Seleksi Rektor USU Diminta Bebas dari Kepentingan Politik, 12 Nama Bakal Calon Mendaftar

Kitakini.news - Peneliti Serikat Masyarakat Demokrasi (SMD), Kristian R. Simarmata, meminta panitia penjaringancalon Rektor Universitas Sumatera Utara (USU), Senat Akademik, dan Majelis Wali Amanat (MWA) agar benar-benar selektif dalam menyeleksi calon rektor periode mendatang. Menurutnya, jabatan rektor bukan sekadar posisi administratif, melainkan amanah besar yang akan menentukan masa depan lembaga pendidikan tinggi negeri terbesar di Sumatera Utara tersebut.
Baca Juga:
Kristian menegaskan, USU bukan hanya milik civitas akademika, mahasiswa, atau alumni semata, melainkan juga kebanggaan sekaligus milik seluruh masyarakat Sumatera Utara. Karena itu, proses penjaringan rektor menjadi penting untuk dijaga agar tetap bersih, bebas dari kepentingan politik praktis, dan berorientasi pada penguatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat.
"Sangat miris saat ini, ketika USU sebagai kampus yang memiliki banyak akademisi yang mumpuni, tidak bersuara sama sekali ketika ada persoalan-persoalan besar yang tengah dihadapi bangsa ini. Ini yang harus kembali muncul dari USU," tambah Kris.
Ia menambahkan, figur calon rektor yang disaring oleh Senat Akademik nantinya harus benar-benar memiliki rekam jejak yang jelas. Setiap kandidat seharusnya menunjukkan prestasi, pengalaman kepemimpinan, entrepreneurship, serta gagasan program kerja yang konkret dan terobosan yang dapat membawa USU menuju kemajuan, bukan sekadar mengejar kepentingan pribadi.
Kristian juga mengingatkan agar jabatan rektor tidak dijadikan ajang untuk sekadar mencari kekuasaan atau bahkan menyeret kampus ke dalam politik praktis. Ia menilai sangat tidak masuk akal jika modal utama seorang kandidat hanya karena pernah sekali menjadi ketua panitia ajang olahraga, atau bahkan maju karena didorong kelompok tertentu yang ingin membalaskan dendam masa lalu.
"Hal-hal seperti itu justru akan merusak dunia akademik. Rektor harus dipilih dari insan akademik yang memiliki moral, integritas, dan visi membesarkan kampus, bukan sebaliknya," ujarnya.
Oleh sebab itu, Kristian menegaskan, Senat Akademik harus benar-benar jeli dan steril dari kepentingan sesaat dalam memilih calon. Ia mengingatkan, yang dipertaruhkan adalah masa depan lembaga pendidikan yang akan melahirkan generasi penerus bangsa yang berkualitas. Calon rektor, kata dia, seharusnya memiliki niat tulus untuk membesarkan USU dan mengembalikan reputasinya yang kini dinilai terus merosot akibat berbagai persoalan.
Sementara itu, kitakini.news telah berupaya meminta konfirmasi kepada panitia penjaringan melalui nomor 0813-7039-4xxx. Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada informasi resmi yang diberikan terkait daftar pendaftar.
Meski begitu, berdasarkan informasi yang dihimpun, sudah ada 12 bakal calon yang mendaftarkan diri. Beberapa nama yang muncul di antaranya Johny Marpaung, dosen Fakultas Kedokteran USU yang baru saja sukses menjadi ketua panitia "3rd International Indonesian Pencak Silat Open Championship 2025", kemudian Popy Anjelisa Zaitun Hasibuan yang saat ini menjabat sebagai Wakil Rektor III USU, serta Syahril Efendi yang menjabat sebagai Kepala Laboratorium Sistem Informasi Prodi S1 Ilmu Komputer FMIPA USU sejak 2005 hingga sekarang. Selain itu ada juga Isfenti Sadalia, Dekan Fakultas Vokasi, Muryanto Amin yang saat ini masih menjabat sebagai Rektor USU.
Terakhir yang baru mendaftar pada Selasa, adalah Hasyim Purba, Guru Besar Ilmu Hukum Fakultas Hukum USU yang juga menjabat sebagai Ketua Program Studi Magister Kenotariatan periode 2021–2026.

Relawan Prabowo Ingatkan Penjaringan Rektor USU Harus Bebas dari Politik Praktis

OJK Luncurkan Sistem Perizinan Terintegrasi

Ilmuwan China Coba Paru-paru Babi untuk Manusia

Kecap Ikan Berusia 1800 Tahun Ditemukan di Spanyol

Kurangi Risiko Kematian Dini, Cukup 7 Ribu Langkah per Hari
