Wali Kota Medan dan Istri Bongkar Rahasia Dapur Fotografi di Hadapan Pegawai Pemko

Ekspresi terkejut dan kagum terlihat jelas di wajah para peserta workshop. Mereka tidak menyangka bahwa Rico Waas dan Airin Rico Waas memiliki kedekatan dengan dunia desain grafis dan fotografi. Menariknya, Airin pernah berkarir sebagai editor foto profesional di salah satu wedding organizer terkemuka di Indonesia.
Baca Juga:
"Fotografi adalah seni. Seni dalam menangkap cahaya dan momen," ungkap Airin Rico Waas saat membuka sesi pemaparannya.
Bersama Rico Waas, Ketua TP PKK Medan ini berbagi pengalaman sebagai fotografer dan editor foto. Mereka mengingatkan peserta bahwa setiap foto harus memiliki cerita. Selain itu, mereka juga mengajak peserta untuk memahami unsur estetika, titik fokus, dan pesan sosial yang dapat disampaikan dalam satu bingkai gambar. Semua disampaikan dengan cara yang komunikatif dan diselingi humor.
Dalam workshop tersebut, Airin dan Rico Waas juga menganalisis karya-karya foto yang dihasilkan oleh pegawai di lingkungan Pemko Medan, baik dari segi teknis maupun praktis. Salah satu foto yang mendapat pujian adalah karya Hafizal Darus, Ketua Tim Bidang Komunikasi Publik Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan.
Foto Hafizal Darus—yang akrab disapa Paul—mendokumentasikan kunjungan Rico Waas ke salah satu sekolah di Kecamatan Medan Belawan dengan cara yang estetik dan bercerita. Dalam foto tersebut, terlihat proses belajar mengajar, dan sosok Rico Waas tampak dari dinding kelas yang bolong.
Rico Waas menilai bahwa karya Paul berhasil menyampaikan pesan yang kuat. Ia menyebutkan ada tiga pesan yang terkandung dalam foto tersebut.
"Pertama, kita melihat adanya kegiatan belajar mengajar. Kedua, ada pesan mengenai sarana dan prasarana yang perlu diperhatikan. Dan ketiga, saya ada di sana. Meskipun terlihat dari belakang, semua orang tahu itu saya."
Di sisi lain, Rico Waas dan Airin Rico Waas juga menekankan pentingnya proses editing. Menurut Airin, editing berfungsi untuk memaksimalkan kekuatan foto dan menghilangkan elemen yang tidak perlu.
"Semua harus dimulai dengan konsep dan eksekusi yang tepat, sesuai dengan situasi," pesan Airin Rico Waas.
Rico Waas menambahkan bahwa proses editing dapat membuat visual tampil lebih optimal tanpa menghilangkan esensi cerita. Ia memberikan contoh perbedaan antara hasil tangkapan kamera biasa dan kamera profesional, serta bagaimana saturasi dan pencahayaan dapat meningkatkan kualitas gambar.
"Peralatan itu penting, tetapi yang lebih utama adalah ide dan rasa. Namun, editing tetap krusial untuk memperkuat atau menyederhanakan pesan visual," jelasnya.
Airin Rico Waas juga mengingatkan peserta tentang hal-hal yang perlu dihindari saat memotret pimpinan. Ia menekankan bahwa pimpinan adalah representasi lembaga, sehingga pemotret harus memperhatikan pencahayaan, ekspresi wajah, latar belakang, pose, dan kerapian.
"Hindari memotret dengan cahaya yang kuat dari belakang. Wajah akan tampak gelap dan tidak jelas. Sebaiknya, gunakan pencahayaan yang seimbang, posisikan cahaya dari depan atau samping."
Ia juga mengingatkan untuk menghindari ekspresi wajah yang tidak natural dan menunggu momen dengan ekspresi yang alami. Selain itu, latar belakang foto harus sesuai dengan konteks resmi dan menghindari objek mencolok yang dapat mengalihkan perhatian dari subjek utama.
Tidak hanya itu, Airin Rico Waas juga menekankan agar objek tidak terjebak dalam pose yang canggung dan kaku, serta memastikan pakaian terlihat rapi.
"Detail kecil dapat membuat foto terlihat lebih profesional dan berwibawa," pesannya.

Hadiri Maulid Nabi, Rico Waas Tegaskan Ketenteraman Keluarga Kunci Kedamaian Medan

Medan Kunci Juara Umum Kejuaraan Judo Terbuka Piala Wali Kota 2025

Wali Kota Medan Sampaikan Nota Pengantar Perubahan APBD 2025 dalam Rapat Paripurna Daring DPRD

Wali Kota Medan: Setiap Keringat Adalah Semangat untuk Pejuang Penyakit

Meriahkan Car Free Day, Wali Kota Medan Serahkan Sertifikat Halal kepada Pelaku UMKM
