Bukan Sekadar Teori, AEC Tawarkan Belajar Inggris Lewat English Zone hingga Praktik Langsung dengan Turis

Irwan memulai kariernya sebagai pengajar bahasa Inggris pada tahun 2002, setelah menyelesaikan pendidikan SMA. "Saya mulai dengan mengajar di rumah-rumah, menawarkan diri sebagai guru bahasa Inggris," kenangnya. Meskipun menghadapi berbagai kesulitan di awal, dengan tekad dan semangat yang tinggi, Irwan berhasil menarik perhatian siswa-siswa di sekitarnya. "Saya bahkan pernah menghentikan anak-anak sekolah dan menawarkan pelajaran bahasa Inggris. Awalnya mereka ragu, tetapi akhirnya banyak yang mau belajar," ujarnya, Kamis (21/8/2025).
Baca Juga:
Setelah memasuki kuliah di jurusan Bahasa Inggris pada tahun 2003, Irwan semakin serius dalam mengembangkan usahanya. "Banyak siswa yang meminta sertifikat, jadi saya mengajukan izin ke Dinas Pendidikan untuk mendirikan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) dengan nama Accelerated English Centre," jelasnya. Dengan izin tersebut, AEC resmi berdiri dan mulai mendapatkan perhatian dari masyarakat. Awalnya AEC berdiri di Jalan Kangkung, Pringgan.
Namun, perjalanan Irwan tidak selalu mulus. Ketika pandemi COVID-19 melanda, AEC yang telah memiliki 11 cabang di Sumatera Utara terpaksa menutup beberapa cabangnya. "Saya hanya bisa menyisakan tiga cabang yang beroperasi. Itu adalah masa-masa sulit, tetapi saya menyadari bahwa lembaga pendidikan tetap dibutuhkan," ungkapnya. Dari situ, Irwan fokus pada peningkatan kualitas AEC, yang berujung pada kepercayaan masyarakat yang semakin meningkat.
Saat ini, AEC telah berkembang pesat dengan sembilan cabang di berbagai lokasi di Sumatera Utara, termasuk Medan, Kabanjahe, dan Pematangsiantar. Irwan memastikan bahwa setiap cabang memiliki kualitas pengajaran yang sama dengan memilih pengajar yang berkualitas melalui proses seleksi yang ketat. "Kami melakukan wawancara, micro-teaching, dan observasi langsung untuk memastikan kualitas pengajaran," tegasnya.
Salah satu keunikan AEC adalah penerapan metode pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan. Irwan memperkenalkan konsep English Zone, Games and Quiz, serta outing class, di mana siswa dapat berlatih berbicara langsung dengan wisatawan mancanegara. Ada juga program Rujak Party, di mana setiap siswa akan berkompetisi dalam beberapa kegiatan berbahasa Inggris. "Kami ingin siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga praktik langsung dalam situasi nyata," jelasnya. Outing class ini memberikan pengalaman berharga bagi siswa untuk berinteraksi dan berlatih bahasa Inggris secara langsung.
Irwan juga dikenal sebagai motivator dan penulis nasional. Kisah hidupnya yang inspiratif, di mana ia mampu mandiri dan membantu keluarganya, telah menginspirasi banyak orang. "Saya sering diundang untuk berbagi pengalaman dan motivasi. Buku saya, 'Action Power', bahkan pernah menjadi bestseller," ungkapnya.
Dengan semangat yang tak pernah padam, Irwan terus berupaya mengembangkan AEC agar dapat memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat. "Saya ingin AEC menjadi tempat di mana setiap orang bisa belajar bahasa Inggris dengan cara yang menyenangkan dan efektif," tutupnya.

Sebanyak 11.000 Pelajar se-Indonesia Ikut Pemecahan Rekor MURI Asesmen Bahasa Inggris

Tinggal di Amerika, Atiek CB Tak bisa Bahasa Inggris

Binsar Simarmata Apresiasi Bimbel Almasa Education Centre
