Senin, 13 Oktober 2025

Kasus Pembacokan, PPP Padangsidimpuan Apresiasi Langkah Polres

Efendi Jambak - Jumat, 18 Juli 2025 13:57 WIB
Kasus Pembacokan, PPP Padangsidimpuan Apresiasi Langkah Polres
Teks foto : Ketua DPC PPP Kota Padangsidimpuan Hasanuddin Sipahutar. (Efendi Jambak)

Kitakini.news -DPC PPP Kota Padangsidimpuan mengapresiasi langkah tegas dan cepat Polres Padangsidimpuan yang dipimpin AKBP Dr Wira Prayatna yang berhasil menangkap preman "kampung" yang membacok pedagang kecil "bakso" akibat tidak memberikan yang uang keamanan.

Baca Juga:

Kami sangat apresiasi langkah personil Polres Padangsidimpuan yang dipimpin AKBP Wira dalam hitungan singkat berhasil menangkap pelaku pembacokan yang terjadi menjelang solat Jumat (18/7/2025) siang tadi, ucap Ketua DPC PPP Hasanuddin Sipahutar.

"Kota Padangsidimpuan ini harus aman dari aksi pemerasan, penganiyaan dan premanisme agar warga yang melintas dan yang tinggal di Kota Padangsidimpuan terlindungi dari aspek hukum dan bisnisnya," kata Hasan.

Kasus premanisme dengan modus pemerasan dengan cara paksa menggunakan senjata tajam harus dibuat terang benderang, hukum harus ditegakkan biar tidak terjadi hal yang serupa di Kota Padangsidimpuan, kita tidak mau Kota Padangsidimpuan ini dijadikan kota preman, harap Hasan.

Sebelumnya, Seorang pria yang bekerja pedagang bakso keliling, Henry Saputra Bangun (27), warga Batunadua Julu, Kota Padangsidimpuan mengalami pembacokan pria yang mengaku sebagai preman setempat.

Pembacokan itu di Jalan Mesjid Raya, Lingkungan Kantin, Kelurahan Wek IV, Kecamatan Padangsidimpuan Utara, Kota Padangsidimpuan, Jumat, sekitar pukul 11.20 WIB.

Tampak pedagang bakso tersebut mengalami luka di bagian telinga akibat bacokan dari preman setempat dengan baju penuh darah, kondisi saat ini tengah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Padangsidimpuan.

Menurut keterangan korban, peristiwa bermula ketika dirinya sedang berjualan bakso di dekat SMP Negeri 1 Padangsidimpuan. Seorang pria yang tidak dikenalnya menghampiri dan meminta uang keamanan.

"Dia minta uang keamanan. Saya kasih Rp5 ribu, tapi dia minta Rp10 ribu. Karena saya merasa tidak ada dasar permintaan itu, kami sempat cekcok, dan dia langsung membacok saya dengan senjata tajam," kata Henry di RSUD Padangsidimpuan.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: M Iqbal
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru