perlu Reformasi Kepemimpinan
Redaksi - Selasa, 23 September 2025 07:30 WIB
Ranking Anjlok, Skandal Menggunung, FP-USU Sebut USU di Ujung Tanduk
Ketua Forum Penyelamat USU, Taufik Umar Dhani Harahap, S.H. (Foto : Dok)
Kitakini.news - Universitas Sumatera Utara (USU) kembali menjadi sorotan. Namun kali ini bukan karena torehan prestasi, melainkan kabar mengejutkan terkait merosotnya peringkat akademik. Lembaga pemeringkat Webometrics 2025 menempatkan USU di posisi ke-20 tingkat nasional. Capaian ini tercatat sebagai yang terburuk sepanjang sejarah universitas, sekaligus menjadi tamparan keras bagi kampus kebanggaan Sumatera yang dahulu disejajarkan dengan Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Penurunan tersebut menimbulkan ironi. Sejarah panjang dan reputasi yang pernah disandang seharusnya menjadi modal besar untuk melaju dalam kompetisi pendidikan tinggi. Namun kenyataannya, USU justru kalah bersaing dengan universitas-universitas tetangga di Sumatera, seperti Universitas Syiah Kuala, Universitas Riau, dan Universitas Lampung. Kondisi ini menandai rapuhnya fondasi akademik sekaligus membunyikan alarm keras bagi masa depan kampus.

Baca Juga:

Bagi para pemerhati pendidikan, penurunan peringkat ini bukan sekadar angka. Ia mencerminkan lemahnya tata kelola universitas. Rendahnya kualitas publikasi internasional, minimnya keterbukaan data, adanya praktik plagiat, hingga terbatasnya pengaruh ilmiah di kancah akademik global, menjadi catatan serius. Ranking hanyalah indikator, tetapi jika indikator itu terus merosot, jelas ada yang keliru dalam sistem internal universitas.

Kepemimpinan Rektor Muryanto Amin turut menjadi sorotan. Alih-alih fokus pada agenda akademik, dirinya kerap dikaitkan dengan manuver politik maupun kontroversi hukum. Sejumlah kasus, mulai dari dugaan korupsi, polemik pengelolaan aset kebun, pungutan liar, hingga dugaan praktik suap dalam pendidikan spesialis kedokteran, semakin mencoreng nama baik USU. Kredibilitas akademik menjadi sulit dipulihkan ketika universitas justru terseret dalam pusaran skandal.

Forum Penyelamat USU (FP-USU) bahkan menilai kondisi saat ini sebagai yang terburuk sepanjang sejarah universitas. Menurut mereka, kritik yang dilontarkan bukan sekadar keluh kesah emosional para alumni, melainkan refleksi mendalam atas hilangnya orientasi akademik. Kampus yang seharusnya menjadi pusat keilmuan kini dipersepsikan sebagai arena transaksi kepentingan. Sebuah titik nadir yang menyakitkan bagi institusi pendidikan tinggi yang pernah membanggakan bangsa.

"Sebagai alumni, sebagai warga Sumatera Utara, tentu saja kondisi ini sangat miris, sehingga kepemimpinan di tingkat Rektorat perlu direformasi," ujar Ketua FP-USU, Taufik Umar Dhani Harahap kepada wartawan di Medan, Selasa 23 September 2025.

Memnurutnya, masalah yang dihadapi USU bukan hanya bersifat struktural, tetapi juga kultural. Integritas pimpinan dipertanyakan, terlebih setelah nama Muryanto Amin disebut penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus Operasi Tangkap Tangan (OTT) Topan Ginting terkait proyek jalan. Situasi ini membuat publik ragu, apakah upaya pembenahan internal bisa dilakukan jika kepemimpinan sendiri dianggap sebagai bagian dari persoalan. Seperti membersihkan rumah kotor dengan sapu yang kotor pula.

Tidak berhenti di situ, menurut aktivis 98 itu, USU juga dituding ikut menjadi arena "cawe-cawe" politik dalam Pemilihan Presiden dan Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2024. Kritik keras dari Pengurus Pusat Ikatan Alumni (PP IKA) USU dan kelompok intelektual di Medan kala itu diabaikan. Ketika kampus diperalat untuk kepentingan elektoral, harga diri akademik semakin runtuh. USU kehilangan posisinya sebagai benteng moral dan intelektual.

Pada dasarnya, akar masalah terletak pada hilangnya roh akademik. Budaya penelitian kian melemah, dukungan terhadap publikasi ilmiah minim, sementara integritas dosen mulai terkikis. Mahasiswa pun kehilangan teladan dari civitas akademika. Dalam jangka panjang, kondisi ini dipandang dapat merusak daya saing lulusan sekaligus memperburuk reputasi universitas di mata nasional maupun internasional.

FP-USU menilai solusi yang dibutuhkan tidak cukup sebatas klarifikasi defensif dari pimpinan universitas. Yang mendesak adalah reformasi pemimpin USU dengan pemulihan budaya akademik, penegakan etika secara konsisten.

"Perlu hadirnya kepemimpinan baru yang berintegritas. Pemilihan rektor mendatang diharapkan menjadi momentum pembaruan, bukan sekadar kompromi politik, dan masyarakat harus ikut mengawasi agar kelak bisa "menghakimi" pemilik suara yang berkhianat pada sumpahnya sebagai pendidik,"tambah Taufik.

Meski diliputi krisis, USU masih menyimpan modal besar untuk bangkit. Jaringan alumni yang luas, reputasi historis yang kuat, serta potensi sumber daya manusia dapat menjadi energi positif jika dikelola dengan baik. Pertanyaan mendasar kemudian muncul: apakah modal itu akan terkubur akibat kepemimpinan yang lalai, atau justru dimanfaatkan untuk mengembalikan marwah universitas?

Pada akhirnya, FP-USU menegaskan, krisis yang menimpa USU merupakan pelajaran pahit. Universitas tidak runtuh karena tekanan eksternal, melainkan akibat kebobrokan internal. Jika USU ingin kembali meneguhkan perannya sebagai pionir pendidikan tinggi di bagian barat Indonesia, maka langkah yang harus ditempuh bukan hanya mengejar peringkat, tetapi memulihkan integritas kepemimpinan. Dan pekerjaan besar itu, kata mereka, harus dimulai sekarang juga sebelum semuanya terlambat.

Sementara itu, Webometrics juga merilis daftar 30 universitas terbaik di Indonesia edisi Juli 2025. Universitas Indonesia (UI) berada di peringkat pertama nasional sekaligus menempati posisi ke-409 di dunia. Disusul oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) di posisi kedua dan Universitas Airlangga (Unair) di urutan ketiga.

Berikut adalah 30 universitas terbaik di Indonesia versi Webometrics 2025 beserta peringkat globalnya:

1. Universitas Indonesia: Peringkat ke-409

2. Universitas Gadjah Mada: 539

3. Universitas Airlangga: 590

4. Institut Teknologi Bandung / Bandung Institute of Technology: 658

5. Universitas Padjadjaran Bandung: 723

6. Universitas Brawijaya: 747

7. Universitas Diponegoro: 784

8. IPB University / Bogor Agricultural University: 792

9. Universitas Sebelas Maret UNS Surakarta: 808

10. Telkom University / Universitas Telkom: 850

11. Universitas Pendidikan Indonesia: 876

12. Institut Teknologi Sepuluh Nopember: 888

13. Universitas Hasanuddin: 898

14. Universitas Negeri Malang: 951

15. Universitas Andalas: 979

16. Universitas Negeri Yogyakarta: 1017

17. Universitas Bina Nusantara: 1022

18. Universitas Negeri Padang: 1031

19. Universitas Syiah Kuala: 1039

20. Universitas Sumatera Utara: 1073

21. Universitas Negeri Semarang: 1170

22. Universitas Lampung: 1174

23. Universitas Sriwijaya: 1245

24. Universitas Riau: 1268

25. Universitas Muhammadiyah Malang: 1290

26. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta: 1299

27. Universitas Islam Negeri UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: 1310

28. Universitas Udayana: 1315

29. Universitas Jenderal Soedirman: 1331

30. Universitas Negeri Surabaya: 1339

Webometrics juga menegaskan komitmennya pada standar etika tinggi. Mereka tidak mentolerir praktik manipulasi peringkat seperti tautan buatan, konten duplikat, dan taktik SEO yang tidak etis, yang dapat menyebabkan sanksi atau penghapusan institusi dari daftar peringkat.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Letjen (Purn) Musa Bangun "Dukung" Visi Misi Hasim Purba

Letjen (Purn) Musa Bangun "Dukung" Visi Misi Hasim Purba

Pahami Isi Polis, Prudential Ingatkan Pentingnya Literasi Asuransi untuk Hindari Masalah Klaim

Pahami Isi Polis, Prudential Ingatkan Pentingnya Literasi Asuransi untuk Hindari Masalah Klaim

Pahami Isi Polis, Prudential Ingatkan Pentingnya Literasi Asuransi untuk Hindari Masalah Klaim

Pahami Isi Polis, Prudential Ingatkan Pentingnya Literasi Asuransi untuk Hindari Masalah Klaim

Forum Penyelamat USU Desak KPK Usut Dugaan Penyimpangan Aset dan Kasus Rektor

Forum Penyelamat USU Desak KPK Usut Dugaan Penyimpangan Aset dan Kasus Rektor

Hasil Seleksi Administrasi Calon Rektor USU, 8 Orang Akan Bertarung

Hasil Seleksi Administrasi Calon Rektor USU, 8 Orang Akan Bertarung

Babak Baru "Serangan" FP-USU, Penggunaan Rumah Dinas Rektor USU Ikut Dilaporkan ke KPK

Babak Baru "Serangan" FP-USU, Penggunaan Rumah Dinas Rektor USU Ikut Dilaporkan ke KPK

Komentar
Berita Terbaru